30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria

PROKALTENG.CO-Tahun 2020 tidak akan pernah dilupakan
dalam sejarah kesehatan umat manusia seluruh dunia. Munculnya kasus Covid-19
kali pertama di Wuhan, Tiongkok, dituduhkan berawal dari pasar basah hingga
menyebar ke seluruh dunia. Ketika itu Wuhan di-lockdown dan warganya tak boleh
beraktivitas. Namun, setelah setahun kemunculan wabah, Wuhan makin ceria.
Perayaan malam tahun baru 2021 di Wuhan begitu gemerlap.

Berawal dari kecurigaan seorang dokter di Wuhan,
Tiongkok, bernama Li Wenliang. Dokter asal Tiongkok itu sejak awal mengeluarkan
peringatan pertama tentang wabah virus Korona pada Desember 2019. Namun siapa
sangka, peringatannya itu justru berubah menjadi bencana setelah 1 tahun
berlalu. Dunia kini dilanda pandemi Covid-19 dan belum tahu kapan bakal
berakhir.

Dokter Li adalah seorang dokter spesialis mata. Dia
memposting kisahnya di Weibo dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah
mengirimkan peringatan awalnya seperti dilansir dari BBC.

Dia telah memperhatikan 7 kasus pasien yang terkena
virus Korona jenis baru yang dia pikir tampak seperti SARS. Dia sudah
meramalkan sejak awal virus tersebut akan menjadi wabah. Hanya saja, empat hari
kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum dan disuruh menandatangani surat.
Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengganggu
tatanan sosial. Dokter Li meninggal dunia karena terpapar virus mematikan itu
saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Dia adalah satu dari delapan orang yang berurusan
dengan polisi karena dianggap menyebarkan desas-desus. Pihak berwenang setempat
kemudian meminta maaf kepada Dokter Li. Tak lama, dia pun jatuh sakit. Dalam
pos Weibo-nya dia menjelaskan bagaimana pada 10 Januari dia mulai batuk, hari
berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit. Dia
didiagnosis dengan virus korona pada 30 Januari.

Baca Juga :  Jadi Joki, Kakek 60 Tahun Disuntik Vaksin Covid 90 Kali

Kecepatan penyebaran virus korona hanya sebanding
dengan kecepatan wawasan ilmiah. Hampir segera setelah SARS-CoV-2 ditemukan,
kelompok penelitian di seluruh dunia mulai menyelidiki virusnya. Sementara yang
lain mengembangkan tes diagnostik atau menyelidiki langkah-langkah kesehatan
untuk mengendalikannya. Para ilmuwan juga berlomba untuk menemukan pengobatan
dan membuat vaksin yang dapat mengendalikan pandemi.

Virus Baru

Pada Januari 2020, kurang dari sebulan setelah
laporan pertama kali muncul bahwa penyakit pernapasan misterius menyerang
orang-orang di kota Wuhan di Tiongkok, para peneliti negara itu telah
mengidentifikasi penyebabnya. Yaitu virus Korona jenis baru, yang segera diberi
nama SARS-CoV-2. Pada 11 Januari, tim Tiongkok-Australia telah memposting
urutan genetik virus secara online. Segera setelah itu, para ilmuwan membuat
penemuan kunci lain, namun mengkhawatirkan. Virus dapat menular antarmanusia.

Pada Februari 2020, para peneliti telah mengetahui
bahwa virus menempel pada reseptor yang disebut ACE22, protein yang ditemukan
pada permukaan sel di banyak organ, termasuk paru-paru dan usus. Banyaknya
target mungkin membantu menjelaskan luasnya gejala COVID-19 yang menghancurkan,
mulai dari pneumonia hingga diare dan stroke. Virus ini menangkap ACE2
setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari SARS-CoV, virus korona terkait yang
menyebabkan wabah penyakit pernapasan yang mematikan pada tahun 2003. Para
ilmuwan berpikir ini sebagian dapat menjelaskan penularan SARS-CoV-2.

Baca Juga :  Waspada, Ancaman Perang Dunia 3 Mengintai!

