30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Prabowo Minta Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Divisum

Capres nomor urut 02
Prabowo Subianto turut berbelasungkawa atas meninggalnya petugas Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sudah lebih mencapai 456 orang.
Mantan Danjen Kopassus itu berharap pihak kepolisian juga ikut turun tangan.

“Koalisi Indonesia
Adil Makmur kami ucapkan bela sungkawa sebesar-besarnya atas meninggalnya
ratusan petugas pemilu dari berbagai tingkatan,” ujar Prabowo di kediamannya
Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/5).

Prabowo berharap pihak
kepolisian juga ikut turun tangan. Hal ini untuk mengungkap penyebab meninggalnya
petugas KPPS. Misalnya, dengan membantu melakukan visum terhadap para korban
yang meninggal dunia.

“Kami prihatin bela
sungkawa kami mohon pihak berwajib menyelesaikan dan mengusut sehingga jelas
bagi semuanya apa yang terhadi sebenanrnya. Perlu ada kami rasa satu visum dan
pemeriksaan medis,” katanya.

Baca Juga :  Fokus Mengentaskan Berbagai Persoalan di Kota Cantik

Terpisah, Menteri
Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, pihaknya telah menugaskan dinas
kesehatan di masing-masing provinsi untuk mencari tahu penyebab petugas KPPS
yang meninggal dunia.

Berdasarkan data yang
diterimanya dari dinas kesehatan DKI Jakarta, sebanyak 2641 orang anggota KPPS
yang sakit dan 18 yang meninggal dunia di Ibu Kota. Penyebab mereka meninggal
beragam, mulai dari sakit jantung, stroke, liver, dan infeksi otak.

“Dari 18 orang ini
diketahui mereka penyebab kematiannya pertama delapan orang sakit jantung yang
mendadak, kemudian gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan dan infeksi
otak,” kata Nila di kantor KPU.

Diketahuinya penyebab
kematian, lantaran dinas kesehatan DKI Jakarta telah melakukan otopsi. Kemudian
juga pengecekan riwayat kesehatan dari para petugas ‎KPPS yang meninggal dunia.

Baca Juga :  Analisis Kebijakan pada Skenario New Normal Life

Selain itu, Nila
mengatakan, banyak yang meninggal karena usia yang sudah tidak muda lagi.
Misalnya usia mulai dari 50-70. Sehingga mereka akhirnya mengalami kelelahan
dan mengakibatkan penyakitnya kambuh.

“Ini kan petugas ini
relawan mereka mau menjadi petugas, tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya.
Setelah ditanyakan (ke Keluarga) mereka punya riwayat penyakit sebelumnya,”
ungkapnya.

Sekadar informasi‎
sampai dengan Selasa (7/5), petugas KPPS yang meninggal dunia menvapai 456.
Sementara 3.658 dilaporkan sakit. Sementara dari Pantia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) yang meninggal dunia ada 92 orang.

Untuk petugas
kepolisian yang meninggal dunia sebanyak 22 orang. Sehingga total ada 570 orang
yang meninggal dunia di hajatan serentak ini.(jpc)

 

 

Capres nomor urut 02
Prabowo Subianto turut berbelasungkawa atas meninggalnya petugas Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang sudah lebih mencapai 456 orang.
Mantan Danjen Kopassus itu berharap pihak kepolisian juga ikut turun tangan.

“Koalisi Indonesia
Adil Makmur kami ucapkan bela sungkawa sebesar-besarnya atas meninggalnya
ratusan petugas pemilu dari berbagai tingkatan,” ujar Prabowo di kediamannya
Jalan Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/5).

Prabowo berharap pihak
kepolisian juga ikut turun tangan. Hal ini untuk mengungkap penyebab meninggalnya
petugas KPPS. Misalnya, dengan membantu melakukan visum terhadap para korban
yang meninggal dunia.

“Kami prihatin bela
sungkawa kami mohon pihak berwajib menyelesaikan dan mengusut sehingga jelas
bagi semuanya apa yang terhadi sebenanrnya. Perlu ada kami rasa satu visum dan
pemeriksaan medis,” katanya.

Baca Juga :  Fokus Mengentaskan Berbagai Persoalan di Kota Cantik

Terpisah, Menteri
Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, pihaknya telah menugaskan dinas
kesehatan di masing-masing provinsi untuk mencari tahu penyebab petugas KPPS
yang meninggal dunia.

Berdasarkan data yang
diterimanya dari dinas kesehatan DKI Jakarta, sebanyak 2641 orang anggota KPPS
yang sakit dan 18 yang meninggal dunia di Ibu Kota. Penyebab mereka meninggal
beragam, mulai dari sakit jantung, stroke, liver, dan infeksi otak.

“Dari 18 orang ini
diketahui mereka penyebab kematiannya pertama delapan orang sakit jantung yang
mendadak, kemudian gagal jantung, liver, stroke, gagal pernafasan dan infeksi
otak,” kata Nila di kantor KPU.

Diketahuinya penyebab
kematian, lantaran dinas kesehatan DKI Jakarta telah melakukan otopsi. Kemudian
juga pengecekan riwayat kesehatan dari para petugas ‎KPPS yang meninggal dunia.

Baca Juga :  Analisis Kebijakan pada Skenario New Normal Life

Selain itu, Nila
mengatakan, banyak yang meninggal karena usia yang sudah tidak muda lagi.
Misalnya usia mulai dari 50-70. Sehingga mereka akhirnya mengalami kelelahan
dan mengakibatkan penyakitnya kambuh.

“Ini kan petugas ini
relawan mereka mau menjadi petugas, tidak ada pemeriksaan kesehatan sebelumnya.
Setelah ditanyakan (ke Keluarga) mereka punya riwayat penyakit sebelumnya,”
ungkapnya.

Sekadar informasi‎
sampai dengan Selasa (7/5), petugas KPPS yang meninggal dunia menvapai 456.
Sementara 3.658 dilaporkan sakit. Sementara dari Pantia Pengawas Pemilu
(Panwaslu) yang meninggal dunia ada 92 orang.

Untuk petugas
kepolisian yang meninggal dunia sebanyak 22 orang. Sehingga total ada 570 orang
yang meninggal dunia di hajatan serentak ini.(jpc)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru