30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

KOMPAK ! Klub-Klub Indonesia Minta Kompetisi Liga 1 2020 Dihentikan

Pertemuan PT LIB dengan 18 klub Liga 1 secara
virtual kemarin siang (15/1) menghasilkan beberapa poin penting. Di antaranya,
klub-klub Liga 1 kompak meminta LIB menghentikan kompetisi musim 2020. Mereka
meminta LIB fokus menyiapkan kompetisi baru, musim 2021.

’’Ya, seperti yang sudah didengar sebelumnya.
Intinya minta kompetisi berhenti,’’ kata Direktur Utama LIB Akhmad Hadian
Lukita.

Namun, menurut Lukita, keputusan berhenti atau
tidak tetap berada di tangan PSSI. Artinya, tetap melihat hasil dari rapat exco
yang akan diadakan dalam waktu dekat. ’’Hasil pertemuan dengan klub ini kami
berikan ke PSSI untuk jadi bahan di rapat exco nanti. Jadi, keputusan tetap ada
di sana,’’ jelasnya.

Lukita menyadari mengapa banyak kontestan Liga
1 yang meminta kompetisi musim 2020 dihentikan saja. Tidak adanya aktivitas
hampir setahun dan kondisi finansial yang memburuk membuat klub sulit bergerak.
Belum lagi, sebagian besar klub sudah ditinggal pemainnya karena kontrak
berakhir Desember lalu.

Baca Juga :  Modal dari Piala FA

Di samping itu, dalam pertemuan kemarin, LIB juga
memberikan wacana kompetisi baru dimulai Maret mendatang. Klub pun
menyetujuinya dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah kompetisi diadakan
dengan sistem penuh dan ada degradasi.

Pria asal Bandung itu menyebut, kickoff pada
Maret baru wacana. Selain masih menunggu hasil rapat exco, keputusan tersebut
kembali lagi pada izin keramaian dari Polri. ’’Ya bergantung izin dulu. Kami
akan terus mengusahakan itu,’’ jelasnya.

Direktur Operasional LIB Sudjarno sependapat.
Izin adalah faktor terpenting saat ini. ’’Karena itu salah satu masukan dari
klub. Jika sinyal izin sudah ada, baru kami akan rancang skema formatnya
seperti apa,’’ terangnya.

Saat ini, fokusnya adalah mengenai aspek hukum
ketika nanti rapat Exco PSSI juga memutuskan Liga 1 2020 dihentikan. Terutama
soal kontrak pemain, pelatih, hingga sponsor. Dia tidak ingin ke depannya ada
masalah ketika Liga 1 menggulirkan kompetisi baru.

Baca Juga :  Lampu Kuning de Godenzonen

Apalagi, saat ini Asosiasi Pemain Profesional
Indonesia (APPI) sudah menerima laporan terkait masalah kontrak pemain. APPI
sendiri juga masih menunggu keputusan resmi soal nasib kompetisi. Lantas, bakal
melanjutkan laporan tersebut atau tidak.

Sudjarno mengerti banyak wacana soal format
kompetisi. Seperti bubble game yang diterapkan di NBA atau Liga Tiongkok bisa
diadaptasi di Indonesia.

Dia menegaskan, LIB saat ini sudah punya satgas
Covid-19 sendiri. Satgas ini mengatur detail soal protokol kesehatan.

 Ã¢â‚¬â„¢Ã¢â‚¬â„¢Bahkan sudah melakukan
medical workshop kepada 1.700 orang yang terlibat dalam kompetisi. Rencananya
akan ada uji coba atau simulasi bagaimana protokol kesehatan dengan mengundang
pihak-pihak terkait,’’ paparnya.

Pertemuan PT LIB dengan 18 klub Liga 1 secara
virtual kemarin siang (15/1) menghasilkan beberapa poin penting. Di antaranya,
klub-klub Liga 1 kompak meminta LIB menghentikan kompetisi musim 2020. Mereka
meminta LIB fokus menyiapkan kompetisi baru, musim 2021.

’’Ya, seperti yang sudah didengar sebelumnya.
Intinya minta kompetisi berhenti,’’ kata Direktur Utama LIB Akhmad Hadian
Lukita.

Namun, menurut Lukita, keputusan berhenti atau
tidak tetap berada di tangan PSSI. Artinya, tetap melihat hasil dari rapat exco
yang akan diadakan dalam waktu dekat. ’’Hasil pertemuan dengan klub ini kami
berikan ke PSSI untuk jadi bahan di rapat exco nanti. Jadi, keputusan tetap ada
di sana,’’ jelasnya.

Lukita menyadari mengapa banyak kontestan Liga
1 yang meminta kompetisi musim 2020 dihentikan saja. Tidak adanya aktivitas
hampir setahun dan kondisi finansial yang memburuk membuat klub sulit bergerak.
Belum lagi, sebagian besar klub sudah ditinggal pemainnya karena kontrak
berakhir Desember lalu.

Baca Juga :  Modal dari Piala FA

Di samping itu, dalam pertemuan kemarin, LIB juga
memberikan wacana kompetisi baru dimulai Maret mendatang. Klub pun
menyetujuinya dengan beberapa syarat. Salah satunya adalah kompetisi diadakan
dengan sistem penuh dan ada degradasi.

Pria asal Bandung itu menyebut, kickoff pada
Maret baru wacana. Selain masih menunggu hasil rapat exco, keputusan tersebut
kembali lagi pada izin keramaian dari Polri. ’’Ya bergantung izin dulu. Kami
akan terus mengusahakan itu,’’ jelasnya.

Direktur Operasional LIB Sudjarno sependapat.
Izin adalah faktor terpenting saat ini. ’’Karena itu salah satu masukan dari
klub. Jika sinyal izin sudah ada, baru kami akan rancang skema formatnya
seperti apa,’’ terangnya.

Saat ini, fokusnya adalah mengenai aspek hukum
ketika nanti rapat Exco PSSI juga memutuskan Liga 1 2020 dihentikan. Terutama
soal kontrak pemain, pelatih, hingga sponsor. Dia tidak ingin ke depannya ada
masalah ketika Liga 1 menggulirkan kompetisi baru.

Baca Juga :  Lampu Kuning de Godenzonen

Apalagi, saat ini Asosiasi Pemain Profesional
Indonesia (APPI) sudah menerima laporan terkait masalah kontrak pemain. APPI
sendiri juga masih menunggu keputusan resmi soal nasib kompetisi. Lantas, bakal
melanjutkan laporan tersebut atau tidak.

Sudjarno mengerti banyak wacana soal format
kompetisi. Seperti bubble game yang diterapkan di NBA atau Liga Tiongkok bisa
diadaptasi di Indonesia.

Dia menegaskan, LIB saat ini sudah punya satgas
Covid-19 sendiri. Satgas ini mengatur detail soal protokol kesehatan.

 Ã¢â‚¬â„¢Ã¢â‚¬â„¢Bahkan sudah melakukan
medical workshop kepada 1.700 orang yang terlibat dalam kompetisi. Rencananya
akan ada uji coba atau simulasi bagaimana protokol kesehatan dengan mengundang
pihak-pihak terkait,’’ paparnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru