26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ibu Kota Baru Malaysia Hampir 40 Persen untuk Area Hijau

Putrajaya tidak dibangun dalam semalam.
Dibutuhkan waktu lama untuk proses perencanaan, pematangan ide, dan konstruksi.
Hasilnya, pusat pemerintahan Malaysia itu berdiri hampir tanpa cela.

—

ASRI dan tertata. Dua kalimat itu cocok untuk menggambarkan
Putrajaya. Kota seluas 49 kilometer persegi itu dipenuhi gedung-gedung modern
aneka bentuk. Namun, di sekitar gedung tersebut dengan mudah ditemukan
taman-taman yang luas penuh dengan bunga dan tempat duduk yang nyaman.

”Kota ini dibangun dengan konsep city
in a garden
,” terang Ketua Penolong Pengarah Seksyen Kawalan Perancangan
Rekabentuk Bandar dan Permit Bahagian Pembangunan Tanah dan Kelulusan Pelan
Jabatan Perancangan Bandar Perbadanan Putrajaya Amran bin Mohd Noor.

Konsep itu tidak muncul tiba-tiba. Ketika
pemerintah sudah memutuskan akan membangun kota baru di Prang Besar alias
Putrajaya, beberapa pihak diminta menyusun konsep pembangunan. Ada lima konsep
yang terpilih dan diajukan pada Februari 1994. Yaitu, city in a gardensub
urban
elevated linear citythe cresent, dan build
with nature
. Nah, konsep pertamalah yang akhirnya dipilih kabinet.

Bukan tanpa alasan konsep city in a
garden
 dipilih. Pemerintah Malaysia ingin menjadikan Putrajaya
sebagai green city. Kota itu tidak sekadar hijau dalam arti banyak
pepohonan, tapi juga mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Setelah konsep terpilih, baru kemudian
masterplan dibuat. Pembangunan Putrajaya akan ditekankan pada pentingnya
integrasi antara alam dan lingkungan perkotaan. Sekitar 38,91 persen area di
Putrajaya diperuntukkan sebagai taman, danau buatan, dan wetland. Sisanya
digunakan untuk gedung-gedung pemerintahan, permukiman penduduk, area
komersial, dan berbagai bangunan publik lainnya.

Baca Juga :  Besar Semangat Emak-emak Memburu Vaksin di Guyuran Hujan

Masterplan itu menjadi acuan pembangunan di
Putrajaya hingga saat ini. Semuanya diatur dengan detail. Termasuk cat,
ketinggian gedung, pencahayaan, sanitasi, pengaturan air, dan berbagai hal
lainnya.

”Rumah tak bisa berganti-ganti cat. Jika ingin
ganti, harus izin dulu,” terang Amran saat ditemui di kantor Perbadanan
Putrajaya. Komposisi warna tiap-tiap gedung sudah ditentukan.

Masjid Putra, misalnya. Masjid yang tampak
mengapung jika dilihat dari tasik (danau) itu sengaja dicat pink agar terlihat
lebih cantik dan menonjol jika dibandingkan dengan area sekitarnya yang dominan
hijau. Salah satunya adalah Kantor Perdana Menteri (PMO) yang terletak tak jauh
dari masjid yang menjadi tujuan wisatawan itu.

Tak ada warna-warna mencolok seperti merah,
biru elektrik, dan oranye. Kota itu didominasi warna pastel yang kalem dan
menenangkan. Opsi lainnya adalah warna putih yang membawa kesan modern.

Demikian juga pembangunan gedung. Batas
ketinggian tiap-tiap gedung sudah diatur. Misalnya, gedung PMO yang terletak di
ujung bukit tertinggi Presint 1. Dari sana terlihat Putrajaya International
Convention Center yang berada di Presint 5. Dua gedung itu terletak dalam satu
garis lurus. Gedung-gedung yang terletak di antara keduanya dibuat sedemikian
rupa agar tak menjadi penghalang.

Gedung yang berada di dekat danau juga tidak
boleh terlalu tinggi. Dengan begitu, gedung di belakangnya masih bisa menawarkan
pemandangan yang langsung menghadap danau buatan. Singkatnya, makin dekat
danau, ketinggiannya kian berkurang.

Baca Juga :  Nagoro, Desa yang Dihuni Ratusan Boneka Orang-orangan Sawah

Putrajaya adalah pusat pemerintahan. Karena
itulah, tidak ada kehidupan malam yang terlalu mencolok. Tidak ada kelab malam
seperti halnya di Kuala Lumpur. Jadi, taman-taman dan area terbuka hijau itu
menjadi salah satu hiburan penduduk saat pagi, sore, dan ketika malam
menjelang.

Datanglah ke Dataran Putra saat malam. Di
sanalah penduduk menghabiskan malam bersama keluarga. Ada yang hanya duduk dan
bercanda hingga mengajari anaknya bermain sepeda.

”Ini kota untuk kerja. Tak ada yang pub di
sini. Orang pulang kerja istirahat di rumah,” ujar Ahmad, salah seorang sopir
taksi di Putrajaya. Mereka yang memiliki uang lebih biasanya akan pergi ke Kuala
Lumpur pada akhir pekan.

Kalau toh tak ada uang, bukan berarti tidak
ada hiburan. Ada waterfront sepanjang 38 kilometer yang mengelilingi Putrajaya.
Ia berupa jalan setapak di dekat tasik atau danau. Waterfront itu menjadi
magnet bagi penduduk maupun orang luar Putrajaya. Saat sore, biasanya rombongan
orang dari luar kota datang untuk bersepeda di area tersebut.

Warga memanfaatkannya untuk lari sore atau
mengajak bermain anaknya. Di sekitar waterfront ada beberapa taman bermain.
Kursi panjang tersedia di berbagai titik. Para pemuda biasa memanfaatkannya
untuk duduk bersama kekasihnya menikmati sore sembari memandang danau. ”Di sini
seronok (senang, Red), tenang, tak ramai,” terang Ahmad.(jpc)

 

Putrajaya tidak dibangun dalam semalam.
Dibutuhkan waktu lama untuk proses perencanaan, pematangan ide, dan konstruksi.
Hasilnya, pusat pemerintahan Malaysia itu berdiri hampir tanpa cela.

—

ASRI dan tertata. Dua kalimat itu cocok untuk menggambarkan
Putrajaya. Kota seluas 49 kilometer persegi itu dipenuhi gedung-gedung modern
aneka bentuk. Namun, di sekitar gedung tersebut dengan mudah ditemukan
taman-taman yang luas penuh dengan bunga dan tempat duduk yang nyaman.

”Kota ini dibangun dengan konsep city
in a garden
,” terang Ketua Penolong Pengarah Seksyen Kawalan Perancangan
Rekabentuk Bandar dan Permit Bahagian Pembangunan Tanah dan Kelulusan Pelan
Jabatan Perancangan Bandar Perbadanan Putrajaya Amran bin Mohd Noor.

Konsep itu tidak muncul tiba-tiba. Ketika
pemerintah sudah memutuskan akan membangun kota baru di Prang Besar alias
Putrajaya, beberapa pihak diminta menyusun konsep pembangunan. Ada lima konsep
yang terpilih dan diajukan pada Februari 1994. Yaitu, city in a gardensub
urban
elevated linear citythe cresent, dan build
with nature
. Nah, konsep pertamalah yang akhirnya dipilih kabinet.

Bukan tanpa alasan konsep city in a
garden
 dipilih. Pemerintah Malaysia ingin menjadikan Putrajaya
sebagai green city. Kota itu tidak sekadar hijau dalam arti banyak
pepohonan, tapi juga mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Setelah konsep terpilih, baru kemudian
masterplan dibuat. Pembangunan Putrajaya akan ditekankan pada pentingnya
integrasi antara alam dan lingkungan perkotaan. Sekitar 38,91 persen area di
Putrajaya diperuntukkan sebagai taman, danau buatan, dan wetland. Sisanya
digunakan untuk gedung-gedung pemerintahan, permukiman penduduk, area
komersial, dan berbagai bangunan publik lainnya.

Baca Juga :  Besar Semangat Emak-emak Memburu Vaksin di Guyuran Hujan

Masterplan itu menjadi acuan pembangunan di
Putrajaya hingga saat ini. Semuanya diatur dengan detail. Termasuk cat,
ketinggian gedung, pencahayaan, sanitasi, pengaturan air, dan berbagai hal
lainnya.

”Rumah tak bisa berganti-ganti cat. Jika ingin
ganti, harus izin dulu,” terang Amran saat ditemui di kantor Perbadanan
Putrajaya. Komposisi warna tiap-tiap gedung sudah ditentukan.

Masjid Putra, misalnya. Masjid yang tampak
mengapung jika dilihat dari tasik (danau) itu sengaja dicat pink agar terlihat
lebih cantik dan menonjol jika dibandingkan dengan area sekitarnya yang dominan
hijau. Salah satunya adalah Kantor Perdana Menteri (PMO) yang terletak tak jauh
dari masjid yang menjadi tujuan wisatawan itu.

Tak ada warna-warna mencolok seperti merah,
biru elektrik, dan oranye. Kota itu didominasi warna pastel yang kalem dan
menenangkan. Opsi lainnya adalah warna putih yang membawa kesan modern.

Demikian juga pembangunan gedung. Batas
ketinggian tiap-tiap gedung sudah diatur. Misalnya, gedung PMO yang terletak di
ujung bukit tertinggi Presint 1. Dari sana terlihat Putrajaya International
Convention Center yang berada di Presint 5. Dua gedung itu terletak dalam satu
garis lurus. Gedung-gedung yang terletak di antara keduanya dibuat sedemikian
rupa agar tak menjadi penghalang.

Gedung yang berada di dekat danau juga tidak
boleh terlalu tinggi. Dengan begitu, gedung di belakangnya masih bisa menawarkan
pemandangan yang langsung menghadap danau buatan. Singkatnya, makin dekat
danau, ketinggiannya kian berkurang.

Baca Juga :  Nagoro, Desa yang Dihuni Ratusan Boneka Orang-orangan Sawah

Putrajaya adalah pusat pemerintahan. Karena
itulah, tidak ada kehidupan malam yang terlalu mencolok. Tidak ada kelab malam
seperti halnya di Kuala Lumpur. Jadi, taman-taman dan area terbuka hijau itu
menjadi salah satu hiburan penduduk saat pagi, sore, dan ketika malam
menjelang.

Datanglah ke Dataran Putra saat malam. Di
sanalah penduduk menghabiskan malam bersama keluarga. Ada yang hanya duduk dan
bercanda hingga mengajari anaknya bermain sepeda.

”Ini kota untuk kerja. Tak ada yang pub di
sini. Orang pulang kerja istirahat di rumah,” ujar Ahmad, salah seorang sopir
taksi di Putrajaya. Mereka yang memiliki uang lebih biasanya akan pergi ke Kuala
Lumpur pada akhir pekan.

Kalau toh tak ada uang, bukan berarti tidak
ada hiburan. Ada waterfront sepanjang 38 kilometer yang mengelilingi Putrajaya.
Ia berupa jalan setapak di dekat tasik atau danau. Waterfront itu menjadi
magnet bagi penduduk maupun orang luar Putrajaya. Saat sore, biasanya rombongan
orang dari luar kota datang untuk bersepeda di area tersebut.

Warga memanfaatkannya untuk lari sore atau
mengajak bermain anaknya. Di sekitar waterfront ada beberapa taman bermain.
Kursi panjang tersedia di berbagai titik. Para pemuda biasa memanfaatkannya
untuk duduk bersama kekasihnya menikmati sore sembari memandang danau. ”Di sini
seronok (senang, Red), tenang, tak ramai,” terang Ahmad.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru