26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Di Negara Ini, Tidak Menggunakan Masker Akan Dipenjara Dua Tahun

PROKALTENG.CO – Pandemi Corona Virus Desease 2019 atau Covid-19
telah melanda ratusan negara di lima benua. Berbagai upaya pun dilakukan
pemerintah masing-masing untuk menekan penyebaran, di antaranya dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat, hingga lockdown.

Di Afrika, Ethiopia merupakan
salah satu negara yang mengancam akan memenjarakan warganya selama dua tahun,
jika mereka melanggar protokol kesehatan Covid-19, seperti tak menggunakan
masker di ruang publik.

Selain masker, larangan itu juga
berlaku untuk berjabat tangan, dan larangan berkerumun dengan menjaga jarak
sekitar empat kaki pada dua orang dewasa.

Aturan baru itu mengizinkan denda
dan penjara selama dua tahun bagi siapapun yang melanggar protokol, menurut
pernyataan Kantor Kejaksaan Negeri setempat di laman Facebooknya.

Baca Juga :  Keluarga Duterte Dominasi Pemilu Filipina

“Sekarang sepertinya
Covid-19 sudah hilang, masyarakat sudah tak peduli. Ini berpotensi meningkatkan
penularan dan menjadi ancaman bagi negara,” kata Menteri Kesehatan Lia
Tadesse, lewat akun Twitternya.

Selain memberikan hukuman
penjara, Ethiopia juga menunda pemilihan daerah dan perlemen yang seharusnya
berlangsung pada Agustus akibat pandemi. Pemilihan direncanakan berlangsung
tahun depan.

Ethiopia mengumumkan status
darurat Covid-19 sejak April, dan kemudian melonggarkannya pada September.
Kementerian kesehatan mencatat terdapat 91.118 kasus Covid-19, 1.384 kematian,
dan 44.506 pasien sembuh, hingga saat ini.

Kasus sempat meningkat tiga kali
lipat pada akhir Agustus, meski sulit untuk mengetahui jumlah sebenarya
lantaran terbatasnya sumberdaya. Sedikitnya 79 orang meninggal selama pekan
lalu, dan kurang 2 persen dari angka kematian sebenarnya, bisa tercatat
pemerintah.

Baca Juga :  Keluarga George Floyd Tak Terima, Gedung Putih Dikepung Massa

Jika dibandingkan dengan negara
Eropa dan Amerika, Afrika cenderung memiliki kasus yang jauh lebih rendah. Para
ahli menduga faktor populasi penduduk yang tak padat, penghuni yang sebagian
besar berusia muda, dan upaya pencegahan secara dini, berdampak positif pada
sedikitnya kasus dan korban akibat Covid-19.

PROKALTENG.CO – Pandemi Corona Virus Desease 2019 atau Covid-19
telah melanda ratusan negara di lima benua. Berbagai upaya pun dilakukan
pemerintah masing-masing untuk menekan penyebaran, di antaranya dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat, hingga lockdown.

Di Afrika, Ethiopia merupakan
salah satu negara yang mengancam akan memenjarakan warganya selama dua tahun,
jika mereka melanggar protokol kesehatan Covid-19, seperti tak menggunakan
masker di ruang publik.

Selain masker, larangan itu juga
berlaku untuk berjabat tangan, dan larangan berkerumun dengan menjaga jarak
sekitar empat kaki pada dua orang dewasa.

Aturan baru itu mengizinkan denda
dan penjara selama dua tahun bagi siapapun yang melanggar protokol, menurut
pernyataan Kantor Kejaksaan Negeri setempat di laman Facebooknya.

Baca Juga :  Keluarga Duterte Dominasi Pemilu Filipina

“Sekarang sepertinya
Covid-19 sudah hilang, masyarakat sudah tak peduli. Ini berpotensi meningkatkan
penularan dan menjadi ancaman bagi negara,” kata Menteri Kesehatan Lia
Tadesse, lewat akun Twitternya.

Selain memberikan hukuman
penjara, Ethiopia juga menunda pemilihan daerah dan perlemen yang seharusnya
berlangsung pada Agustus akibat pandemi. Pemilihan direncanakan berlangsung
tahun depan.

Ethiopia mengumumkan status
darurat Covid-19 sejak April, dan kemudian melonggarkannya pada September.
Kementerian kesehatan mencatat terdapat 91.118 kasus Covid-19, 1.384 kematian,
dan 44.506 pasien sembuh, hingga saat ini.

Kasus sempat meningkat tiga kali
lipat pada akhir Agustus, meski sulit untuk mengetahui jumlah sebenarya
lantaran terbatasnya sumberdaya. Sedikitnya 79 orang meninggal selama pekan
lalu, dan kurang 2 persen dari angka kematian sebenarnya, bisa tercatat
pemerintah.

Baca Juga :  Keluarga George Floyd Tak Terima, Gedung Putih Dikepung Massa

Jika dibandingkan dengan negara
Eropa dan Amerika, Afrika cenderung memiliki kasus yang jauh lebih rendah. Para
ahli menduga faktor populasi penduduk yang tak padat, penghuni yang sebagian
besar berusia muda, dan upaya pencegahan secara dini, berdampak positif pada
sedikitnya kasus dan korban akibat Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru