27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Gaya Hidup Tak Sehat, Selalu Kenali 3 Gejala Klasik Diabetes

Diabetes
merupakan penyakit induk berbagai penyakit lainnya. Seseorang bisa terserang
berbagai komplikasi lain jika gula darahnya tidak terkendali. Maka dari itu
selalu kenali gejala-gejala khas jika Anda sudah menderita diabetes.

Ketua
Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, SpPD-KEMD memperingatkan bahwa menurut data IDF (The International
Diabetes Federation) Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati
urutan ke-7 dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Yakni
dengan 10.681.400 orang per tahun 2020 dengan prevalensi 6,2 persen.

Angka
ini diperkirakan meningkat jadi 16,7 juta pasien per tahun 2045. Dengan data
tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indonesia
mengalami diabetes.

“Yang
paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh
gaya hidup tidak sehat. Dan melihat angka yang sangat besar, artinya setiap
orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalami penyakit
diabetes,” ungkapnya dalam webinar Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes
Day (WDD) yang diperingati setiap 14 November bersama KALBE Nutritionals
(Diabetasol) baru-baru ini.

Baca Juga :  Alasan WHO Mewajibkan Anak Mulai Usia 12 Tahun Pakai Masker

Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, papar Prof. Suastika, angka
prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9 persen yang diprediksi juga akan
terus meningkat. Kondisi ini pastinya dapat mempersulit proses pengendalian dan
pengelolaan diabetes.

“Siapa
pun harus aware dengan kondisi kita. Harus harus ingat bahwa gejala klasik diabetes
yang bisa didiagnosa dari awal,” tegasnya.

Ada
3 Gejala Klasik

Gejala
klasik itu adalah banyak minum, banyak kencing, juga berat badan yang turun
drastis namun nafsu makan berlebih. Bagi diabetesi, penting untuk mengecek
kadar gula darah secara rutin dan melakukan pencegahan, terlebih saat pandemi
Covid-19 sekarang ini.

“Diabetes
adalah salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang banyak ditemukan pada
pasien virus COVID-19 tepatnya di peringkat kedua yaitu sebanyak 34,4 persen
kasus di Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga :  Bagaimana Bahaya Oatmilk Bila Dikonsumsi? Simak Penjelasan Ini

Presiden
PB PERSADIA Terpilih periode 2020 – 2022 Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD,
FINASIM menjelaskan, perencanaan pengelolaan diabetes harus dibicarakan antara
diabetesi dan keluarganya. Diabetesi harus menerima perawatan medis secara terkoordinasi
dan terintegrasi dari tim kesehatan.

Sehingga
keluarga perlu menyadari pentingnya keikutsertaan dalam perawatan diabetesi
melitus agar kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Diabetesi
memerlukan diet gizi khusus untuk secara efektif mengatur kadar gula darah
mereka serta memenuhi kebutuhan gizi mereka.

“Perencanaan
pengelolaan diabetes melitus harus dilakukan secara bersama antara pasien
dengan keluarga agar kadar gula darah dapat terkontrol,” jelas dr. Sony.

Diabetes
merupakan penyakit induk berbagai penyakit lainnya. Seseorang bisa terserang
berbagai komplikasi lain jika gula darahnya tidak terkendali. Maka dari itu
selalu kenali gejala-gejala khas jika Anda sudah menderita diabetes.

Ketua
Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, SpPD-KEMD memperingatkan bahwa menurut data IDF (The International
Diabetes Federation) Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati
urutan ke-7 dari sepuluh negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi. Yakni
dengan 10.681.400 orang per tahun 2020 dengan prevalensi 6,2 persen.

Angka
ini diperkirakan meningkat jadi 16,7 juta pasien per tahun 2045. Dengan data
tahun ini, 1 dari 25 penduduk Indonesia atau 10 persen dari penduduk Indonesia
mengalami diabetes.

“Yang
paling banyak di Indonesia adalah kasus diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh
gaya hidup tidak sehat. Dan melihat angka yang sangat besar, artinya setiap
orang memiliki kerabat, teman, atau bahkan keluarga yang mengalami penyakit
diabetes,” ungkapnya dalam webinar Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes
Day (WDD) yang diperingati setiap 14 November bersama KALBE Nutritionals
(Diabetasol) baru-baru ini.

Baca Juga :  Alasan WHO Mewajibkan Anak Mulai Usia 12 Tahun Pakai Masker

Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, papar Prof. Suastika, angka
prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 10,9 persen yang diprediksi juga akan
terus meningkat. Kondisi ini pastinya dapat mempersulit proses pengendalian dan
pengelolaan diabetes.

“Siapa
pun harus aware dengan kondisi kita. Harus harus ingat bahwa gejala klasik diabetes
yang bisa didiagnosa dari awal,” tegasnya.

Ada
3 Gejala Klasik

Gejala
klasik itu adalah banyak minum, banyak kencing, juga berat badan yang turun
drastis namun nafsu makan berlebih. Bagi diabetesi, penting untuk mengecek
kadar gula darah secara rutin dan melakukan pencegahan, terlebih saat pandemi
Covid-19 sekarang ini.

“Diabetes
adalah salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang banyak ditemukan pada
pasien virus COVID-19 tepatnya di peringkat kedua yaitu sebanyak 34,4 persen
kasus di Indonesia,” jelasnya.

Baca Juga :  Bagaimana Bahaya Oatmilk Bila Dikonsumsi? Simak Penjelasan Ini

Presiden
PB PERSADIA Terpilih periode 2020 – 2022 Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD,
FINASIM menjelaskan, perencanaan pengelolaan diabetes harus dibicarakan antara
diabetesi dan keluarganya. Diabetesi harus menerima perawatan medis secara terkoordinasi
dan terintegrasi dari tim kesehatan.

Sehingga
keluarga perlu menyadari pentingnya keikutsertaan dalam perawatan diabetesi
melitus agar kadar gula darah dapat terkontrol dengan baik. Diabetesi
memerlukan diet gizi khusus untuk secara efektif mengatur kadar gula darah
mereka serta memenuhi kebutuhan gizi mereka.

“Perencanaan
pengelolaan diabetes melitus harus dilakukan secara bersama antara pasien
dengan keluarga agar kadar gula darah dapat terkontrol,” jelas dr. Sony.

Terpopuler

Artikel Terbaru