33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Menghapus Mimpir Buruk

MILAN- Inter Milan dengan allenatore Antonio
Conte boleh berkoar bahwa mereka jadi penantang serius Juventus di Serie A.
Hingga giornata kedelapan, Inter hanya berjarak 1 poin dari Juve sebagai
capolista (21-22). Tetapi, hal itu nyaris tidak berlaku di Liga Champions.
Setidaknya hingga matchday kedua. Bagaimana tidak. Posisi Nerazzurri justru
mengendap sebagai juru kunci grup F dengan baru mengumpulkan satu poin hasil
dari sekali seri dan sekali kalah.

Kans memperbaiki peringkat hadir dini hari
nanti di Stadio Giuseppe Meazza. Hanya, lawan yang dihadapi adalah pemuncak
klasemen grup F Borussia Dortmund. Tim asuhan Lucien Favre belum merasakan
kekalahan pada dua matchday sebelumnya.       

Tiga poin atas Die Borussen–julukan
Dortmund–wajib karena posisi mereka kian sulit jika kembali gagal menang pada
laga nanti. Sebab, pada matchday keempat giliran mereka bertandang ke Signal
Iduna Park (6/11). Idealnya, Inter harus mengamankan satu tiket ke fase
knockout sebelum matchday pemungkas melawan Barcelona (11/12).

Tetapi, berdasarkan track record-nya, Conte
bukan sosok solutif. Pelatih berjuluk The Godfathers itu selalu apes jika
bersua tim Jerman dengan selalu menelan kekalahan dari 2 pertandingan.

Semua pertemuan eks pelatih Chelsea, Juve, dan
timnas Italia itu dirasakan saat menghadapi Bayern Muenchen pada perempat final
edisi 2012-2013. Kala itu, Conte yang masih melatih Juve harus kalah dalam dua
leg tanpa mampu mencetak gol (agregat 0-4). Bayern justru bablas juara setelah
mengalahkan Conte.

Baca Juga :  Persija Vs Barito Putera: Duel Kekuatan Lini Tengah

Ternyata, inferioritas Conte ketika melawan tim
Jerman juga diidap Nerazzurri. Dari 39 pertemuan, rival sekota AC Milan itu
hanya memenangkan 15 di antaranya atau 38,4 persen. 

Beban Inter untuk laga nanti ditambah performa
mereka mulai goyah pasca kekalahan pada matchday kedua kontra Barcelona (3/10).
Setelah kekalahan di Camp Nou itu, Inter kembali keok di Derby d’Italia kontra
Juventus dengan skor serupa pada giornata ketujuh (7/10). Laga nanti menjadi
tantangan bagi Conte dan Inter Milan untuk menghapus mimpi buruk itu.

Inter akhir pekan lalu menang melawan Sassuolo
pada giornata kedelapan (20/10). Tetapi, kemenangan di Stadio MAPEI itu
menegaskan PR besar bagi Conte. Ya, gawang Samir Handanovic total bobol 7 kali
hanya dalam 3 pertandingan terakhir. Inter boleh berkilah bahwa dibobol tiga
gol oleh Sassuolo karena rotasi mengistirahatkan Diego Godin. Padahal, Inter
sempat unggul 4-1 hingga menit ke-73.

“Dia (Conte, Red) marah (dengan penampilan
Inter melawan Sassuolo, Red) karena kami sebenarnya bisa memenangkan
pertandingan lebih cepat,” ucap striker Inter Lautaro Martinez seperti
dilansir La Gazzetta dello Sport.

Baca Juga :  Wasit Jadi Pengangguran yang Mengandalkan Tabungan

Inter beruntung memiliki lini depan tajam yang
ada pada Lautaro dan Romelu Lukaku. Keduanya menyumbang 50 persen gol (10 gol)
dari total gol Nerazzurri sejauh ini di semua ajang (20 gol).            

Faktor lainnya yang bisa menguntungkan Inter
pada laga nanti adalah absennya dua pilar utama Dortmund striker Paco Alcacer
dan kapten Marco Reus. Alcacer belum pulih dari cedera betis sejak awal bulan
ini sedangkan Reus out karena flu. Padahal, kombinasi keduanya punya andil
dalam 15 gol Dortmund (13 gol dan 2 assist) musim ini.

Hal Itu yang membuat der trainer Lucien Favre
sangat mungkin menerapkan strategi false nine pada laga nanti. Sebab, hanya
Alcacer penyerang tengah yang dimiliki Dortmund saat ini.

Lebih jauh, ternyata rekor buruk Inter kala
bersua tim Jerman juga berlaku sebaliknya bagi Dortmund. Buktinya, dari 33
pertemuan kontra tim dari Italia, Dortmund hanya merasakan 10 kemenangan alias
30,3 persen.

“Liga Champions menuntut konsistensi tingkat
tinggi jika ingin lolos ke babak berikutnya. Dan, bermain di Giuseppe Meazza
akan menjadi ujian penting bagi kami (untuk lolos ke knockout, Red) sebagai
barometer seberapa besar tim ini berkembang (Menghadapi laga dan tim besar,
Red),” ucap Favre. (io/JPG)

MILAN- Inter Milan dengan allenatore Antonio
Conte boleh berkoar bahwa mereka jadi penantang serius Juventus di Serie A.
Hingga giornata kedelapan, Inter hanya berjarak 1 poin dari Juve sebagai
capolista (21-22). Tetapi, hal itu nyaris tidak berlaku di Liga Champions.
Setidaknya hingga matchday kedua. Bagaimana tidak. Posisi Nerazzurri justru
mengendap sebagai juru kunci grup F dengan baru mengumpulkan satu poin hasil
dari sekali seri dan sekali kalah.

Kans memperbaiki peringkat hadir dini hari
nanti di Stadio Giuseppe Meazza. Hanya, lawan yang dihadapi adalah pemuncak
klasemen grup F Borussia Dortmund. Tim asuhan Lucien Favre belum merasakan
kekalahan pada dua matchday sebelumnya.       

Tiga poin atas Die Borussen–julukan
Dortmund–wajib karena posisi mereka kian sulit jika kembali gagal menang pada
laga nanti. Sebab, pada matchday keempat giliran mereka bertandang ke Signal
Iduna Park (6/11). Idealnya, Inter harus mengamankan satu tiket ke fase
knockout sebelum matchday pemungkas melawan Barcelona (11/12).

Tetapi, berdasarkan track record-nya, Conte
bukan sosok solutif. Pelatih berjuluk The Godfathers itu selalu apes jika
bersua tim Jerman dengan selalu menelan kekalahan dari 2 pertandingan.

Semua pertemuan eks pelatih Chelsea, Juve, dan
timnas Italia itu dirasakan saat menghadapi Bayern Muenchen pada perempat final
edisi 2012-2013. Kala itu, Conte yang masih melatih Juve harus kalah dalam dua
leg tanpa mampu mencetak gol (agregat 0-4). Bayern justru bablas juara setelah
mengalahkan Conte.

Baca Juga :  Persija Vs Barito Putera: Duel Kekuatan Lini Tengah

Ternyata, inferioritas Conte ketika melawan tim
Jerman juga diidap Nerazzurri. Dari 39 pertemuan, rival sekota AC Milan itu
hanya memenangkan 15 di antaranya atau 38,4 persen. 

Beban Inter untuk laga nanti ditambah performa
mereka mulai goyah pasca kekalahan pada matchday kedua kontra Barcelona (3/10).
Setelah kekalahan di Camp Nou itu, Inter kembali keok di Derby d’Italia kontra
Juventus dengan skor serupa pada giornata ketujuh (7/10). Laga nanti menjadi
tantangan bagi Conte dan Inter Milan untuk menghapus mimpi buruk itu.

Inter akhir pekan lalu menang melawan Sassuolo
pada giornata kedelapan (20/10). Tetapi, kemenangan di Stadio MAPEI itu
menegaskan PR besar bagi Conte. Ya, gawang Samir Handanovic total bobol 7 kali
hanya dalam 3 pertandingan terakhir. Inter boleh berkilah bahwa dibobol tiga
gol oleh Sassuolo karena rotasi mengistirahatkan Diego Godin. Padahal, Inter
sempat unggul 4-1 hingga menit ke-73.

“Dia (Conte, Red) marah (dengan penampilan
Inter melawan Sassuolo, Red) karena kami sebenarnya bisa memenangkan
pertandingan lebih cepat,” ucap striker Inter Lautaro Martinez seperti
dilansir La Gazzetta dello Sport.

Baca Juga :  Wasit Jadi Pengangguran yang Mengandalkan Tabungan

Inter beruntung memiliki lini depan tajam yang
ada pada Lautaro dan Romelu Lukaku. Keduanya menyumbang 50 persen gol (10 gol)
dari total gol Nerazzurri sejauh ini di semua ajang (20 gol).            

Faktor lainnya yang bisa menguntungkan Inter
pada laga nanti adalah absennya dua pilar utama Dortmund striker Paco Alcacer
dan kapten Marco Reus. Alcacer belum pulih dari cedera betis sejak awal bulan
ini sedangkan Reus out karena flu. Padahal, kombinasi keduanya punya andil
dalam 15 gol Dortmund (13 gol dan 2 assist) musim ini.

Hal Itu yang membuat der trainer Lucien Favre
sangat mungkin menerapkan strategi false nine pada laga nanti. Sebab, hanya
Alcacer penyerang tengah yang dimiliki Dortmund saat ini.

Lebih jauh, ternyata rekor buruk Inter kala
bersua tim Jerman juga berlaku sebaliknya bagi Dortmund. Buktinya, dari 33
pertemuan kontra tim dari Italia, Dortmund hanya merasakan 10 kemenangan alias
30,3 persen.

“Liga Champions menuntut konsistensi tingkat
tinggi jika ingin lolos ke babak berikutnya. Dan, bermain di Giuseppe Meazza
akan menjadi ujian penting bagi kami (untuk lolos ke knockout, Red) sebagai
barometer seberapa besar tim ini berkembang (Menghadapi laga dan tim besar,
Red),” ucap Favre. (io/JPG)

Terpopuler

Artikel Terbaru