Wuhan Saat Ini

Di Wuhan tempat virus pertama kali muncul pada akhir
2019 sebelum menyebar secara dahsyat ke seluruh dunia, ratusan orang berkumpul
di landmark di sekitar kota untuk menyambut tahun baru 2021. Orang berkerumun
dalam acara musik live di kota pusat Covid-19 itu. Banyak yang tanpa memakai
masker. Mereka bersuka ria menari dan berjarak hanya beberapa inci dari satu
sama lain.

Sementara itu, bagi sebagian besar penduduk di dunia,
justru harus merayakan tahun baru di rumah tanpa menyaksikan pesta kembang api.

Di Wuhan, kaum muda terlihat berdesakan di kelab
malam. Beberapa mengatakan mereka tetap berhati-hati, tetapi tidak terlalu
khawatir. “Keamanan adalah prioritas, kami masih tetap bisa keluar rumah,”
tutur warga Wuhan Wang Xuemei, 23, seorang guru, seperti dilansir Evening
Standard
.

Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan Wuhan, tempat
wabah virus Korona pertama kali dilaporkan untuk merayakan awal 2021. Sebagian
besar dunia saat ini hidup di bawah langkah-langkah ketat untuk mencegah
penyebaran Covid-19. Akan tetapi pemandangan berbeda di beberapa kota di
Tiongkok, terutama Wuhan, orang-orang dapat menikmati malam pergantian tahun
seperti biasa.

Wuhan tersebut belum melaporkan kasus baru Covid-19
yang ditularkan secara lokal sejak 10 Mei 2020, setelah mencabut salah satu
penguncian paling ketat di dunia pada tujuh bulan lalu. Dan dalam pemandangan
yang bertolak belakang, penduduk Wuhan bisa berpesta merayakan Tahun Baru pada
Kamis malam, 31 Desember 2020.

PROKALTENG.CO-Tahun 2020 tidak akan pernah dilupakan
dalam sejarah kesehatan umat manusia seluruh dunia. Munculnya kasus Covid-19
kali pertama di Wuhan, Tiongkok, dituduhkan berawal dari pasar basah hingga
menyebar ke seluruh dunia. Ketika itu Wuhan di-lockdown dan warganya tak boleh
beraktivitas. Namun, setelah setahun kemunculan wabah, Wuhan makin ceria.
Perayaan malam tahun baru 2021 di Wuhan begitu gemerlap.

Berawal dari kecurigaan seorang dokter di Wuhan,
Tiongkok, bernama Li Wenliang. Dokter asal Tiongkok itu sejak awal mengeluarkan
peringatan pertama tentang wabah virus Korona pada Desember 2019. Namun siapa
sangka, peringatannya itu justru berubah menjadi bencana setelah 1 tahun
berlalu. Dunia kini dilanda pandemi Covid-19 dan belum tahu kapan bakal
berakhir.

Dokter Li adalah seorang dokter spesialis mata. Dia
memposting kisahnya di Weibo dari tempat tidur rumah sakit sebulan setelah
mengirimkan peringatan awalnya seperti dilansir dari BBC.

Dia telah memperhatikan 7 kasus pasien yang terkena
virus Korona jenis baru yang dia pikir tampak seperti SARS. Dia sudah
meramalkan sejak awal virus tersebut akan menjadi wabah. Hanya saja, empat hari
kemudian dia dipanggil ke Biro Keamanan Umum dan disuruh menandatangani surat.
Dalam surat itu dia dituduh membuat komentar palsu yang telah mengganggu
tatanan sosial. Dokter Li meninggal dunia karena terpapar virus mematikan itu
saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.

Dia adalah satu dari delapan orang yang berurusan
dengan polisi karena dianggap menyebarkan desas-desus. Pihak berwenang setempat
kemudian meminta maaf kepada Dokter Li. Tak lama, dia pun jatuh sakit. Dalam
pos Weibo-nya dia menjelaskan bagaimana pada 10 Januari dia mulai batuk, hari
berikutnya dia demam dan dua hari kemudian dia dirawat di rumah sakit. Dia
didiagnosis dengan virus korona pada 30 Januari.

Baca Juga :  Jadi Joki, Kakek 60 Tahun Disuntik Vaksin Covid 90 Kali

Kecepatan penyebaran virus korona hanya sebanding
dengan kecepatan wawasan ilmiah. Hampir segera setelah SARS-CoV-2 ditemukan,
kelompok penelitian di seluruh dunia mulai menyelidiki virusnya. Sementara yang
lain mengembangkan tes diagnostik atau menyelidiki langkah-langkah kesehatan
untuk mengendalikannya. Para ilmuwan juga berlomba untuk menemukan pengobatan
dan membuat vaksin yang dapat mengendalikan pandemi.

Virus Baru

Pada Januari 2020, kurang dari sebulan setelah
laporan pertama kali muncul bahwa penyakit pernapasan misterius menyerang
orang-orang di kota Wuhan di Tiongkok, para peneliti negara itu telah
mengidentifikasi penyebabnya. Yaitu virus Korona jenis baru, yang segera diberi
nama SARS-CoV-2. Pada 11 Januari, tim Tiongkok-Australia telah memposting
urutan genetik virus secara online. Segera setelah itu, para ilmuwan membuat
penemuan kunci lain, namun mengkhawatirkan. Virus dapat menular antarmanusia.

Pada Februari 2020, para peneliti telah mengetahui
bahwa virus menempel pada reseptor yang disebut ACE22, protein yang ditemukan
pada permukaan sel di banyak organ, termasuk paru-paru dan usus. Banyaknya
target mungkin membantu menjelaskan luasnya gejala COVID-19 yang menghancurkan,
mulai dari pneumonia hingga diare dan stroke. Virus ini menangkap ACE2
setidaknya sepuluh kali lebih kuat dari SARS-CoV, virus korona terkait yang
menyebabkan wabah penyakit pernapasan yang mematikan pada tahun 2003. Para
ilmuwan berpikir ini sebagian dapat menjelaskan penularan SARS-CoV-2.

Baca Juga :  Waspada, Ancaman Perang Dunia 3 Mengintai!

Wuhan Saat Ini

Di Wuhan tempat virus pertama kali muncul pada akhir
2019 sebelum menyebar secara dahsyat ke seluruh dunia, ratusan orang berkumpul
di landmark di sekitar kota untuk menyambut tahun baru 2021. Orang berkerumun
dalam acara musik live di kota pusat Covid-19 itu. Banyak yang tanpa memakai
masker. Mereka bersuka ria menari dan berjarak hanya beberapa inci dari satu
sama lain.

Sementara itu, bagi sebagian besar penduduk di dunia,
justru harus merayakan tahun baru di rumah tanpa menyaksikan pesta kembang api.

Di Wuhan, kaum muda terlihat berdesakan di kelab
malam. Beberapa mengatakan mereka tetap berhati-hati, tetapi tidak terlalu
khawatir. “Keamanan adalah prioritas, kami masih tetap bisa keluar rumah,”
tutur warga Wuhan Wang Xuemei, 23, seorang guru, seperti dilansir Evening
Standard
.

Ribuan orang berkumpul di jalan-jalan Wuhan, tempat
wabah virus Korona pertama kali dilaporkan untuk merayakan awal 2021. Sebagian
besar dunia saat ini hidup di bawah langkah-langkah ketat untuk mencegah
penyebaran Covid-19. Akan tetapi pemandangan berbeda di beberapa kota di
Tiongkok, terutama Wuhan, orang-orang dapat menikmati malam pergantian tahun
seperti biasa.

Wuhan tersebut belum melaporkan kasus baru Covid-19
yang ditularkan secara lokal sejak 10 Mei 2020, setelah mencabut salah satu
penguncian paling ketat di dunia pada tujuh bulan lalu. Dan dalam pemandangan
yang bertolak belakang, penduduk Wuhan bisa berpesta merayakan Tahun Baru pada
Kamis malam, 31 Desember 2020.

Terpopuler

Artikel Terbaru