28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Saudi Berlakukan Lockdown saat Idulfitri

PEMERINTAH Arab Saudi memberlakukan kebijakan lockdown secara
nasional saat libur Idulfitri untuk mencegah penyebaran virus corona
(Covid-19). Pemberlakukan libur Hari Raya dimulai dari 23 sampai 27 Mei 2020.

Kementerian Dalam Negeri
mengambil keputusan tersebut pada Selasa (12/5), ketika jumlah paparan virus
melonjak. Arab saat ini menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di
wilayah Teluk.

Penguncian wilayah sudah
dilakukan di banyak lokasi, namun bulan lalu pemerintah melonggarkan pembatasan
pada pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Mal dan toko sudah kembali
dibuka, kecuali di lokasi-lokasi tertentu termasuk Mekah yang merupakan daerah
dengan kasus tinggi meskipun telah dilakukan penguncian wilayah secara ketat.

Upaya lain yang dilakukan Saudi
untuk mengontrol penyebaran virus corona adalah menutup bioskop dan restoran
serta menghentikan penerbangan.

Arab Saudi sebelumnya juga telah
menghentikan kegiatan umrah karena khawatir akan penyebaran penyakit di kota suci
Mekah.

Pihak berwenang belum mengumumkan
kegiatan haji tahun ini, yang dijadwalkan berlangsung akhir Juli. Kendati
demikian umat Islam di dunia diharap menunda sementara persiapan perjalanan
haji.

Baca Juga :  Satu Jam Sebelum Peluncuran, India Batalkan Misi ke Bulan

Raja Salman telah memperingatkan
situasi pelik yang akan dihadapi sebagai dampak dari pandemi ini, karena selain
masalah kesehatan dan keselamatan warga ada pula problem harga minyak yang
jatuh dan memukul ekonomi.

Kementerian Kesehatan Saudi
menyatakan, pada Selasa (12/5), jumlah kematian Covid-19 meningkat menjadi 264
dari total kasus 42.925, sementara 15.257 orang telah pulih.

Selain itu, Kerajaan Arab Saudi
juga mencatat sembilan kasus baru kematian akibat pandemi corona. Dengan
begitu, total pasien meninggal karena Covid-19 di negara itu kini menjadi 264
jiwa.

“Dari kasus-kasus baru yang
dilaporkan pada hari ini, 31 persennya diidap oleh warga Negara Arab Saudi,”
kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr Muhammad Al-Abdul Ali,
seperti dikutip oleh Saudi Press Agency (SPA), Rabu (13/5).

Dari kasus baru yang dilaporkan
tersebut, 82 persennya adalah laki-laki, sedangkan 18 persen adalah pasien
perempuan. Sementara itu, Arab Saudi juga mencatat 15.257 pasien sembuh dari
Covid-19 sampai sejauh ini.

Baca Juga :  PBB dan Amnesty Internasional Desak Penyelidikan Kematian Morsi

Al-Abdul Ali mengatakan, dari
1.911 kasus baru itu, Riyadh menduduki urutan teratas dengan 443 kasus.
Kemudian diikuti oleh Makkah 407 kasus, Jeddah 306 kasus, dan Madinah 176
kasus.

Berikutnya, ada 91 kasus infeksi
Covid-19 di Hufof, 78 di Dammam, 74 di al-Khobar, 57 di al-Majma’h, 42 di
Hadda, 33 di Jubail, dan 27 kasus di Tabuk.

Selanjutnya, 18 kasus ditemukan
di masing-masing di daerah Dhahran, Qarah, dan Hazem al-Jalamid; 17 kasus
masing-masing di Qatif dan Baish, 16 kasus masing-masing dalam Taif dan Hail,
serta 10 kasus di al-Kharj.

Selain itu, ada 47 kasus
dilaporkan dari berbagai kota kecil dan kecil di seluruh Kerajaan Arab Saudi.
Al-Abdul Ali pun kemabli meminta warga dan penduduk non warganegara untuk
mematuhi tindakan pencegahan, termasuk menjaga jarak sosial antarindividu selama
pandemi.

PEMERINTAH Arab Saudi memberlakukan kebijakan lockdown secara
nasional saat libur Idulfitri untuk mencegah penyebaran virus corona
(Covid-19). Pemberlakukan libur Hari Raya dimulai dari 23 sampai 27 Mei 2020.

Kementerian Dalam Negeri
mengambil keputusan tersebut pada Selasa (12/5), ketika jumlah paparan virus
melonjak. Arab saat ini menjadi negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di
wilayah Teluk.

Penguncian wilayah sudah
dilakukan di banyak lokasi, namun bulan lalu pemerintah melonggarkan pembatasan
pada pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Mal dan toko sudah kembali
dibuka, kecuali di lokasi-lokasi tertentu termasuk Mekah yang merupakan daerah
dengan kasus tinggi meskipun telah dilakukan penguncian wilayah secara ketat.

Upaya lain yang dilakukan Saudi
untuk mengontrol penyebaran virus corona adalah menutup bioskop dan restoran
serta menghentikan penerbangan.

Arab Saudi sebelumnya juga telah
menghentikan kegiatan umrah karena khawatir akan penyebaran penyakit di kota suci
Mekah.

Pihak berwenang belum mengumumkan
kegiatan haji tahun ini, yang dijadwalkan berlangsung akhir Juli. Kendati
demikian umat Islam di dunia diharap menunda sementara persiapan perjalanan
haji.

Baca Juga :  Satu Jam Sebelum Peluncuran, India Batalkan Misi ke Bulan

Raja Salman telah memperingatkan
situasi pelik yang akan dihadapi sebagai dampak dari pandemi ini, karena selain
masalah kesehatan dan keselamatan warga ada pula problem harga minyak yang
jatuh dan memukul ekonomi.

Kementerian Kesehatan Saudi
menyatakan, pada Selasa (12/5), jumlah kematian Covid-19 meningkat menjadi 264
dari total kasus 42.925, sementara 15.257 orang telah pulih.

Selain itu, Kerajaan Arab Saudi
juga mencatat sembilan kasus baru kematian akibat pandemi corona. Dengan
begitu, total pasien meninggal karena Covid-19 di negara itu kini menjadi 264
jiwa.

“Dari kasus-kasus baru yang
dilaporkan pada hari ini, 31 persennya diidap oleh warga Negara Arab Saudi,”
kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr Muhammad Al-Abdul Ali,
seperti dikutip oleh Saudi Press Agency (SPA), Rabu (13/5).

Dari kasus baru yang dilaporkan
tersebut, 82 persennya adalah laki-laki, sedangkan 18 persen adalah pasien
perempuan. Sementara itu, Arab Saudi juga mencatat 15.257 pasien sembuh dari
Covid-19 sampai sejauh ini.

Baca Juga :  PBB dan Amnesty Internasional Desak Penyelidikan Kematian Morsi

Al-Abdul Ali mengatakan, dari
1.911 kasus baru itu, Riyadh menduduki urutan teratas dengan 443 kasus.
Kemudian diikuti oleh Makkah 407 kasus, Jeddah 306 kasus, dan Madinah 176
kasus.

Berikutnya, ada 91 kasus infeksi
Covid-19 di Hufof, 78 di Dammam, 74 di al-Khobar, 57 di al-Majma’h, 42 di
Hadda, 33 di Jubail, dan 27 kasus di Tabuk.

Selanjutnya, 18 kasus ditemukan
di masing-masing di daerah Dhahran, Qarah, dan Hazem al-Jalamid; 17 kasus
masing-masing di Qatif dan Baish, 16 kasus masing-masing dalam Taif dan Hail,
serta 10 kasus di al-Kharj.

Selain itu, ada 47 kasus
dilaporkan dari berbagai kota kecil dan kecil di seluruh Kerajaan Arab Saudi.
Al-Abdul Ali pun kemabli meminta warga dan penduduk non warganegara untuk
mematuhi tindakan pencegahan, termasuk menjaga jarak sosial antarindividu selama
pandemi.

Terpopuler

Artikel Terbaru