25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Militer Keluarkan Surat Penangkapan 40 Artis

PROKALTENG.CO – Junta Militer Myanmar kembali mengeluarkan surat
perintah penangkapan. Surat tersebut ditujukan kepada hampir 40 artis, termasuk
influencer, penyanyi hingga model, yang terus menyuarakan protes dan menentang
aturan militer.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/4/2021), surat
perintah penangkapan ditujukan di bawah undang-undang yang melarang untuk
melakukan hasutan kepada angkatan bersenjata, terkait perbedaan pendapat.

Pengumuman yang disampaikan
melalui siaran media pemerintah pada hari Jumat dan Sabtu, 2-3 April 2021,
mengancam akan memberikan hukuman hingga tiga tahun penjara.

Junta Militer Myanmar telah
mematikan data seluler dan memerintahkan penyedia internet untuk memutus
broadband nirkabel, merampas akses sebagian besar pelanggan, meskipun beberapa
pesan dan gambar masih bisa diunggah dan dibagikan di media sosial.

Artis Bersembunyi

Pada protes hari Minggu ini, demonstran
menjadikan telur Paskah sebagai simbol pembangkangan. Mereka memposting gambar
telur dengan slogan penentangan terhadap junta.

Baca Juga :  TKI Tewas Dimakan Buaya di Sarawak Malaysia

“Kita Harus Menang”,
“Revolusi Musim Semi” dan “Keluar MAH” sengaja dilukis di
atas sejumlah telur dalam foto-foto yang dimuat di media sosial, pesan terakhir
disebut mengacu pada pemimpin junta Min Aung Hlaing.

Artis Myanmar, Paing Phyoe Thu,
yang secara teratur menghadiri aksi unjuk rasa di kota utama Yangon dalam
beberapa minggu setelah kudeta, mengatakan dia tidak akan takut dengan ancaman
penangkapan.

“Apakah surat perintah telah
dikeluarkan atau tidak, selama saya masih hidup, saya akan menentang
kediktatoran militer yang menindas dan membunuh orang. Revolusi harus
menang,” katanya di Facebook.

Keberadaan Paing Phyoe Thu belum
diketahui hingga saat ini. Ia diduga berada di lokasi persembunyian.

Baca Juga :  DPR AS Resmi Makzulkan Donald Trump

Sementara itu, salah satu
terdakwa, blogger Thurein Hlaing Win, mengatakan kepada Reuters bahwa dia
terkejut melihat dirinya dicap sebagai penjahat di televisi dan kini harus
bersembunyi.

Militer Myanmar memerintah dengan
tangan besi setelah merebut kekuasaan dalam kudeta 1962 hingga mulai menarik
diri dari politik sipil satu dekade lalu, membebaskan Suu Kyi dari tahanan
rumah selama bertahun-tahun dan melakukan pemilihan umum pada 2015, yang dimenangkan
oleh partai Suu Kyi.

Banyak orang di Myanmar, terutama
anak-anak muda, tidak dapat menerima kembalinya pemerintahan yang dibawahi oleh
para jenderal.

Kudeta juga memicu bentrokan
dengan sejumlah etnis minoritas, yang kini mengumumkan dukungan untuk gerakan
pro-demokrasi.

PROKALTENG.CO – Junta Militer Myanmar kembali mengeluarkan surat
perintah penangkapan. Surat tersebut ditujukan kepada hampir 40 artis, termasuk
influencer, penyanyi hingga model, yang terus menyuarakan protes dan menentang
aturan militer.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (4/4/2021), surat
perintah penangkapan ditujukan di bawah undang-undang yang melarang untuk
melakukan hasutan kepada angkatan bersenjata, terkait perbedaan pendapat.

Pengumuman yang disampaikan
melalui siaran media pemerintah pada hari Jumat dan Sabtu, 2-3 April 2021,
mengancam akan memberikan hukuman hingga tiga tahun penjara.

Junta Militer Myanmar telah
mematikan data seluler dan memerintahkan penyedia internet untuk memutus
broadband nirkabel, merampas akses sebagian besar pelanggan, meskipun beberapa
pesan dan gambar masih bisa diunggah dan dibagikan di media sosial.

Artis Bersembunyi

Pada protes hari Minggu ini, demonstran
menjadikan telur Paskah sebagai simbol pembangkangan. Mereka memposting gambar
telur dengan slogan penentangan terhadap junta.

Baca Juga :  TKI Tewas Dimakan Buaya di Sarawak Malaysia

“Kita Harus Menang”,
“Revolusi Musim Semi” dan “Keluar MAH” sengaja dilukis di
atas sejumlah telur dalam foto-foto yang dimuat di media sosial, pesan terakhir
disebut mengacu pada pemimpin junta Min Aung Hlaing.

Artis Myanmar, Paing Phyoe Thu,
yang secara teratur menghadiri aksi unjuk rasa di kota utama Yangon dalam
beberapa minggu setelah kudeta, mengatakan dia tidak akan takut dengan ancaman
penangkapan.

“Apakah surat perintah telah
dikeluarkan atau tidak, selama saya masih hidup, saya akan menentang
kediktatoran militer yang menindas dan membunuh orang. Revolusi harus
menang,” katanya di Facebook.

Keberadaan Paing Phyoe Thu belum
diketahui hingga saat ini. Ia diduga berada di lokasi persembunyian.

Baca Juga :  DPR AS Resmi Makzulkan Donald Trump

Sementara itu, salah satu
terdakwa, blogger Thurein Hlaing Win, mengatakan kepada Reuters bahwa dia
terkejut melihat dirinya dicap sebagai penjahat di televisi dan kini harus
bersembunyi.

Militer Myanmar memerintah dengan
tangan besi setelah merebut kekuasaan dalam kudeta 1962 hingga mulai menarik
diri dari politik sipil satu dekade lalu, membebaskan Suu Kyi dari tahanan
rumah selama bertahun-tahun dan melakukan pemilihan umum pada 2015, yang dimenangkan
oleh partai Suu Kyi.

Banyak orang di Myanmar, terutama
anak-anak muda, tidak dapat menerima kembalinya pemerintahan yang dibawahi oleh
para jenderal.

Kudeta juga memicu bentrokan
dengan sejumlah etnis minoritas, yang kini mengumumkan dukungan untuk gerakan
pro-demokrasi.

Terpopuler

Artikel Terbaru