33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Djanur Dipecat, Persebaya Diarsiteki Bejo

Kesabaran manajemen Persebaya Surabaya sudah habis.
Hasil imbang 2-2 kontra Madura United (10/8) tidak bisa ditoleransi lagi.
Sehingga manajemen Green Force -julukan Persebaya- resmi mengakhiri kontrak
sang pelatih, Djadjang Nurdjaman. Keputusan itu diambil sekitar pukul 20.00 WIB.

Performa Green Force memang tengah disorot.
Dalam tujuh laga, hanya satu kali Persebaya meraih tiga poin. Itu terjadi saat
Persebaya menang 1-0 atas Persipura Jayapura (2/8) lalu. Belum lagi, Bonek
memang dengan lantang menyanyikan chant Djanur
Out usai laga kontra Madura United. Padahal, meski secara performa buruk,
posisi Persebaya sejatinya masih apik. Green Force berada di tangga ke-7 dengan
torehan 18 poin.

Meski begitu, keputusan manajemen Persebaya
memecat Djanur sudah bulat. “Evaluasi sudah disampaikan beberapa laga sebelumnya.
Tapi, kami masih memberikan kesempatan kepada pelatih untuk memperbaiki
performa tim. Dan, ternyata kami tak kunjung meraih hasil memuaskan,” tegas
manajer Persebaya Candra Wahyudi.

Sejatinya, melakukan pergantian pelatih sangat
riskan. Sebab, Kamis (15/8), Persebaya akan melakoni derby Jatim kontra Arema
FC. Artinya, hanya ada persiapan selama empat hari saja sebelum tim bentrok
dalam laga yang dipastikan berjalan panas itu.

Meski tanpa Djanur, Persebaya tidak khawatir.
Posisi Djanur untuk sementara akan diisi oleh asisten pelatih Bejo Sugiantoro.
Bagi Bejo, ini bukan tugas baru. Musim lalu, dia juga pernah mengemban tugas
serupa kala pelatih Angel Alfredo Vera dipecat pada pekan ke-18. Saat menjadi
karteker, Bejo memimpin Persebaya di dua laga. Hasilnya, satu kali menang dan
satu kali kalah.

Persebaya memang dilanda krisis amunisi pada
laga melawan Madura United. Hansamu Yama dan Otavio Dutra absen karena skors.
Tapi, krisis di kubu Madura United lebih parah. Tim berjuluk Laskar Sape Kerrap
itu malah kehilangan delapan pemain pilar.

Baca Juga :  Argentina vs Paraguay

Namun, dengan kondisi yang lebih kritis, toh
Madura United bisa dua kali mengungguli Persebaya. Pertama lewat sundulan
Alberto ’’Beto’’ Goncalves pada menit ke-11. Namun, skor bisa disamakan Amido
Balde (42’). Beto kembali membuat Madura United unggul lewat sepakan penalti
(67’). Persebaya akhirnya bisa memaksakan skor imbang lewat eksekusi penalti
Irfan Jaya (80’).

Ini adalah skor imbang kelima dalam delapan
laga home yang sudah dijalani Persebaya. Wajar jika Bonek gemas. Mereka
meluapkan kekecewaan setelah laga dengan memblokade bus Persebaya yang hendak
meninggalkan stadion.

Bus tim sempat tertahan di depan pintu VIP
stadion. Mereka tertahan oleh Bonek yang meneriaki pemain dan ofisial.
Beruntung, tak ada aksi anarkistis. Tak sampai lima menit, bus tim sudah bisa
keluar dari Stadion GBT.

Namun, aksi singkat itu sudah cukup memberikan
tekanan buat skuad Green Force –julukan Persebaya. Apalagi, tekanan itu datang
jelang derby Jatim kontra Arema FC. Belum lagi, Persebaya dihadapkan dengan
jadwal mepet. Praktis, Ruben Sanadi dkk hanya punya waktu tiga hari untuk
persiapan menghadapi Arema FC.

Djadjang Nurdjaman setelah pertandingan sempat
bicara soal persiapan ke Malang. Dia menyatakan akan melibatkan tim psikolog
agar pemain tetap semangat. Menurut Djanur, timnya bisa saja meraih kemenangan
dalam laga kemarin. Djanur menunjuk momen pada menit ke-85. Saat itu, Amido
Balde tinggal berhadapan dengan kiper M. Ridho setelah menerima umpan silang
Manuchekhr Dzhalilov. Sayang, dia justru menggocek bola lebih dulu sehingga
tendangannya diblok Fachrudin Aryanto. ’’Balde belum beri kontribusi yang
bagus. Walaupun cetak gol, penampilannya jauh dari harapan,’’ kecam pelatih 60
tahun tersebut.

Baca Juga :  Kontingen Kalteng Langsung Tancap Gas di Kejurnas Panahan Senior 2022

Bukan hanya itu, Persebaya bisa saja mendapat
hadiah penalti setelah Irfan Jaya dilanggar Marchko Sandy pada menit ke-74.
Tapi, wasit Oki Dwi justru menilai Irfan melakukan diving. Pemain 23 tahun itu
malah mendapatkan kartu kuning.

Bahkan, pelatih Madura United Dejan Antonic
menilai Persebaya layak mendapat penalti. ’’Saya pikir itu (pelanggaran
Marchko) layak dapat penalti. Makanya suporter (Bonek) marah sama wasit. Ini
yang harus dibenahi,’’ ucap pelatih asal Serbia itu.

Djanur sendiri merasa sudah lelah mengomentari
kinerja wasit. ’’Saya pikir semua juga bisa lihat bagaimana kinerja wasit. Kami
banyak dirugikan. Saya capek, percuma ngomong kalau tidak ada perbaikan,’’
tegas mantan pelatih Persib Bandung tersebut.

Jika Djanur kecewa, Dejan sebaliknya. Dia
sangat puas karena anak asuhnya bisa membawa pulang poin dari GBT. ’’Karena
tidak mudah meraih poin di sini (Surabaya),’’ terangnya. Apalagi, timnya memang
tampil tanpa delapan pemain, termasuk Aleksandar Rakic. ’’Banyak yang mengira
kami akan kalah. Tapi, puji Tuhan pemain mampu tampil bagus sekali,’’ tambahnya.

Hasil tersebut menjaga asa Madura United untuk
meraih juara Liga 1 2019. Sebab, torehan satu poin membuat Madura United mampu
bertahan di posisi tiga besar dengan 22 poin.

’’Kami tetap berada di jalur persaingan (juara)
dengan Tira Persikabo dan Bali United,’’ katanya. Hasil itu juga jadi modal
jelang bentrok kontra Persija Jakarta (16/8). ’’Untungnya pemain yang cedera
seperti Andik (Vermansah) sudah bisa bermain,’’ ujarnya.
(gus/bas/jpc)

Kesabaran manajemen Persebaya Surabaya sudah habis.
Hasil imbang 2-2 kontra Madura United (10/8) tidak bisa ditoleransi lagi.
Sehingga manajemen Green Force -julukan Persebaya- resmi mengakhiri kontrak
sang pelatih, Djadjang Nurdjaman. Keputusan itu diambil sekitar pukul 20.00 WIB.

Performa Green Force memang tengah disorot.
Dalam tujuh laga, hanya satu kali Persebaya meraih tiga poin. Itu terjadi saat
Persebaya menang 1-0 atas Persipura Jayapura (2/8) lalu. Belum lagi, Bonek
memang dengan lantang menyanyikan chant Djanur
Out usai laga kontra Madura United. Padahal, meski secara performa buruk,
posisi Persebaya sejatinya masih apik. Green Force berada di tangga ke-7 dengan
torehan 18 poin.

Meski begitu, keputusan manajemen Persebaya
memecat Djanur sudah bulat. “Evaluasi sudah disampaikan beberapa laga sebelumnya.
Tapi, kami masih memberikan kesempatan kepada pelatih untuk memperbaiki
performa tim. Dan, ternyata kami tak kunjung meraih hasil memuaskan,” tegas
manajer Persebaya Candra Wahyudi.

Sejatinya, melakukan pergantian pelatih sangat
riskan. Sebab, Kamis (15/8), Persebaya akan melakoni derby Jatim kontra Arema
FC. Artinya, hanya ada persiapan selama empat hari saja sebelum tim bentrok
dalam laga yang dipastikan berjalan panas itu.

Meski tanpa Djanur, Persebaya tidak khawatir.
Posisi Djanur untuk sementara akan diisi oleh asisten pelatih Bejo Sugiantoro.
Bagi Bejo, ini bukan tugas baru. Musim lalu, dia juga pernah mengemban tugas
serupa kala pelatih Angel Alfredo Vera dipecat pada pekan ke-18. Saat menjadi
karteker, Bejo memimpin Persebaya di dua laga. Hasilnya, satu kali menang dan
satu kali kalah.

