31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Penyandang Diabetes Bisa Kendalikan Gula Darah dengan Teknologi

Pasien
diabetes sangat tergantung pada stabilnya nilai kadar gula darah di dalam
tubuhnya. Jika tak terkendali, maka komplikasi yang menyertainya seperti
stroke, jantung, dan gagal ginjal bisa menjadi ancaman. Kini dengan majunya
teknologi, penyandang diabetes bisa mengukur gula darahnya secara mandiri di
rumah.

Pengukuran
gula darah disarankan untuk rutin dilakukan agar bisa terus dipantau dan tetap
stabil. Sebuah penelitian dilakukan oleh aplikasi Teman Diabetes dan Magister
Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (MFK UGM) pada Januari hingga Mei 2020.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menilai efektivitas penggunaan aplikasi
dalam menaikkan pengetahuan diabetes, aktivitas perawatan diri dan perbaikan
nilai klinis perawat penyandang diabetes tipe 2.

Tim
peneliti riset ini adalah Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt selaku peneliti utama,
Apt. Nidaul Hasanah, M. Clin, Pharm, dan Apt. Perdani Adnin Maisyah, M. Clin,
Pharm. Riset tersebut menggunakan desain quasi-experimental dengan
membandingkan perubahan pada grup intervensi dan grup kontrol.

Pada
grup intervensi adalah kelompok sampel yang menggunakan aplikasi Teman
Diabetes, sedangkan kelompok lainnya tidak. Lokasi penelitian dilakukan di
Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.

Baca Juga :  Selain Pilek, Ketahui 2 Gejala Khas Pneumonia Pada Anak

Sebanyak
124 penyandang diabetes tipe 2 menjadi sampel penelitian ini. Terdapat 80
persen sampel berusia 50-65 tahun dan 20 persen berusia 30-49 tahun. Pasien
pria dalam penelitian ini sebanyak 46 persen dan 54 persen lainnya adalah
perempuan.

Mereka
yang telah dibagi dua kelompok dalam penelitian ini diminta menjalani
pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikosilasi. Selain itu dilakukan pula
pemeriksaan glukosa plasma puasa sebelum dan sesudah 3 bulan masa intervensi.
Pemeriksaan tersebut menggunakan sampel darah kapiler.

“Berdasarkan
nilai klinis setelah 3 bulan, terdapat penurunan nilai rata-rata HbA1c pada
grup yang menggunakan aplikasi lebih signifikan dibandingkan dengan grup yang
tidak menggunakan aplikasi,” kata para peneliti kepada wartawan baru-baru ini
secara daring.

Begitu
pula dengan nilai rata-rata gula darah puasa pada pasien di grup yang
menggunakan aplikasi menurun hingga 71,4 mg/dl sedangkan rata-rata gula darah
puasa grup yang tidak menggunakan aplikasi meningkat hingga 72,4 mg/dl. Selanjutnya
pada skoring peningkatan pengetahuan diabetes selama 2 bulan, grup yang
menggunakan aplikasi lebih tinggi dibandingkan grup yang tidak menggunakan
aplikasi tersebut. Sehingga penyandang diabetes memiliki pengetahuan mengenai
gaya hidup dan kepatuhan pengobatan, serta pengelolaan nilai glikemik.

Baca Juga :  Indonesia Pakai Enam Jenis Vaksin

“Penelitian
menemukan bahwa penggunaan aplikasi ini selama 2 bulan menaikkan tingkat
pengetahuan diabetes pengguna,” ungkap Tim Peneliti Prof. Dr. Zullies Ikawati,
Apt.

“Penelitian
menemukan bahwa penggunaan aplikasi membantu perawatan diabetes mandiri dapat
memberikan efek perbaikan nilai klinis yang ditandai dengan penurunan angka
HbA1c,” kata peneliti lainnya Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

COO
PT Global Urban Esensial (GUE), Ibu Tiffany Robyn mengatakan penggunaan
teknologi berbasis aplikasi mulai banyak digunakan oleh pasien diabetes. Maka
dari itu penting untuk diteliti bagaimana efektivitas penggunaan aplikasi
berbasis teknologi untuk perawatan pasien diabetes.

“Penting
bagi penyandang diabetes untuk merekam data mereka dan menghubungkan diabetesi
dengan tenaga medis ahli diabetes untuk mendapatkan arahan medis sesuai dengan
kebutuhan individu para penyandang diabetes. Sehingga semakin banyak pasien
diabetes yang mempercayakan Pengelolaan Gula Darah Mandiri (PGDM),” tegas
Robyn.

Pasien
diabetes sangat tergantung pada stabilnya nilai kadar gula darah di dalam
tubuhnya. Jika tak terkendali, maka komplikasi yang menyertainya seperti
stroke, jantung, dan gagal ginjal bisa menjadi ancaman. Kini dengan majunya
teknologi, penyandang diabetes bisa mengukur gula darahnya secara mandiri di
rumah.

Pengukuran
gula darah disarankan untuk rutin dilakukan agar bisa terus dipantau dan tetap
stabil. Sebuah penelitian dilakukan oleh aplikasi Teman Diabetes dan Magister
Farmasi Klinik Universitas Gadjah Mada (MFK UGM) pada Januari hingga Mei 2020.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menilai efektivitas penggunaan aplikasi
dalam menaikkan pengetahuan diabetes, aktivitas perawatan diri dan perbaikan
nilai klinis perawat penyandang diabetes tipe 2.

Tim
peneliti riset ini adalah Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt selaku peneliti utama,
Apt. Nidaul Hasanah, M. Clin, Pharm, dan Apt. Perdani Adnin Maisyah, M. Clin,
Pharm. Riset tersebut menggunakan desain quasi-experimental dengan
membandingkan perubahan pada grup intervensi dan grup kontrol.

Pada
grup intervensi adalah kelompok sampel yang menggunakan aplikasi Teman
Diabetes, sedangkan kelompok lainnya tidak. Lokasi penelitian dilakukan di
Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta.

Baca Juga :  Selain Pilek, Ketahui 2 Gejala Khas Pneumonia Pada Anak

Sebanyak
124 penyandang diabetes tipe 2 menjadi sampel penelitian ini. Terdapat 80
persen sampel berusia 50-65 tahun dan 20 persen berusia 30-49 tahun. Pasien
pria dalam penelitian ini sebanyak 46 persen dan 54 persen lainnya adalah
perempuan.

Mereka
yang telah dibagi dua kelompok dalam penelitian ini diminta menjalani
pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin terglikosilasi. Selain itu dilakukan pula
pemeriksaan glukosa plasma puasa sebelum dan sesudah 3 bulan masa intervensi.
Pemeriksaan tersebut menggunakan sampel darah kapiler.

“Berdasarkan
nilai klinis setelah 3 bulan, terdapat penurunan nilai rata-rata HbA1c pada
grup yang menggunakan aplikasi lebih signifikan dibandingkan dengan grup yang
tidak menggunakan aplikasi,” kata para peneliti kepada wartawan baru-baru ini
secara daring.

Begitu
pula dengan nilai rata-rata gula darah puasa pada pasien di grup yang
menggunakan aplikasi menurun hingga 71,4 mg/dl sedangkan rata-rata gula darah
puasa grup yang tidak menggunakan aplikasi meningkat hingga 72,4 mg/dl. Selanjutnya
pada skoring peningkatan pengetahuan diabetes selama 2 bulan, grup yang
menggunakan aplikasi lebih tinggi dibandingkan grup yang tidak menggunakan
aplikasi tersebut. Sehingga penyandang diabetes memiliki pengetahuan mengenai
gaya hidup dan kepatuhan pengobatan, serta pengelolaan nilai glikemik.

Baca Juga :  Indonesia Pakai Enam Jenis Vaksin

“Penelitian
menemukan bahwa penggunaan aplikasi ini selama 2 bulan menaikkan tingkat
pengetahuan diabetes pengguna,” ungkap Tim Peneliti Prof. Dr. Zullies Ikawati,
Apt.

“Penelitian
menemukan bahwa penggunaan aplikasi membantu perawatan diabetes mandiri dapat
memberikan efek perbaikan nilai klinis yang ditandai dengan penurunan angka
HbA1c,” kata peneliti lainnya Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

COO
PT Global Urban Esensial (GUE), Ibu Tiffany Robyn mengatakan penggunaan
teknologi berbasis aplikasi mulai banyak digunakan oleh pasien diabetes. Maka
dari itu penting untuk diteliti bagaimana efektivitas penggunaan aplikasi
berbasis teknologi untuk perawatan pasien diabetes.

“Penting
bagi penyandang diabetes untuk merekam data mereka dan menghubungkan diabetesi
dengan tenaga medis ahli diabetes untuk mendapatkan arahan medis sesuai dengan
kebutuhan individu para penyandang diabetes. Sehingga semakin banyak pasien
diabetes yang mempercayakan Pengelolaan Gula Darah Mandiri (PGDM),” tegas
Robyn.

Terpopuler

Artikel Terbaru