27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Lawan COVID-19, Singapura Tutup Akses Masuk Mulai 23 Maret

Singapura
akhirnya memutuskan menutup akses masuk bagi pengunjung. Hal itu diungkapkan
Ministry of Health (MOH) atau Kementerian Kesehatan Singapura guna mencegah
kasus impor COVID-19 di Singapura yang mungkin dibawa oleh para wisatawan.

Dilansir JawaPos.com dari Channel
News Asia
, Minggu (22/3), pembatasan tersebut akan berlaku pada
11.59 malam pada hari Senin besok (23/3). “Ini juga (dilakukan) untuk menghemat
sumber daya sehingga kami dapat fokus pada warga Singapura saja,” jelas pihak
MOH.

Diungkapkan, hampir 80 persen kasus COVID-19 baru Singapura
selama tiga hari terakhir berasal dari kasus impor. Yakni berasal dari sebagian
besar warga Singapura dan pemegang Long Term Pass yang kembali dari luar
negeri.

“Kasus impor ini memiliki sejarah perjalanan ke 22 negara yang
berbeda,” imbuh pihak MOH.

Baca Juga :  Demi Fitnah Mantan, Wanita Ini Bikin 30 Akun Medsos Palsu

Meksi menyatakan menutup akses dari luar, Singapura memberikan
pengecualian. Yakni ada pihak yang masih bisa mausk atau transit di Singpura.
Misalnya orang yang memegang izin kerja untuk  layanan penting, seperti
perawatan kesehatan.

Seperti yang diumumkan sebelumnya, semua warga Singapura dan
pemegang paspor jangka panjang di Singapura, diperintahkan tinggal di rumah
selama 14 hari.

Pembatasan terbaru diumumkan sehari setelah Singapura
mengonfirmasi dua kematian pertamanya karena penyakit tersebut. Yakni seorang
wanita Singapura berusia 75 tahun dan seorang pria Indonesia berusia 64 tahun
meninggal karena komplikasi akibat COVID-19 pada Sabtu (21/3) pagi.

Wanita itu, yang dikenal sebagai kasus 90, memiliki riwayat
penyakit jantung kronis dan hipertensi. Dia terhubung dengan cluster di The
Life Church and Missions Singapore.

Baca Juga :  Korut Larang Warganya Tiru Budaya Korsel, Pelanggar Bisa Dihukum Mati

Pasien kedua, yang dikenal sebagai kasus 212, adalah seorang
pria Indonesia berusia 64 tahun dengan riwayat penyakit jantung. Singapura
telah mengonfirmasi 47 kasus baru virus korona pada hari Sabtu, sehingga total
nasional menjadi 432.

Untuk mengurangi risiko penularan lokal, langkah-langkah yang
lebih ketat pun telah diumumkan pada hari Jumat. Termasuk melarang semua acara
dan pertemuan dengan 250 atau lebih peserta.

Operator tempat umum, seperti toko ritel dan gerai makanan dan
minuman (F&B), juga harus melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan
pemisahan setidaknya 1 juta orang. Negara ini juga meluncurkan aplikasi seluler
TraceTogether baru dalam upaya untuk mempercepat upaya pelacakan kontak.

Singapura
akhirnya memutuskan menutup akses masuk bagi pengunjung. Hal itu diungkapkan
Ministry of Health (MOH) atau Kementerian Kesehatan Singapura guna mencegah
kasus impor COVID-19 di Singapura yang mungkin dibawa oleh para wisatawan.

Dilansir JawaPos.com dari Channel
News Asia
, Minggu (22/3), pembatasan tersebut akan berlaku pada
11.59 malam pada hari Senin besok (23/3). “Ini juga (dilakukan) untuk menghemat
sumber daya sehingga kami dapat fokus pada warga Singapura saja,” jelas pihak
MOH.

Diungkapkan, hampir 80 persen kasus COVID-19 baru Singapura
selama tiga hari terakhir berasal dari kasus impor. Yakni berasal dari sebagian
besar warga Singapura dan pemegang Long Term Pass yang kembali dari luar
negeri.

“Kasus impor ini memiliki sejarah perjalanan ke 22 negara yang
berbeda,” imbuh pihak MOH.

Baca Juga :  Demi Fitnah Mantan, Wanita Ini Bikin 30 Akun Medsos Palsu

Meksi menyatakan menutup akses dari luar, Singapura memberikan
pengecualian. Yakni ada pihak yang masih bisa mausk atau transit di Singpura.
Misalnya orang yang memegang izin kerja untuk  layanan penting, seperti
perawatan kesehatan.

Seperti yang diumumkan sebelumnya, semua warga Singapura dan
pemegang paspor jangka panjang di Singapura, diperintahkan tinggal di rumah
selama 14 hari.

Pembatasan terbaru diumumkan sehari setelah Singapura
mengonfirmasi dua kematian pertamanya karena penyakit tersebut. Yakni seorang
wanita Singapura berusia 75 tahun dan seorang pria Indonesia berusia 64 tahun
meninggal karena komplikasi akibat COVID-19 pada Sabtu (21/3) pagi.

Wanita itu, yang dikenal sebagai kasus 90, memiliki riwayat
penyakit jantung kronis dan hipertensi. Dia terhubung dengan cluster di The
Life Church and Missions Singapore.

Baca Juga :  Korut Larang Warganya Tiru Budaya Korsel, Pelanggar Bisa Dihukum Mati

Pasien kedua, yang dikenal sebagai kasus 212, adalah seorang
pria Indonesia berusia 64 tahun dengan riwayat penyakit jantung. Singapura
telah mengonfirmasi 47 kasus baru virus korona pada hari Sabtu, sehingga total
nasional menjadi 432.

Untuk mengurangi risiko penularan lokal, langkah-langkah yang
lebih ketat pun telah diumumkan pada hari Jumat. Termasuk melarang semua acara
dan pertemuan dengan 250 atau lebih peserta.

Operator tempat umum, seperti toko ritel dan gerai makanan dan
minuman (F&B), juga harus melakukan tindakan pencegahan untuk memastikan
pemisahan setidaknya 1 juta orang. Negara ini juga meluncurkan aplikasi seluler
TraceTogether baru dalam upaya untuk mempercepat upaya pelacakan kontak.

Terpopuler

Artikel Terbaru