30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pasien Hipertensi dan Diabetes Dibayangi Ancaman Gagal Ginjal

Penting
untuk mengendalikan gula darah dan tekanan darah terkendali. Sebab jika tak
terkendali, ancamannya bisa terkena komplikasi berupa penyakit gagal ginjal.

Beberapa
penyakit yang seringkali menyebabkan gangguan ginjal tahap akhir meliputi
diabetes, tekanan darah tinggi kronis dan tidak terkontrol, peradangan ginjal
(glomerulonefritis) kronis, serta penyakit ginjal polikistik. Apabila ginjal
tidak mampu lagi menopang fungsi utamanya dalam tubuh, maka dibutuhkan terapi
pengganti ginjal baik itu cuci darah, peritoneal dialysis, dan transplantasi
ginjal.

Orang
dengan penyakit diabetes memiliki pembuluh darah yang ada di ginjal tidak
lancar. Sehingga merusak ginjal. Ujungnya, ginjal menjadi kekurangan darah.

Salah
satu fungsi ginjal adalah mengatur tekanan darah, selain membuang urin dan
racun. Ginjal membantu sel darah merah. Oleh sebab itu, pasien dengan penyakit
ginjal sering mengalami kemerosotan sel darah merah (HB).

Baca Juga :  Norovirus Juga Ditemukan di Indonesia, Penderitanya Muntah dan Diare

Ginjal
memiliki sistem pengaturan dengan disertai hormon renin angiotensin aldosteron.
Hormon ini mengatur penyerapan garam di dalam tubuh. Jika garam di tubuh
terlalu tinggi bisa merangsang hipertensi sehingga lama-lama merusak ginjal.

Pokja
Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM Dr. dr. Maruhum
Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, menjelaskan penyakit ginjal tahap akhir (End Stage
Renal Disease/ ESRD) mayoritas disebabkan oleh penyakit kronik. Seperti
hipertensi dan diabetes mellitusm selain itu radang ginjal (glomerulonefritis),
kista ginjal, dan sumbatan saluran kemih.

Berdasarkan
data yang dihimpun dalam Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018, terdapat
65.947 pasien baru yang membutuhkan cuci darah. Sebanyak 92 persen di antaranya
termasuk dalam kategori penyakit ginjal tahap akhir.

Baca Juga :  Ini Manfaat Luar Biasa dari Berpegangan Tangan

“Maka
pencegahan yang harus dilakukan untuk penyakit kronik seperti hipertensi dan
diabetes mellitus yaitu menjaga tekanan darah dan kadar gula darah dalam batas
normal,” tegasnya dalam Webinar, Jumat (11/9).

Kunci
lainnya, kata dia, harus patuh terhadap pengobatan yang diberikan serta
mempraktikkan gaya hidup sehat. Misalnya mengonsumsi diet harian yang tepat,
melakukan aktivitas fisik,

menjaga
berat badan, beristirahat cukup, menghentikan konsumsi zat yang tidak baik
seperti merokok, minuman beralkohol.

“Langkah-langkah
ini juga perlu diterapkan bagi calon donor transplan ginjal dan resipien
sebelum prosedur dilakukan,” jelasnya.

Penting
untuk mengendalikan gula darah dan tekanan darah terkendali. Sebab jika tak
terkendali, ancamannya bisa terkena komplikasi berupa penyakit gagal ginjal.

Beberapa
penyakit yang seringkali menyebabkan gangguan ginjal tahap akhir meliputi
diabetes, tekanan darah tinggi kronis dan tidak terkontrol, peradangan ginjal
(glomerulonefritis) kronis, serta penyakit ginjal polikistik. Apabila ginjal
tidak mampu lagi menopang fungsi utamanya dalam tubuh, maka dibutuhkan terapi
pengganti ginjal baik itu cuci darah, peritoneal dialysis, dan transplantasi
ginjal.

Orang
dengan penyakit diabetes memiliki pembuluh darah yang ada di ginjal tidak
lancar. Sehingga merusak ginjal. Ujungnya, ginjal menjadi kekurangan darah.

Salah
satu fungsi ginjal adalah mengatur tekanan darah, selain membuang urin dan
racun. Ginjal membantu sel darah merah. Oleh sebab itu, pasien dengan penyakit
ginjal sering mengalami kemerosotan sel darah merah (HB).

Baca Juga :  Norovirus Juga Ditemukan di Indonesia, Penderitanya Muntah dan Diare

Ginjal
memiliki sistem pengaturan dengan disertai hormon renin angiotensin aldosteron.
Hormon ini mengatur penyerapan garam di dalam tubuh. Jika garam di tubuh
terlalu tinggi bisa merangsang hipertensi sehingga lama-lama merusak ginjal.

Pokja
Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM Dr. dr. Maruhum
Bonar H. Marbun, Sp.PD-KGH, menjelaskan penyakit ginjal tahap akhir (End Stage
Renal Disease/ ESRD) mayoritas disebabkan oleh penyakit kronik. Seperti
hipertensi dan diabetes mellitusm selain itu radang ginjal (glomerulonefritis),
kista ginjal, dan sumbatan saluran kemih.

Berdasarkan
data yang dihimpun dalam Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018, terdapat
65.947 pasien baru yang membutuhkan cuci darah. Sebanyak 92 persen di antaranya
termasuk dalam kategori penyakit ginjal tahap akhir.

Baca Juga :  Ini Manfaat Luar Biasa dari Berpegangan Tangan

“Maka
pencegahan yang harus dilakukan untuk penyakit kronik seperti hipertensi dan
diabetes mellitus yaitu menjaga tekanan darah dan kadar gula darah dalam batas
normal,” tegasnya dalam Webinar, Jumat (11/9).

Kunci
lainnya, kata dia, harus patuh terhadap pengobatan yang diberikan serta
mempraktikkan gaya hidup sehat. Misalnya mengonsumsi diet harian yang tepat,
melakukan aktivitas fisik,

menjaga
berat badan, beristirahat cukup, menghentikan konsumsi zat yang tidak baik
seperti merokok, minuman beralkohol.

“Langkah-langkah
ini juga perlu diterapkan bagi calon donor transplan ginjal dan resipien
sebelum prosedur dilakukan,” jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru