33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Para Peneliti Eropa Temukan Obat yang Bisa Menghambat Efek Korona

Para peneliti di Institut Rekayasa Biologi
Catalunya (Institute for Bioengineering of Catalonia/IBEC) bersama kolaborator
dari Kanada, Swedia, dan Jerman berhasil mengidentifikasi sebuah obat yang
mampu menghambat efek korona (Covid-19), demikian disampaikan institut tersebut
pada Jumat (3/4) seperti dilansir 
Antara dari Xinhua.

“Kami berhasil mengembangkan kultur sel yang
menyerupai ginjal, yang kami sebut ginjal mikro, untuk meneliti efek sebuah
obat yang akan memasuki (uji coba) tahap dua pada pasien penderita penyakit
COVID-19,” kata Profesor Nuria Montserrat, pemimpin proyek riset itu.

Pengobatan ini, yang terbukti bisa mengurangi
jumlah virus yang ada di dalam jaringan hingga 5.000 kali, menggunakan
ginjal-ginjal mikro yang dihasilkan oleh sel punca manusia untuk menunjukkan
bagaimana virus itu berinteraksi dengan sel manusia dan menginfeksinya.

Baca Juga :  Dokter Tirta Ajak Generasi Muda Kampanyekan Prokes di Media Sosial

“Penggunaan obat ini mampu menghambat virus
untuk masuk dan melakukan replikasi di dalam ginjal mikro yang dapat kami
lakukan di laboratorium melalui rekayasa biologi,” papar Profesor Montserrat.

Temuan menjanjikan ini, yang diterbitkan dalam
jurnal ilmiah prestisius “Cell”, mendorong perusahaan bioteknologi yang telah
mengembangkan obat tersebut, APEIRON Biologics, untuk mengumumkan bahwa
pihaknya akan segera memulai uji coba klinis terhadap 200 pasien korona tahap
lanjut di Eropa.

Obat tersebut, yang dinamai APN01, sudah ada
karena sebelumnya dikembangkan untuk melawan wabah SARS (sindrom pernapasan
akut parah) pada 2003. SARS disebabkan oleh coronavirus yang sangat mirip 
Covid-19 saat ini.

APN01 telah diuji untuk tahap awal infeksi
saja karena organ mikro hanya bisa disimpan dalam kultur sel maksimal 15 hari.
Namun demikian, para peneliti meyakini bahwa obat antivirus ini juga bisa
efektif untuk tahap yang lebih lanjut dan akan dibuktikan dalam uji coba yang
akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan di Eropa. (*)

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

·        
 

Para peneliti di Institut Rekayasa Biologi
Catalunya (Institute for Bioengineering of Catalonia/IBEC) bersama kolaborator
dari Kanada, Swedia, dan Jerman berhasil mengidentifikasi sebuah obat yang
mampu menghambat efek korona (Covid-19), demikian disampaikan institut tersebut
pada Jumat (3/4) seperti dilansir 
Antara dari Xinhua.

“Kami berhasil mengembangkan kultur sel yang
menyerupai ginjal, yang kami sebut ginjal mikro, untuk meneliti efek sebuah
obat yang akan memasuki (uji coba) tahap dua pada pasien penderita penyakit
COVID-19,” kata Profesor Nuria Montserrat, pemimpin proyek riset itu.

Pengobatan ini, yang terbukti bisa mengurangi
jumlah virus yang ada di dalam jaringan hingga 5.000 kali, menggunakan
ginjal-ginjal mikro yang dihasilkan oleh sel punca manusia untuk menunjukkan
bagaimana virus itu berinteraksi dengan sel manusia dan menginfeksinya.

Baca Juga :  Dokter Tirta Ajak Generasi Muda Kampanyekan Prokes di Media Sosial

“Penggunaan obat ini mampu menghambat virus
untuk masuk dan melakukan replikasi di dalam ginjal mikro yang dapat kami
lakukan di laboratorium melalui rekayasa biologi,” papar Profesor Montserrat.

Temuan menjanjikan ini, yang diterbitkan dalam
jurnal ilmiah prestisius “Cell”, mendorong perusahaan bioteknologi yang telah
mengembangkan obat tersebut, APEIRON Biologics, untuk mengumumkan bahwa
pihaknya akan segera memulai uji coba klinis terhadap 200 pasien korona tahap
lanjut di Eropa.

Obat tersebut, yang dinamai APN01, sudah ada
karena sebelumnya dikembangkan untuk melawan wabah SARS (sindrom pernapasan
akut parah) pada 2003. SARS disebabkan oleh coronavirus yang sangat mirip 
Covid-19 saat ini.

APN01 telah diuji untuk tahap awal infeksi
saja karena organ mikro hanya bisa disimpan dalam kultur sel maksimal 15 hari.
Namun demikian, para peneliti meyakini bahwa obat antivirus ini juga bisa
efektif untuk tahap yang lebih lanjut dan akan dibuktikan dalam uji coba yang
akan dimulai dalam beberapa pekan ke depan di Eropa. (*)

Baca Juga :  Inilah Alasan Mandi Air Dingin Bisa Meningkatkan Metabolisme Anda

·        
 

Terpopuler

Artikel Terbaru