Persebaya memang dilanda krisis amunisi pada
laga melawan Madura United. Hansamu Yama dan Otavio Dutra absen karena skors.
Tapi, krisis di kubu Madura United lebih parah. Tim berjuluk Laskar Sape Kerrap
itu malah kehilangan delapan pemain pilar.

Baca Juga :  Argentina vs Paraguay

Namun, dengan kondisi yang lebih kritis, toh
Madura United bisa dua kali mengungguli Persebaya. Pertama lewat sundulan
Alberto ’’Beto’’ Goncalves pada menit ke-11. Namun, skor bisa disamakan Amido
Balde (42’). Beto kembali membuat Madura United unggul lewat sepakan penalti
(67’). Persebaya akhirnya bisa memaksakan skor imbang lewat eksekusi penalti
Irfan Jaya (80’).

Ini adalah skor imbang kelima dalam delapan
laga home yang sudah dijalani Persebaya. Wajar jika Bonek gemas. Mereka
meluapkan kekecewaan setelah laga dengan memblokade bus Persebaya yang hendak
meninggalkan stadion.

Bus tim sempat tertahan di depan pintu VIP
stadion. Mereka tertahan oleh Bonek yang meneriaki pemain dan ofisial.
Beruntung, tak ada aksi anarkistis. Tak sampai lima menit, bus tim sudah bisa
keluar dari Stadion GBT.

Namun, aksi singkat itu sudah cukup memberikan
tekanan buat skuad Green Force –julukan Persebaya. Apalagi, tekanan itu datang
jelang derby Jatim kontra Arema FC. Belum lagi, Persebaya dihadapkan dengan
jadwal mepet. Praktis, Ruben Sanadi dkk hanya punya waktu tiga hari untuk
persiapan menghadapi Arema FC.

Djadjang Nurdjaman setelah pertandingan sempat
bicara soal persiapan ke Malang. Dia menyatakan akan melibatkan tim psikolog
agar pemain tetap semangat. Menurut Djanur, timnya bisa saja meraih kemenangan
dalam laga kemarin. Djanur menunjuk momen pada menit ke-85. Saat itu, Amido
Balde tinggal berhadapan dengan kiper M. Ridho setelah menerima umpan silang
Manuchekhr Dzhalilov. Sayang, dia justru menggocek bola lebih dulu sehingga
tendangannya diblok Fachrudin Aryanto. ’’Balde belum beri kontribusi yang
bagus. Walaupun cetak gol, penampilannya jauh dari harapan,’’ kecam pelatih 60
tahun tersebut.

Baca Juga :  Kontingen Kalteng Langsung Tancap Gas di Kejurnas Panahan Senior 2022

Bukan hanya itu, Persebaya bisa saja mendapat
hadiah penalti setelah Irfan Jaya dilanggar Marchko Sandy pada menit ke-74.
Tapi, wasit Oki Dwi justru menilai Irfan melakukan diving. Pemain 23 tahun itu
malah mendapatkan kartu kuning.

Bahkan, pelatih Madura United Dejan Antonic
menilai Persebaya layak mendapat penalti. ’’Saya pikir itu (pelanggaran
Marchko) layak dapat penalti. Makanya suporter (Bonek) marah sama wasit. Ini
yang harus dibenahi,’’ ucap pelatih asal Serbia itu.

Djanur sendiri merasa sudah lelah mengomentari
kinerja wasit. ’’Saya pikir semua juga bisa lihat bagaimana kinerja wasit. Kami
banyak dirugikan. Saya capek, percuma ngomong kalau tidak ada perbaikan,’’
tegas mantan pelatih Persib Bandung tersebut.

Jika Djanur kecewa, Dejan sebaliknya. Dia
sangat puas karena anak asuhnya bisa membawa pulang poin dari GBT. ’’Karena
tidak mudah meraih poin di sini (Surabaya),’’ terangnya. Apalagi, timnya memang
tampil tanpa delapan pemain, termasuk Aleksandar Rakic. ’’Banyak yang mengira
kami akan kalah. Tapi, puji Tuhan pemain mampu tampil bagus sekali,’’ tambahnya.

Hasil tersebut menjaga asa Madura United untuk
meraih juara Liga 1 2019. Sebab, torehan satu poin membuat Madura United mampu
bertahan di posisi tiga besar dengan 22 poin.

’’Kami tetap berada di jalur persaingan (juara)
dengan Tira Persikabo dan Bali United,’’ katanya. Hasil itu juga jadi modal
jelang bentrok kontra Persija Jakarta (16/8). ’’Untungnya pemain yang cedera
seperti Andik (Vermansah) sudah bisa bermain,’’ ujarnya.
(gus/bas/jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru