31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Berlibur di Hotel Kapsul Selama Pandemi, Amankah Sirkulasi Udaranya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa
virus Korona bisa menular lewat udara di dalam ruangan melalui aerosol.
Penularan bisa terjadi jika berada di dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang
buruk. Di satu sisi, kini dunia pariwisata sudah mulai bergeliat kembali
terutama dari sektor akomodasi dan perhotelan seperti hotel kapsul.

Tren wisata di hotel kapsul mulai bergeliat lagi
setelah kampanye #dirumahaja berubah menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Protokol kesehatan juga harus selalu dipatuhi oleh pihak pengusaha dan
pengunjung. Masalahnya, ukuran hotel kapsul yang lebih kecil dibanding hotel pada
umumnya, amankah dari sisi kesehatan? Bagaimana dari sisi sirkulasi udaranya?

Dalam Webinar bertajuk ‘Efisiensi Ruang, Membuka
Peluang’, baru-baru ini, Direktur Utama (Chief Executive Officer – CEO) dan
President PT. Bobobox Mitra Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Bobobox,
Indra Gunawan menjelaskan tren wisata hotel kapsul di tengah pandemi diyakini
akan diminati karena masyarakat semakin mengetatkan pengeluaran namun tetap
sudah jenuh berada di rumah saja serta ingin mulai liburan. Maka liburan dengan
budget rendah adalah sasaran para traveler. Semangatnya, kata dia, wisata tetap
harus mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga :  Menyiksa Batin, Ketahui 5 Gejala Hubungan Asmara Sudah Tak Sehat Lagi

“Pada umummya standar sama dengan mengikutu protokol
kesehatan pemerintah. Masker, faceshield, ukut suhu harus ada. Dan semua kamar
pasti disemprot desinfektan setiap kali tamu setelah cek out dan mau cek in.
Justru hotel kapsul lebih mudah dibersihkan karena kan ruangannya jauh lebih
kecil,” jelasnya.

Bicara soal sirkulasi udara dan penularan virus Korona
lewat udara, Indra mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. Menurutnya
hotel kapsul dibuat dengan sirkulasi udara berupa exhaust di masing-masing
kamar untuk keluar masuknya sirkulasi udara. Selain itu AC yang digunakan bukan
AC sentral melainkan AC di masing-masing kamar.

“Aspek sirkulasi udara adalah aspek yang sangat kami
monitor ketat saat ini mengingat benar ada risiko penularan lewat udara.
Dipastikan ada jalur udara masing-masing setiap kapsul jadi lebih aman,” kata
Indra.

Baca Juga :  Kolaborasi Garena dan Capcom, Game Free Fire Rasa Street Fighter

Hotel kapsul juga menggunakan fitur solusi sistem ozone
yang bisa memurnikan udara tiap ruangan. Exhaust dan AC tidak terbagi dengan
tamu yang lain.

“Sebab ada kan di beberapa hotel yang AC-nya sentral
itu lebih berisiko,” jelasnya.

Indra meyakini daerah destinasi Bandung dan Jogjakarta
akan ramai didatangi wisatawan domestik dalam 1-2 tahun ke depan sambil
memulihkan ekonomi pasca pandemi. Hotel kapsul akan lebih banyak dipilih karema
sesuai dengan isi kantong traveler di masa pandemi ketimbang memilih hotel
berbintang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membenarkan bahwa
virus Korona bisa menular lewat udara di dalam ruangan melalui aerosol.
Penularan bisa terjadi jika berada di dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang
buruk. Di satu sisi, kini dunia pariwisata sudah mulai bergeliat kembali
terutama dari sektor akomodasi dan perhotelan seperti hotel kapsul.

Tren wisata di hotel kapsul mulai bergeliat lagi
setelah kampanye #dirumahaja berubah menjadi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Protokol kesehatan juga harus selalu dipatuhi oleh pihak pengusaha dan
pengunjung. Masalahnya, ukuran hotel kapsul yang lebih kecil dibanding hotel pada
umumnya, amankah dari sisi kesehatan? Bagaimana dari sisi sirkulasi udaranya?

Dalam Webinar bertajuk ‘Efisiensi Ruang, Membuka
Peluang’, baru-baru ini, Direktur Utama (Chief Executive Officer – CEO) dan
President PT. Bobobox Mitra Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Bobobox,
Indra Gunawan menjelaskan tren wisata hotel kapsul di tengah pandemi diyakini
akan diminati karena masyarakat semakin mengetatkan pengeluaran namun tetap
sudah jenuh berada di rumah saja serta ingin mulai liburan. Maka liburan dengan
budget rendah adalah sasaran para traveler. Semangatnya, kata dia, wisata tetap
harus mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga :  Menyiksa Batin, Ketahui 5 Gejala Hubungan Asmara Sudah Tak Sehat Lagi

“Pada umummya standar sama dengan mengikutu protokol
kesehatan pemerintah. Masker, faceshield, ukut suhu harus ada. Dan semua kamar
pasti disemprot desinfektan setiap kali tamu setelah cek out dan mau cek in.
Justru hotel kapsul lebih mudah dibersihkan karena kan ruangannya jauh lebih
kecil,” jelasnya.

Bicara soal sirkulasi udara dan penularan virus Korona
lewat udara, Indra mengaku sudah mengetahui informasi tersebut. Menurutnya
hotel kapsul dibuat dengan sirkulasi udara berupa exhaust di masing-masing
kamar untuk keluar masuknya sirkulasi udara. Selain itu AC yang digunakan bukan
AC sentral melainkan AC di masing-masing kamar.

“Aspek sirkulasi udara adalah aspek yang sangat kami
monitor ketat saat ini mengingat benar ada risiko penularan lewat udara.
Dipastikan ada jalur udara masing-masing setiap kapsul jadi lebih aman,” kata
Indra.

Baca Juga :  Kolaborasi Garena dan Capcom, Game Free Fire Rasa Street Fighter

Hotel kapsul juga menggunakan fitur solusi sistem ozone
yang bisa memurnikan udara tiap ruangan. Exhaust dan AC tidak terbagi dengan
tamu yang lain.

“Sebab ada kan di beberapa hotel yang AC-nya sentral
itu lebih berisiko,” jelasnya.

Indra meyakini daerah destinasi Bandung dan Jogjakarta
akan ramai didatangi wisatawan domestik dalam 1-2 tahun ke depan sambil
memulihkan ekonomi pasca pandemi. Hotel kapsul akan lebih banyak dipilih karema
sesuai dengan isi kantong traveler di masa pandemi ketimbang memilih hotel
berbintang.

Terpopuler

Artikel Terbaru