31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Raih Tiga Medali di Kejuaraan Para-Badminton

Hasil fantastis di event Kejuaraan Dunia 2019
tidak hanya diukir Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Kabar sangat baik juga
datang dari skuad Merah Putih yang sukses memborong 4 emas, 2 perak, dan 4
perunggu dari cabang para-badminton.

======================

 

Leani Ratri Oktila menjadi atlet paling sukses.
Pemain yang terjun di kategori SL4 (standing lower 4) itu mengoleksi dua emas
dari nomor tunggal putri dan ganda campuran. Serta satu perak dari nomor ganda
putri. Hasil itu mengantar dia lolos ke Paralympic 2020 Tokyo. Padahal, masa
kualifikasi masih menyisakan delapan bulan lagi.


“Iya, saya sudah lolos untuk tiga nomor yang saya ikuti,” ungkap
Leani ketika dihubungi Jawa Pos (Grup Kaltengpos.co)

“Ke depan masih banyak event. Cuma saya
belum tahu akan diturunkan di mana oleh NPC (National Paralympic Committee)
Indonesia. Yang penting selalu siap saja,”lanjut pemain berusia 28 tahun
itu.
Salah satu medali paling berkesan bagi Leani adalah yang dari nomor tunggal
putri. Sebab, itu gelar perdana dia dari nomor tersebut. Pada edisi 2017, dia
hanya meraih perak. Nah, di final Minggu lalu (25/8), dia mengalahkan Chen
Hefang (Tiongkok) 21-16, 21-16. Chen adalah lawan yang mengalahkannya dalam
final Asian Para Games 2018 di Jakarta lalu. So, ini revans yang sangat manis.

“Saya nggak menyangka bisa menang straight games,”kata Leani. Itu
bisa dimaklumi. Karena di hari yang sama, dia harus menjalani final di nomor
ganda putri dan campuran. “Secara fisik sih lebih melelahkan saat latihan.
Tapi saat pertandingan itu lebih berat secara mental,”lanjut dia.

Baca Juga :  El Clasico Pertama tanpa Gol, El Real Kritik Keputusan Wasit

Perempuan kelahiran Bangkinang, Sumatra Barat,
itu menambahkan, hasil dua emas dan satu perak sudah sesuai dengan target dia.
Namun, dia tetap berharap di event lain nanti, dia bisa memborong tiga emas
sekaligus. 
Sementara itu, pelatih para-badminton Nurrochman membenarkan bahwa capaian tim
Indonesia sudah memenuhi target NPC. Baik jumlah medali maupun nomor
pertandingannya. “Tetapi harus selalu evaluasi untuk persiapan Paralympic
Games 2020,” ujar Nurrochman.       
Capaian di Basel itu mengulang hasil pada edisi 2017 yang digelar di Ulsan,
Korea Selatan. Saat itu tim Indonesia memborong medali dengan jumlah yang sama
dengan tahun ini. Namun, prestasi tahun ini terasa lebih penting. Sebab
kejuaraan dunia ini menjadi test case untuk persiapan menyongsong multievent
terbesar dunia bagi atlet disabilitas di Tokyo tahun depan.
“Peluang untuk meraih emas di Paralympic Games cukup besar. Sampai saat
ini saya masih menargetkan bisa mengambil dua emas,”papar Nurrochman.

Baca Juga :  Tingkatkan Skill Tenaga Kerja

“Mulai sekarang kami harus persiapkan
atlet lebih keras untuk ajang itu,”lanjut dia.
Selain Leani, ada beberapa pemain yang juga meraih medali dobel. Misalnya Dheva
Anrimusthi. Dia meraih emas tunggal putra di kategori SU5 usai mengalahkan
Suryo Nugroho, 21-15, 21-15. Dia juga meraih gelar juara di sektor ganda putra
SU5 berpasangan dengan Hafizh Briliansyah Prawiranegara. Sementara itu, pemain
senior Ukun Rukaendi (SL3) meraih dua perunggu.
Seperti Ahsan dkk, seluruh tim para-badminton juga dijamu makan malam oleh Duta
Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Darmansyah Hadad. Hari ini tim Indonesia
akan tiba di Jakarta dan bakal disambut oleh Menpora Imam Nahrawi serta Ketua
Umum PP PBSI Wiranto. (feb/na/ram)

Hasil fantastis di event Kejuaraan Dunia 2019
tidak hanya diukir Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Kabar sangat baik juga
datang dari skuad Merah Putih yang sukses memborong 4 emas, 2 perak, dan 4
perunggu dari cabang para-badminton.

======================

 

Leani Ratri Oktila menjadi atlet paling sukses.
Pemain yang terjun di kategori SL4 (standing lower 4) itu mengoleksi dua emas
dari nomor tunggal putri dan ganda campuran. Serta satu perak dari nomor ganda
putri. Hasil itu mengantar dia lolos ke Paralympic 2020 Tokyo. Padahal, masa
kualifikasi masih menyisakan delapan bulan lagi.


“Iya, saya sudah lolos untuk tiga nomor yang saya ikuti,” ungkap
Leani ketika dihubungi Jawa Pos (Grup Kaltengpos.co)

“Ke depan masih banyak event. Cuma saya
belum tahu akan diturunkan di mana oleh NPC (National Paralympic Committee)
Indonesia. Yang penting selalu siap saja,”lanjut pemain berusia 28 tahun
itu.
Salah satu medali paling berkesan bagi Leani adalah yang dari nomor tunggal
putri. Sebab, itu gelar perdana dia dari nomor tersebut. Pada edisi 2017, dia
hanya meraih perak. Nah, di final Minggu lalu (25/8), dia mengalahkan Chen
Hefang (Tiongkok) 21-16, 21-16. Chen adalah lawan yang mengalahkannya dalam
final Asian Para Games 2018 di Jakarta lalu. So, ini revans yang sangat manis.

“Saya nggak menyangka bisa menang straight games,”kata Leani. Itu
bisa dimaklumi. Karena di hari yang sama, dia harus menjalani final di nomor
ganda putri dan campuran. “Secara fisik sih lebih melelahkan saat latihan.
Tapi saat pertandingan itu lebih berat secara mental,”lanjut dia.

Baca Juga :  El Clasico Pertama tanpa Gol, El Real Kritik Keputusan Wasit

Perempuan kelahiran Bangkinang, Sumatra Barat,
itu menambahkan, hasil dua emas dan satu perak sudah sesuai dengan target dia.
Namun, dia tetap berharap di event lain nanti, dia bisa memborong tiga emas
sekaligus. 
Sementara itu, pelatih para-badminton Nurrochman membenarkan bahwa capaian tim
Indonesia sudah memenuhi target NPC. Baik jumlah medali maupun nomor
pertandingannya. “Tetapi harus selalu evaluasi untuk persiapan Paralympic
Games 2020,” ujar Nurrochman.       
Capaian di Basel itu mengulang hasil pada edisi 2017 yang digelar di Ulsan,
Korea Selatan. Saat itu tim Indonesia memborong medali dengan jumlah yang sama
dengan tahun ini. Namun, prestasi tahun ini terasa lebih penting. Sebab
kejuaraan dunia ini menjadi test case untuk persiapan menyongsong multievent
terbesar dunia bagi atlet disabilitas di Tokyo tahun depan.
“Peluang untuk meraih emas di Paralympic Games cukup besar. Sampai saat
ini saya masih menargetkan bisa mengambil dua emas,”papar Nurrochman.

Baca Juga :  Tingkatkan Skill Tenaga Kerja

“Mulai sekarang kami harus persiapkan
atlet lebih keras untuk ajang itu,”lanjut dia.
Selain Leani, ada beberapa pemain yang juga meraih medali dobel. Misalnya Dheva
Anrimusthi. Dia meraih emas tunggal putra di kategori SU5 usai mengalahkan
Suryo Nugroho, 21-15, 21-15. Dia juga meraih gelar juara di sektor ganda putra
SU5 berpasangan dengan Hafizh Briliansyah Prawiranegara. Sementara itu, pemain
senior Ukun Rukaendi (SL3) meraih dua perunggu.
Seperti Ahsan dkk, seluruh tim para-badminton juga dijamu makan malam oleh Duta
Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Darmansyah Hadad. Hari ini tim Indonesia
akan tiba di Jakarta dan bakal disambut oleh Menpora Imam Nahrawi serta Ketua
Umum PP PBSI Wiranto. (feb/na/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru