30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pandemi Covid-19 Sebabkan Stresor Psikososial di Lapisan Masyarakat

Pandemi
Covid-19 yang sudah terjadi selama 10 bulan sejak pertama muncul di Wuhan,
Tiongkok. Keadaan tak menentu karena Covid-19 membuat warga dunia stres. Tak
hanya publik, tenaga medis adalah pihak yang paling mengalami kelelahan dalam
melawan pandemi. Tak sedikit pula dari mereka yang gugur.

Dalam
laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ketakutan, kekhawatiran, dan
stres adalah respons normal terhadap ancaman yang dirasakan pada saat dihadapkan
pada ketidakpastian atau yang tidak diketahui. Ditambah dengan ketakutan
tertular virus Korona. Jadi wajar dan bisa dimaklumi bahwa masyarakat mengalami
ketakutan dalam konteks pandemi Covid-19.

WHO
juga sudah memberikan arahan dan nasehat selama pandemi Covid-19 bagi petugas
kesehatan, pengelola fasilitas kesehatan, orang yang merawat anak, lansia,
orang terasing dan anggota masyarakat secara lebih umum, untuk menjaga
kesehatan mental mereka. Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan, dunia
saat ini mengalami dampak dari krisis Pandemi Covid-19 baik kesehatan fisik
maupun kesehatan jiwa.

Baca Juga :  Covid-19 Varian Omicron Menyebar, Ahli Ungkap Efektivitas Masker

“Pandemi
ini menjadi stresor psikososial bagi setiap lapisan masyarakat,” katanya kepada
JawaPos.com baru-baru ini.

Dia
menjelaskan beberapa pemicunya bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama,
tenaga kesehatan harus beradaptasi ekstra keras dalam memberikan layanan yang
paripurna dengan ancaman Covid-19 yang terus mengancam. Lalu karyawan dan
pekerja dipenuhi kekhawatiran membawa virus ke rumah sepulang mereka kerja. Dan
untuk pelajar dan mahasiswa dengan pembelajaran jarak jauh harus menyesuaikan
diri saat harus berjarak dengan teman dan guru.

“Belum
lagi pekerja yang harus mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan
pekerjaan,” katanya.

Masyarakat
juga masih dihantui oleh kekhawatiran tentang masa depan. Ditambah pengalaman
terkena Covid-19, serta kehilangan orang yang dikasihi dan stigma yang
didapatkan dari lingkungan. “Dan kondisi ini, bagi orang dengan gangguan jiwa,
isolasi sosial memperberat kondisi mereka,” tutupnya.

Baca Juga :  3 Buah Ini Bermanfaat Untuk Meredakan Stres

Pandemi
Covid-19 yang sudah terjadi selama 10 bulan sejak pertama muncul di Wuhan,
Tiongkok. Keadaan tak menentu karena Covid-19 membuat warga dunia stres. Tak
hanya publik, tenaga medis adalah pihak yang paling mengalami kelelahan dalam
melawan pandemi. Tak sedikit pula dari mereka yang gugur.

Dalam
laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ketakutan, kekhawatiran, dan
stres adalah respons normal terhadap ancaman yang dirasakan pada saat dihadapkan
pada ketidakpastian atau yang tidak diketahui. Ditambah dengan ketakutan
tertular virus Korona. Jadi wajar dan bisa dimaklumi bahwa masyarakat mengalami
ketakutan dalam konteks pandemi Covid-19.

WHO
juga sudah memberikan arahan dan nasehat selama pandemi Covid-19 bagi petugas
kesehatan, pengelola fasilitas kesehatan, orang yang merawat anak, lansia,
orang terasing dan anggota masyarakat secara lebih umum, untuk menjaga
kesehatan mental mereka. Psikiater dr. Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan, dunia
saat ini mengalami dampak dari krisis Pandemi Covid-19 baik kesehatan fisik
maupun kesehatan jiwa.

Baca Juga :  Covid-19 Varian Omicron Menyebar, Ahli Ungkap Efektivitas Masker

“Pandemi
ini menjadi stresor psikososial bagi setiap lapisan masyarakat,” katanya kepada
JawaPos.com baru-baru ini.

Dia
menjelaskan beberapa pemicunya bisa terjadi karena beberapa faktor. Pertama,
tenaga kesehatan harus beradaptasi ekstra keras dalam memberikan layanan yang
paripurna dengan ancaman Covid-19 yang terus mengancam. Lalu karyawan dan
pekerja dipenuhi kekhawatiran membawa virus ke rumah sepulang mereka kerja. Dan
untuk pelajar dan mahasiswa dengan pembelajaran jarak jauh harus menyesuaikan
diri saat harus berjarak dengan teman dan guru.

“Belum
lagi pekerja yang harus mengalami penurunan pendapatan atau kehilangan
pekerjaan,” katanya.

Masyarakat
juga masih dihantui oleh kekhawatiran tentang masa depan. Ditambah pengalaman
terkena Covid-19, serta kehilangan orang yang dikasihi dan stigma yang
didapatkan dari lingkungan. “Dan kondisi ini, bagi orang dengan gangguan jiwa,
isolasi sosial memperberat kondisi mereka,” tutupnya.

Baca Juga :  3 Buah Ini Bermanfaat Untuk Meredakan Stres

Terpopuler

Artikel Terbaru