30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jika Kalahkan Australia, Timnas Indonesia Dijanjikan Bonus Lebih Besar dari Sebelumnya

PROKALTENG.CO-Semua pemain tim nasional (timnas) Indonesia menyaksikan pertandingan Kirgistan melawan Oman dari hotel tempat menginap di Doha, Qatar. Jika laga itu berakhir seri, satu tiket menuju babak 16 besar menjadi milik Garuda.

Saat laga tersebut diprediksi berakhir dengan kemenangan Oman, Kirgistan membuat kejutan. Joel Kojo membuat kedudukan menjadi imbang 1-1 berkat golnya pada menit ke-80. Skor itu berakhir sampai peluit panjang ditiup.

Hasil seri tersebut mengantarkan Indonesia merebut tiket 16 besar keempat dari jalur peringkat ketiga terbaik. Para penggawa, pelatih, dan ofisial Garuda pun larut dalam kegembiraan. Bukan cuma karena lolos dari lubang jarum, tapi juga karena itulah tiket fase gugur pertama Indonesia sepanjang sejarah Piala Asia.

Tapi, euforia itu tidak boleh dirayakan terlalu lama. Sebab, lawan yang sangat tangguh sudah menunggu Indonesia besok malam pukul 18.30 WIB di Jasim bin Hamad Stadium.

Nova Arianto, asisten pelatih timnas Indonesia, mengungkapkan, bertemu Australia sama sekali tidak diprediksi sebelumnya. “Sebab, sebelumnya kami hanya fokus untuk bagaimana caranya bisa lolos dari fase grup,” ujar mantan pemain Persib Bandung tersebut.

Karena itu, Shin Tae-yong dan para asisten langsung mempelajari kekuatan tim berjuluk The Socceroos tersebut. Menurut Nova, Australia adalah lawan yang sangat kuat. Beberapa pemainnya berkarier di Eropa. Di antaranya, Mathew Ryan (AZ Alkmaar), Harry Souttar (Leicester City), Cameron Burgess (Ipswich Town), dan Jackson Irvine (St Pauli).

Baca Juga :  Pemain Muda Ini Ditangkap Setelah Berkencan Hingga Larut Malam dengan

“Kami sedang mempelajari kelemahan Australia,” terang mantan bek tengah Sriwijaya FC Palembang tersebut.

Nova menambahkan, salah satu hal yang perlu diantisipasi saat menghadapi Australia adalah postur tinggi pemain lawan. “Itu akan menjadi perhatian kami,” tegasnya.

Untuk membakar semangat juang para pemain, PSSI memberikan suntikan moral. Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sumardji menyatakan, ada bonus yang menanti segenap tim Garuda jika mampu meraih kemenangan. “Pastinya kami memberikan kesejahteraan dan bonus. Itu semua supaya anak-anak lebih mau bekerja dengan keras lagi,” ucap Sumardji.

Menurut anggota Komite Eksekutif PSSI itu, bonus tersebut sudah disiapkan sejak Piala Asia 2023 dimulai. ’’Jadi, ada bonus menang dan bonus imbang. Lolos 16 besar juga ada bonus. Apalagi ini lawan Australia, saya kira bonus udah pasti diberikan dengan nilai yang lebih besar dibandingkan saat melawan Vietnam,’’ jelasnya.

Terpisah, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo juga menyatakan bahwa skuad Garuda bakal turut dapat apresiasi dari pemerintah. Hanya, Dito enggan mengungkap secara detail bentuk apresiasi yang dimaksud. ’’Pasti kami tetap konsisten dan fokus mendukung secara program dan anggaran untuk transformasi sepak bola,’’ tuturnya.

Sebenarnya, sepak bola Australia sangat dekat dengan Indonesia. Bahkan, pemilik klub Brisbane Roar adalah Bakrie Group. Beberapa pemain Indonesia pun sempat bermain di Liga Australia.

Baca Juga :  PBSI Kalteng Memberangkatkan 10 Atlet Mengikuti Seleksi Pelatnas Cipayung

Pemain naturalisasi Sergio Van Dijk, misalnya. Pemain kelahiran Belanda itu sempat bergabung di dua klub A-League: Brisbane Roar dan Adelaide United.

Lalu, ada pula Syahrian Abimanyu yang dipinjamkan Johor Darul Ta’zim ke klub A-League lainnya, Newcastle Jets.

Ada pula nama Yandi Sofyan yang bergabung bersama Brisbane Roar musim 2014–2015. Dia bahkan sempat tampil reguler bersama tim satelit milik Brisbane Roar. Bermain di kompetisi second tier di Australia.

Dihubungi Jawa Pos kemarin, Yandi menuturkan bahwa sepak bola Australia jarang mengandalkan fisik. Lebih banyak ke taktikal. ’’Itu menurut pengalaman saya banyak ke taktikal. Dan, lebih mengandalkan bola-bola bawah meski postur mereka banyak yang jangkung,’’ jelasnya.

Pemain yang kini berseragam Persikabo 1973 itu optimistis Garuda mampu mengatasi Socceroos. Baginya, perbedaan peringkat FIFA bukan tolok ukurnya. ’’Kurangi kesalahan individu. Pemain kita juga harus berani keluar menyerang,’’ katanya.

Ada dua pemain kunci Garuda yang menurutnya bisa jadi pembeda: Marselino Ferdinan dan Yacob Sayuri. ’’Kecepatan Yakob bisa dimanfaatkan,’’ ungkapnya.

Pemain 31 tahun itu pun memprediksi Garuda menang. Tidak banyak, hanya menang 1-0. ’’Tapi, golnya di extra time,’’ paparnya. (fiq/drw/rid/c17/ttg/jpc)

PROKALTENG.CO-Semua pemain tim nasional (timnas) Indonesia menyaksikan pertandingan Kirgistan melawan Oman dari hotel tempat menginap di Doha, Qatar. Jika laga itu berakhir seri, satu tiket menuju babak 16 besar menjadi milik Garuda.

Saat laga tersebut diprediksi berakhir dengan kemenangan Oman, Kirgistan membuat kejutan. Joel Kojo membuat kedudukan menjadi imbang 1-1 berkat golnya pada menit ke-80. Skor itu berakhir sampai peluit panjang ditiup.

Hasil seri tersebut mengantarkan Indonesia merebut tiket 16 besar keempat dari jalur peringkat ketiga terbaik. Para penggawa, pelatih, dan ofisial Garuda pun larut dalam kegembiraan. Bukan cuma karena lolos dari lubang jarum, tapi juga karena itulah tiket fase gugur pertama Indonesia sepanjang sejarah Piala Asia.

Tapi, euforia itu tidak boleh dirayakan terlalu lama. Sebab, lawan yang sangat tangguh sudah menunggu Indonesia besok malam pukul 18.30 WIB di Jasim bin Hamad Stadium.

Nova Arianto, asisten pelatih timnas Indonesia, mengungkapkan, bertemu Australia sama sekali tidak diprediksi sebelumnya. “Sebab, sebelumnya kami hanya fokus untuk bagaimana caranya bisa lolos dari fase grup,” ujar mantan pemain Persib Bandung tersebut.

Karena itu, Shin Tae-yong dan para asisten langsung mempelajari kekuatan tim berjuluk The Socceroos tersebut. Menurut Nova, Australia adalah lawan yang sangat kuat. Beberapa pemainnya berkarier di Eropa. Di antaranya, Mathew Ryan (AZ Alkmaar), Harry Souttar (Leicester City), Cameron Burgess (Ipswich Town), dan Jackson Irvine (St Pauli).

Baca Juga :  Pemain Muda Ini Ditangkap Setelah Berkencan Hingga Larut Malam dengan

“Kami sedang mempelajari kelemahan Australia,” terang mantan bek tengah Sriwijaya FC Palembang tersebut.

Nova menambahkan, salah satu hal yang perlu diantisipasi saat menghadapi Australia adalah postur tinggi pemain lawan. “Itu akan menjadi perhatian kami,” tegasnya.

Untuk membakar semangat juang para pemain, PSSI memberikan suntikan moral. Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI Sumardji menyatakan, ada bonus yang menanti segenap tim Garuda jika mampu meraih kemenangan. “Pastinya kami memberikan kesejahteraan dan bonus. Itu semua supaya anak-anak lebih mau bekerja dengan keras lagi,” ucap Sumardji.

Menurut anggota Komite Eksekutif PSSI itu, bonus tersebut sudah disiapkan sejak Piala Asia 2023 dimulai. ’’Jadi, ada bonus menang dan bonus imbang. Lolos 16 besar juga ada bonus. Apalagi ini lawan Australia, saya kira bonus udah pasti diberikan dengan nilai yang lebih besar dibandingkan saat melawan Vietnam,’’ jelasnya.

Terpisah, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo juga menyatakan bahwa skuad Garuda bakal turut dapat apresiasi dari pemerintah. Hanya, Dito enggan mengungkap secara detail bentuk apresiasi yang dimaksud. ’’Pasti kami tetap konsisten dan fokus mendukung secara program dan anggaran untuk transformasi sepak bola,’’ tuturnya.

Sebenarnya, sepak bola Australia sangat dekat dengan Indonesia. Bahkan, pemilik klub Brisbane Roar adalah Bakrie Group. Beberapa pemain Indonesia pun sempat bermain di Liga Australia.

Baca Juga :  PBSI Kalteng Memberangkatkan 10 Atlet Mengikuti Seleksi Pelatnas Cipayung

Pemain naturalisasi Sergio Van Dijk, misalnya. Pemain kelahiran Belanda itu sempat bergabung di dua klub A-League: Brisbane Roar dan Adelaide United.

Lalu, ada pula Syahrian Abimanyu yang dipinjamkan Johor Darul Ta’zim ke klub A-League lainnya, Newcastle Jets.

Ada pula nama Yandi Sofyan yang bergabung bersama Brisbane Roar musim 2014–2015. Dia bahkan sempat tampil reguler bersama tim satelit milik Brisbane Roar. Bermain di kompetisi second tier di Australia.

Dihubungi Jawa Pos kemarin, Yandi menuturkan bahwa sepak bola Australia jarang mengandalkan fisik. Lebih banyak ke taktikal. ’’Itu menurut pengalaman saya banyak ke taktikal. Dan, lebih mengandalkan bola-bola bawah meski postur mereka banyak yang jangkung,’’ jelasnya.

Pemain yang kini berseragam Persikabo 1973 itu optimistis Garuda mampu mengatasi Socceroos. Baginya, perbedaan peringkat FIFA bukan tolok ukurnya. ’’Kurangi kesalahan individu. Pemain kita juga harus berani keluar menyerang,’’ katanya.

Ada dua pemain kunci Garuda yang menurutnya bisa jadi pembeda: Marselino Ferdinan dan Yacob Sayuri. ’’Kecepatan Yakob bisa dimanfaatkan,’’ ungkapnya.

Pemain 31 tahun itu pun memprediksi Garuda menang. Tidak banyak, hanya menang 1-0. ’’Tapi, golnya di extra time,’’ paparnya. (fiq/drw/rid/c17/ttg/jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru