27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Dexamethasone Kurangi Risiko Kematian Pasien Covid-19

Peneliti
Oxford University ”menemukan” obat untuk menekan angka kematian pasien
Covid-19. Bukan obat baru memang. Tapi, obat lama yang diuji coba ulang untuk
mengetahui efektivitasnya. Yaitu, dexamethasone, sejenis obat steroid.

Dexamethasone
punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan obat lain yang diuji coba
untuk pasien Covid-19. Harganya murah dan mudah didapatkan. Selain itu,
kemampuannya menekan angka kematian jauh lebih tinggi. ’’Ini satu-satunya obat
sejauh ini yang mengurangi risiko kematian dengan signifikan. Ini adalah
terobosan besar,’’ tegas Kepala Peneliti Profesor Peter Horby seperti dikutip
Agence France-Presse.

Penelitian
yang dimulai Maret lalu itu dibiayai pemerintah Inggris dan pendonor pribadi.
Salah satunya adalah Bill and Melinda Gates Foundation. Dilansir Associated
Press, penelitian itu melibatkan 11 ribu pasien di Britania Raya.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Moderna Dibanderol Sekitar Rp300–500 ribu

Sebanyak
2.104 pasien dipilih secara acak untuk dirawat dengan dexamethasone. Sebanyak
4.321 pasien lainnya mendapatkan perawatan seperti biasanya dan pasien sisanya
diberi obat HIV combo lopinavir-ritonavir, obat antibiotik azithromycin, obat
antiradang tocilizumab, atau injeksi plasma milik pasien yang sudah sembuh dari
Covid-19.

Hasilnya,
mereka yang mendapatkan dexamethasone berpeluang lebih besar menghindari maut.
Risiko kematian pasien Covid-19 yang memakai ventilator turun dari 40 persen
menjadi 28 persen saja. Risiko kematian pasien yang membutuhkan suplai oksigen
juga turun dari 25 persen ke 20 persen. Sebanyak 19 di antara 20 pasien bahkan
berhasil sembuh tanpa harus dilarikan ke rumah sakit.

Para
peneliti menegaskan bahwa seandainya saja obat tersebut sejak awal pandemi
dipakai untuk para pasien di Inggris, sekitar 5 ribu nyawa barangkali bisa
diselamatkan.

Baca Juga :  Cegah Penuaan Dini, Amankah Minum Bubuk Kolagen?

Dexamethasone
sejatinya sudah dipakai untuk mengurangi inflamasi. Obat tersebut bisa
menghentikan kerusakan yang mungkin muncul ketika sistem imun tubuh bekerja
berlebihan untuk memerangi virus SARS-CoV-2. Reaksi itu disebut badai sitokin
dan bisa berujung kematian.

Peneliti
utama Profesor Martin Landray mengungkapkan bahwa dexamethasone sangat murah
dan mudah didapatkan. Obat tersebut bisa menjadi terobosan bagi negara-negara
miskin yang memiliki anggaran minim untuk mengobati pasien.

’’Jadi,
pada dasarnya untuk menyelamatkan pasien hanya butuh GBP 35 (Rp 620 ribu),’’
ujar Landray.

Landray
menegaskan bahwa rumah sakit bisa memberikan obat tersebut kepada pasien tanpa
harus menunggu lebih lanjut. Namun, dia meminta agar masyarakat tidak membeli
sendiri dan memakainya di rumah.

Peneliti
Oxford University ”menemukan” obat untuk menekan angka kematian pasien
Covid-19. Bukan obat baru memang. Tapi, obat lama yang diuji coba ulang untuk
mengetahui efektivitasnya. Yaitu, dexamethasone, sejenis obat steroid.

Dexamethasone
punya banyak keunggulan jika dibandingkan dengan obat lain yang diuji coba
untuk pasien Covid-19. Harganya murah dan mudah didapatkan. Selain itu,
kemampuannya menekan angka kematian jauh lebih tinggi. ’’Ini satu-satunya obat
sejauh ini yang mengurangi risiko kematian dengan signifikan. Ini adalah
terobosan besar,’’ tegas Kepala Peneliti Profesor Peter Horby seperti dikutip
Agence France-Presse.

Penelitian
yang dimulai Maret lalu itu dibiayai pemerintah Inggris dan pendonor pribadi.
Salah satunya adalah Bill and Melinda Gates Foundation. Dilansir Associated
Press, penelitian itu melibatkan 11 ribu pasien di Britania Raya.

Baca Juga :  Vaksin Covid-19 Moderna Dibanderol Sekitar Rp300–500 ribu

Sebanyak
2.104 pasien dipilih secara acak untuk dirawat dengan dexamethasone. Sebanyak
4.321 pasien lainnya mendapatkan perawatan seperti biasanya dan pasien sisanya
diberi obat HIV combo lopinavir-ritonavir, obat antibiotik azithromycin, obat
antiradang tocilizumab, atau injeksi plasma milik pasien yang sudah sembuh dari
Covid-19.

Hasilnya,
mereka yang mendapatkan dexamethasone berpeluang lebih besar menghindari maut.
Risiko kematian pasien Covid-19 yang memakai ventilator turun dari 40 persen
menjadi 28 persen saja. Risiko kematian pasien yang membutuhkan suplai oksigen
juga turun dari 25 persen ke 20 persen. Sebanyak 19 di antara 20 pasien bahkan
berhasil sembuh tanpa harus dilarikan ke rumah sakit.

Para
peneliti menegaskan bahwa seandainya saja obat tersebut sejak awal pandemi
dipakai untuk para pasien di Inggris, sekitar 5 ribu nyawa barangkali bisa
diselamatkan.

Baca Juga :  Cegah Penuaan Dini, Amankah Minum Bubuk Kolagen?

Dexamethasone
sejatinya sudah dipakai untuk mengurangi inflamasi. Obat tersebut bisa
menghentikan kerusakan yang mungkin muncul ketika sistem imun tubuh bekerja
berlebihan untuk memerangi virus SARS-CoV-2. Reaksi itu disebut badai sitokin
dan bisa berujung kematian.

Peneliti
utama Profesor Martin Landray mengungkapkan bahwa dexamethasone sangat murah
dan mudah didapatkan. Obat tersebut bisa menjadi terobosan bagi negara-negara
miskin yang memiliki anggaran minim untuk mengobati pasien.

’’Jadi,
pada dasarnya untuk menyelamatkan pasien hanya butuh GBP 35 (Rp 620 ribu),’’
ujar Landray.

Landray
menegaskan bahwa rumah sakit bisa memberikan obat tersebut kepada pasien tanpa
harus menunggu lebih lanjut. Namun, dia meminta agar masyarakat tidak membeli
sendiri dan memakainya di rumah.

Terpopuler

Artikel Terbaru