30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bayi Sembelit, Bisa Jadi Gejala Hirschsprung

PROKALTENG.CO
– Masalah saluran cerna tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi, penderitanya
bayi baru lahir maupun anak-anak. ”Namanya hirschsprung. Dialami satu di antara
tiga ribu hingga empat ribu kelahiran. Tidak semua dokter ngerti dan bisa untuk
menangani,” ujar dr Poerwadi SpB SpBA (K), Minggu (21/3).

Dokter
spesialisasi bedah anak di RS Darmo itu menyatakan, dalam sepekan dia bisa dua
kali melakukan tindakan operasi pada pasien hirschsprung. Yang terutama terjadi
pada laki-laki ketimbang perempuan.

Dia
menjelaskan, normalnya usus memiliki dua simpul saraf otonom. Pertama adalah
simpul saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja terus-menerus tanpa
diperintah otak. Saraf simpatis bertugas merangsang usus untuk mencengkeram.

Sementara
itu, saraf parasimpatis memiliki peran berkebalikan dengan saraf simpatis,
yakni melonggarkan usus. ”Dua saraf tersebut bekerja bersama-sama sehingga
terjadi gerakan gelombang usus yang disebut peristaltik pada proses mencerna
makanan dari mulut ke dalam tubuh,” terangnya.

Nah,
karena satu dan lain hal, pertumbuhan parasimpatis terganggu selama janin masih
berada dalam kandungan. Karena itu, tidak terjadi peristaltik karena posisi
usus mencengkeram terus, tidak bisa longgar. ”Akibatnya, ada gangguan aliran
usus,” paparnya.

Baca Juga :  Ketahui Penyebab Muntah Darah Karena Minum Alkohol

Poerwadi
menambahkan, gejala yang timbul bervariasi. Bergantung panjang pendeknya usus
yang tidak mengandung simpul saraf parasimpatis. Semakin panjang, semakin mudah
dideteksi. Pada bayi baru lahir, tanda yang bisa ditengarai adalah feses yang terlambat
keluar. Normalnya feses itu keluar paling lambat sehari setelah bayi lahir.
”Kalau sampai lebih dari dua hari tidak keluar, perlu waspada. Sementara pada
anak-anak, gejalanya sembelit dan perut membuncit,” imbuhnya.

Bayi
yang mengalami kelainan itu akan kembung dan muntah meski tidak diberi minum.
Poerwadi menyebutkan, hal tersebut merupakan kondisi urgen sehingga orang tua
maupun pihak keluarga harus segera datang ke fasilitas kesehatan (faskes)
terdekat. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, usus bisa pecah dan
bocor. Oleh karena itu, bayi harus segera diberi pertolongan pertama terlebih
dulu. Yakni, memasangkan pipa khusus ke dalam anus. Tujuannya, membantu
mengeluarkan gas, racun, dan kotoran atau feses dari dalam tubuh.

”Pertolongan
pertama itu disebut wash out. Orang tua juga diajarkan supaya bisa melakukan
wash out di rumah kepada anaknya yang terkena hirschsprung. Sampai kemudian
anak tersebut siap atau bisa untuk dilakukan prosedur operasi definitif,” jelas
dia. Operasi yang dilakukan Poerwadi pun terbilang khusus. Sebab, operasi
dilakukan lewat anus tanpa pembedahan apa pun di bagian perut.

Baca Juga :  Tingkatkan Imun Tubuh dengan Olahraga dan Terapkan 3M

Prosedur
operasi tersebut sangat minim perdarahan sekaligus ringan efek samping.
Perdarahan umumnya hanya 5 cc karena harus mengelupas otot usus yang tidak ada
sarafnya agar renggang dan bentuk usus kembali normal. ”Sehingga pasien bisa
buang angin dan juga buang air besar (BAB) seperti orang normal pada umumnya,”
terangnya.

Poerwadi
menegaskan bahwa hirschsprung merupakan kelainan bawaan lahir, tetapi bukan
diturunkan. ”Tidak bisa dicegah. Juga tidak ada obatnya. Bila hasil USG
terlihat air ketubannya terlalu banyak, ibu hamil harus waspada. Itu merupakan
salah satu kunci atau tanda bahwa bayinya nanti lahir dengan kelainan saluran
cerna dan itu bisa jadi hirschsprung,” ucapnya. ”Maka, jangan sampai tidak
mengonsumsi folic acid selama hamil untuk membantu pertumbuhan organ-organ
janin,” lanjut dokter 72 tahun itu.

PROKALTENG.CO
– Masalah saluran cerna tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi, penderitanya
bayi baru lahir maupun anak-anak. ”Namanya hirschsprung. Dialami satu di antara
tiga ribu hingga empat ribu kelahiran. Tidak semua dokter ngerti dan bisa untuk
menangani,” ujar dr Poerwadi SpB SpBA (K), Minggu (21/3).

Dokter
spesialisasi bedah anak di RS Darmo itu menyatakan, dalam sepekan dia bisa dua
kali melakukan tindakan operasi pada pasien hirschsprung. Yang terutama terjadi
pada laki-laki ketimbang perempuan.

Dia
menjelaskan, normalnya usus memiliki dua simpul saraf otonom. Pertama adalah
simpul saraf simpatis dan parasimpatis. Keduanya bekerja terus-menerus tanpa
diperintah otak. Saraf simpatis bertugas merangsang usus untuk mencengkeram.

Sementara
itu, saraf parasimpatis memiliki peran berkebalikan dengan saraf simpatis,
yakni melonggarkan usus. ”Dua saraf tersebut bekerja bersama-sama sehingga
terjadi gerakan gelombang usus yang disebut peristaltik pada proses mencerna
makanan dari mulut ke dalam tubuh,” terangnya.

Nah,
karena satu dan lain hal, pertumbuhan parasimpatis terganggu selama janin masih
berada dalam kandungan. Karena itu, tidak terjadi peristaltik karena posisi
usus mencengkeram terus, tidak bisa longgar. ”Akibatnya, ada gangguan aliran
usus,” paparnya.

Baca Juga :  Ketahui Penyebab Muntah Darah Karena Minum Alkohol

Poerwadi
menambahkan, gejala yang timbul bervariasi. Bergantung panjang pendeknya usus
yang tidak mengandung simpul saraf parasimpatis. Semakin panjang, semakin mudah
dideteksi. Pada bayi baru lahir, tanda yang bisa ditengarai adalah feses yang terlambat
keluar. Normalnya feses itu keluar paling lambat sehari setelah bayi lahir.
”Kalau sampai lebih dari dua hari tidak keluar, perlu waspada. Sementara pada
anak-anak, gejalanya sembelit dan perut membuncit,” imbuhnya.

Bayi
yang mengalami kelainan itu akan kembung dan muntah meski tidak diberi minum.
Poerwadi menyebutkan, hal tersebut merupakan kondisi urgen sehingga orang tua
maupun pihak keluarga harus segera datang ke fasilitas kesehatan (faskes)
terdekat. Jika dibiarkan terlalu lama tanpa penanganan, usus bisa pecah dan
bocor. Oleh karena itu, bayi harus segera diberi pertolongan pertama terlebih
dulu. Yakni, memasangkan pipa khusus ke dalam anus. Tujuannya, membantu
mengeluarkan gas, racun, dan kotoran atau feses dari dalam tubuh.

”Pertolongan
pertama itu disebut wash out. Orang tua juga diajarkan supaya bisa melakukan
wash out di rumah kepada anaknya yang terkena hirschsprung. Sampai kemudian
anak tersebut siap atau bisa untuk dilakukan prosedur operasi definitif,” jelas
dia. Operasi yang dilakukan Poerwadi pun terbilang khusus. Sebab, operasi
dilakukan lewat anus tanpa pembedahan apa pun di bagian perut.

Baca Juga :  Tingkatkan Imun Tubuh dengan Olahraga dan Terapkan 3M

Prosedur
operasi tersebut sangat minim perdarahan sekaligus ringan efek samping.
Perdarahan umumnya hanya 5 cc karena harus mengelupas otot usus yang tidak ada
sarafnya agar renggang dan bentuk usus kembali normal. ”Sehingga pasien bisa
buang angin dan juga buang air besar (BAB) seperti orang normal pada umumnya,”
terangnya.

Poerwadi
menegaskan bahwa hirschsprung merupakan kelainan bawaan lahir, tetapi bukan
diturunkan. ”Tidak bisa dicegah. Juga tidak ada obatnya. Bila hasil USG
terlihat air ketubannya terlalu banyak, ibu hamil harus waspada. Itu merupakan
salah satu kunci atau tanda bahwa bayinya nanti lahir dengan kelainan saluran
cerna dan itu bisa jadi hirschsprung,” ucapnya. ”Maka, jangan sampai tidak
mengonsumsi folic acid selama hamil untuk membantu pertumbuhan organ-organ
janin,” lanjut dokter 72 tahun itu.

Terpopuler

Artikel Terbaru