30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Keahlian Menganyam Turun Temurun

PALANGKA RAYA-Segala
macam produk dari rotan menjadi andalan bagi Provinsi Kalteng, salah satunya
adalah anyaman yang dibuat berbagai jenis produk yang bernilai ekonomi tinggi
seperti tas, tempat tisu, gelang, tikar, dan lainnya.

Salah satu pengrajin rotan asal
Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Wina, yang sudah hampir 20 tahun lebih menekuni
bidang tersebut, yang saat ini menjadi salah satu mata pencairan yang
menjanjikan. Selain merupakan keahlian turun temurun diwariskan kegenerasinya
saat ini.

“Menganyam ini sudah turun temurun
dari orang tua kami, dan rata-rata di kampung kami di Desa Gohong, semua
warganya berprofesi menganyam dan membuat segala macam kerajinan tangan dari
rotan ini,” ujarnya saat diwawancarai Kalteng Pos, di stan taman budaya Jalan
Temanggung Tilung, kemarin.

Wina menceritakan, saat ini
dirinya membentuk kelompok UKMK dalam mengembangkan produk lokal dari rotan
ini. Dan sudah banyak produk yang dihasilkan dengan rata-rata berupa tas-tas
berbagai jenis dan ukuran.

Baca Juga :  2.019 Penari Telek Ramaikan Festival Semarapura

“Biasanya kami produksi tas
karena itu yang banyak permintaannya, dan sudah dipasarkan keseluruh wilayah
Kalteng, dan juga seluruh Indonesia,” terangnya.

Jelas ibu tiga anak ini
mengungkapkan, kerajinan rotan yang diproduksinya saat ini berasal dari daerah
setempat saja. Dengan bahan baku masih bisa dicari, meskipun tidak sebanyak
dari tahun-tahun lalu.

Namun dapat cukup untuk
memenuhi pesanan ataupun orderan, yang keseluruhan produknya masih menggunakan
alat-alat manual, tanpa tersentuh oleh mesin-mesin untuk mempermudahkan
pekerjaannya.

“Ini semuanya asli
dikerjakan menggunakan tangan, kalaupun ada tas-tas kombinasi dengan bahan
kulit itu yang menggunakan mesin jahit dan lainnya,” kata Wina.

Dibeberkan Wina, produk tas
yang sering dicari dan disukai oleh pembeli adalah motif Batang Garing, Bajakah
Kakawit, Kelakai, dan motif bunga. Biasanya tas hasil produksi mereka itu
dibandrol dari harga Rp 50.000 untuk tas kecil, sampai Rp.450.000 untuk tas
besar.

Baca Juga :  Wisata Religi di Desa Wali, Bejagung, Tuban

“Mungkin kalau segi
penghasilan kalau mengikuti even seperti saat ini, untuk omzet kami mencapai
jutaan rupiah, dan itu luar dari modal,” ujarnya.

Selain itupun, dirinya
sangat berharap adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah untuk membantu
para pelaku UKMK seperti mereka. terutama untuk segi promosi dan pemasaran,
yang sampai saat ini dirasakan masih belum maksimal.

“Hendaknya dapat dibantu
memasarkan hasil produk kerajinan kami ini, sehingga berkembang dan dikenal
oleh banyak orang, tak hanya sekedar ikut dan diundang saat ada kegiatan
seperti ini saja,” harap Wina. (ari)

 

PALANGKA RAYA-Segala
macam produk dari rotan menjadi andalan bagi Provinsi Kalteng, salah satunya
adalah anyaman yang dibuat berbagai jenis produk yang bernilai ekonomi tinggi
seperti tas, tempat tisu, gelang, tikar, dan lainnya.

Salah satu pengrajin rotan asal
Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Wina, yang sudah hampir 20 tahun lebih menekuni
bidang tersebut, yang saat ini menjadi salah satu mata pencairan yang
menjanjikan. Selain merupakan keahlian turun temurun diwariskan kegenerasinya
saat ini.

“Menganyam ini sudah turun temurun
dari orang tua kami, dan rata-rata di kampung kami di Desa Gohong, semua
warganya berprofesi menganyam dan membuat segala macam kerajinan tangan dari
rotan ini,” ujarnya saat diwawancarai Kalteng Pos, di stan taman budaya Jalan
Temanggung Tilung, kemarin.

Wina menceritakan, saat ini
dirinya membentuk kelompok UKMK dalam mengembangkan produk lokal dari rotan
ini. Dan sudah banyak produk yang dihasilkan dengan rata-rata berupa tas-tas
berbagai jenis dan ukuran.

Baca Juga :  2.019 Penari Telek Ramaikan Festival Semarapura

“Biasanya kami produksi tas
karena itu yang banyak permintaannya, dan sudah dipasarkan keseluruh wilayah
Kalteng, dan juga seluruh Indonesia,” terangnya.

Jelas ibu tiga anak ini
mengungkapkan, kerajinan rotan yang diproduksinya saat ini berasal dari daerah
setempat saja. Dengan bahan baku masih bisa dicari, meskipun tidak sebanyak
dari tahun-tahun lalu.

Namun dapat cukup untuk
memenuhi pesanan ataupun orderan, yang keseluruhan produknya masih menggunakan
alat-alat manual, tanpa tersentuh oleh mesin-mesin untuk mempermudahkan
pekerjaannya.

“Ini semuanya asli
dikerjakan menggunakan tangan, kalaupun ada tas-tas kombinasi dengan bahan
kulit itu yang menggunakan mesin jahit dan lainnya,” kata Wina.

Dibeberkan Wina, produk tas
yang sering dicari dan disukai oleh pembeli adalah motif Batang Garing, Bajakah
Kakawit, Kelakai, dan motif bunga. Biasanya tas hasil produksi mereka itu
dibandrol dari harga Rp 50.000 untuk tas kecil, sampai Rp.450.000 untuk tas
besar.

Baca Juga :  Wisata Religi di Desa Wali, Bejagung, Tuban

“Mungkin kalau segi
penghasilan kalau mengikuti even seperti saat ini, untuk omzet kami mencapai
jutaan rupiah, dan itu luar dari modal,” ujarnya.

Selain itupun, dirinya
sangat berharap adanya perhatian dan bantuan dari pemerintah untuk membantu
para pelaku UKMK seperti mereka. terutama untuk segi promosi dan pemasaran,
yang sampai saat ini dirasakan masih belum maksimal.

“Hendaknya dapat dibantu
memasarkan hasil produk kerajinan kami ini, sehingga berkembang dan dikenal
oleh banyak orang, tak hanya sekedar ikut dan diundang saat ada kegiatan
seperti ini saja,” harap Wina. (ari)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru