31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Akses Jalan dan Sebagian Perumahan Terendam

MUARA TEWEH Sejumlah wilayah di Kabupaten Barito Utara (Batara)
diterjang banjir lagi. Ini merupakan banjir kedua di tengah pandemi Covid-19. Luapan
air dari Sungai Barito ini diduga akibat tingginya curah hujan di wilayah hulu dalam
beberapa hari terakhir.

Padahal, sebelumnya air
Sungai Barito ini sempat surut. Namun, akhirnya kembali naik dan merendam
beberapa wilayah di Kabupaten Batara. Meliputi Kecamatan Lahei Barat,
Lahei,  Teweh Tengah, Teweh Baru, dan Montallat.

Abdul Hidayat, salah
seorang warga Kelurahan Lahei II mengatakan, banjir di wilayah Kecamatan Lahei
dan Lahei Barat telah merendam sejumlah akses jalan. Bahkan sebagian perumahan
warga ikut terendam.

“Curah hujan dalam
beberapa hari terakhir, terutama di wilayah Kecamatan Lahei, cukup tinggi. Akibatnya,
Sungai Barito meluap,” jelas Abdul Hidayat, Selasa (28/4).

Bahkan, lanjut dia, jalan
yang menghubungkan Kecamatan Lahei menuju Desa Luwe sudah tak dapat dilewati
kendaraan, karena air yang menggenangi aspal jalan cukup tinggi.

Sementara itu, seorang warga
Muara Teweh, Yani mengatakan, dalam beberapa jam saja air sudah menggenangi
beberapa badan jalan yang berada di dataran rendah, seperti di Jalan Panglima
Batur, Merak, Imam Bonjol, dan Gang Paraguay.

Baca Juga :  KPK Kembali Geledah Beberapa Tempat Usai Bupati Kapuas Jadi Tersangka

“Tadi pagi di Jalan Merak
belum ada air yang begitu tinggi menggenangi jalan, tapi pada pukul 12.00 WIB
air sudah menggenangi jalan itu. Ketinggian air perlahan terus naik,” katanya. 

Biasanya, tuturnya, jika di
wilayah hulu Barito atau wilayah Kabupaten Murung Raya terjadi banjir, maka
dipastikan wilayah Batara akan terkena dampaknya.

Sementara itu, desa-desa
yang berada di dataran rendah di wilayah Batara juga mulai terendam banjir,
seperti wilayah Kelurahan Jingah dan Jambu di Kecamatan Teweh Baru. Selain
merendam sejumlah desa di Kecamatan Teweh Baru, banjir juga merendam sejumlah
kawasan yang berada di pinggiran Sungai Barito, yakni di Teweh Tengah dan
Montallat.

Dalam laporannya, Kepala
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo menyampaikan,
sebanyak empat kelurahan di Batara telah terendam banjir. Ketinggian air
mulai dari 15 cm hingga 135 cm.

Baca Juga :  Lidungi Warga Kampus dari Pelecehan Seksual ! UPR Terbitkan Edaran, In

“Empat kelurahan
tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Teweh Tengah dan Lahei,” katanya,
Rabu (29/4).

Di Kecamatan Lahei, banjir
terjadi di Kelurahan Lahei I dan Lahei II. Sedangkan di Kecamatan Teweh Baru
berada di Kelurahan Jingah dan Jambu. Sedangkan di Kecamatan Teweh Tengah
terjadi di wilayah Kelurahan Melayu dan Kelurahan Lanjas. Air mulai menggenangi
wilayah tersebut pada Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB,” ujarnya.

BPBD Batara masih terus
mendata korban terdampak banjir. Tak sedikit warga yang mengungsi ke rumah
sanak saudara atau tetangga. Selain itu, ada warga yang membuat tempat panggung
di dalam rumah, guna mengamankan barang-barang rumah tangga.

“Banjir ini terjadi,
salah satunya dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Banjir ini karena limpasan
air dari wilayah Kabupaten Murung Raya,” ujarnya.

Untuk mengatasi bencana ini, Tim Reaksi Cepat
(TRC) BPBD Batara mengambil langkah koordinasi dengan instansi terkait. Hingga
pukul 12.00 WIB, genangan air masih terjadi di dalam Kota Muara Teweh.

MUARA TEWEH Sejumlah wilayah di Kabupaten Barito Utara (Batara)
diterjang banjir lagi. Ini merupakan banjir kedua di tengah pandemi Covid-19. Luapan
air dari Sungai Barito ini diduga akibat tingginya curah hujan di wilayah hulu dalam
beberapa hari terakhir.

Padahal, sebelumnya air
Sungai Barito ini sempat surut. Namun, akhirnya kembali naik dan merendam
beberapa wilayah di Kabupaten Batara. Meliputi Kecamatan Lahei Barat,
Lahei,  Teweh Tengah, Teweh Baru, dan Montallat.

Abdul Hidayat, salah
seorang warga Kelurahan Lahei II mengatakan, banjir di wilayah Kecamatan Lahei
dan Lahei Barat telah merendam sejumlah akses jalan. Bahkan sebagian perumahan
warga ikut terendam.

“Curah hujan dalam
beberapa hari terakhir, terutama di wilayah Kecamatan Lahei, cukup tinggi. Akibatnya,
Sungai Barito meluap,” jelas Abdul Hidayat, Selasa (28/4).

Bahkan, lanjut dia, jalan
yang menghubungkan Kecamatan Lahei menuju Desa Luwe sudah tak dapat dilewati
kendaraan, karena air yang menggenangi aspal jalan cukup tinggi.

Sementara itu, seorang warga
Muara Teweh, Yani mengatakan, dalam beberapa jam saja air sudah menggenangi
beberapa badan jalan yang berada di dataran rendah, seperti di Jalan Panglima
Batur, Merak, Imam Bonjol, dan Gang Paraguay.

Baca Juga :  KPK Kembali Geledah Beberapa Tempat Usai Bupati Kapuas Jadi Tersangka

“Tadi pagi di Jalan Merak
belum ada air yang begitu tinggi menggenangi jalan, tapi pada pukul 12.00 WIB
air sudah menggenangi jalan itu. Ketinggian air perlahan terus naik,” katanya. 

Biasanya, tuturnya, jika di
wilayah hulu Barito atau wilayah Kabupaten Murung Raya terjadi banjir, maka
dipastikan wilayah Batara akan terkena dampaknya.

Sementara itu, desa-desa
yang berada di dataran rendah di wilayah Batara juga mulai terendam banjir,
seperti wilayah Kelurahan Jingah dan Jambu di Kecamatan Teweh Baru. Selain
merendam sejumlah desa di Kecamatan Teweh Baru, banjir juga merendam sejumlah
kawasan yang berada di pinggiran Sungai Barito, yakni di Teweh Tengah dan
Montallat.

Dalam laporannya, Kepala
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB Agus Wibowo menyampaikan,
sebanyak empat kelurahan di Batara telah terendam banjir. Ketinggian air
mulai dari 15 cm hingga 135 cm.

Baca Juga :  Lidungi Warga Kampus dari Pelecehan Seksual ! UPR Terbitkan Edaran, In

“Empat kelurahan
tersebut tersebar di dua kecamatan, yakni Teweh Tengah dan Lahei,” katanya,
Rabu (29/4).

Di Kecamatan Lahei, banjir
terjadi di Kelurahan Lahei I dan Lahei II. Sedangkan di Kecamatan Teweh Baru
berada di Kelurahan Jingah dan Jambu. Sedangkan di Kecamatan Teweh Tengah
terjadi di wilayah Kelurahan Melayu dan Kelurahan Lanjas. Air mulai menggenangi
wilayah tersebut pada Rabu pagi sekitar pukul 08.00 WIB,” ujarnya.

BPBD Batara masih terus
mendata korban terdampak banjir. Tak sedikit warga yang mengungsi ke rumah
sanak saudara atau tetangga. Selain itu, ada warga yang membuat tempat panggung
di dalam rumah, guna mengamankan barang-barang rumah tangga.

“Banjir ini terjadi,
salah satunya dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Banjir ini karena limpasan
air dari wilayah Kabupaten Murung Raya,” ujarnya.

Untuk mengatasi bencana ini, Tim Reaksi Cepat
(TRC) BPBD Batara mengambil langkah koordinasi dengan instansi terkait. Hingga
pukul 12.00 WIB, genangan air masih terjadi di dalam Kota Muara Teweh.

Terpopuler

Artikel Terbaru