30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Messi: Copa America 2019 Penuh Korupsi

SAO PAULO- Kapten
Argentina Lionel Messi memboikot seremoni pengalungan medali. Dewa sepak bola
yang menerima gaji dari Barcelona itu kecewa dengan Conmebol (konfederasi
Amerika Selatan), terutama kesal terhadap keputusan wasit (termasuk VAR) yang
memimpin laga Argentina.

Dalam laga perebutan
posisi ketiga melawan Chile Minggu (7/7) dini hari WIB, La Albiceleste (julukan
timnas Argentina), Messi diusir wasit Mario Diaz de Vivar (Paraguay) pada menit
ke-38. Messi kena kartu merah gara-gara berantem dengan kapten Chile Gary
Medel.

Messi sepertinya kesal
melihat cara Medel mengawal bola yang masih dikejar Messi. Si kulit bundar
akhirnya keluar. Bola gawang untuk Chile.

Respons Messi membuat
Medel panas, membenturkan badannya ke Messi yang juga tak mau tinggal diam.
Setelah berseteru dan memancing kerusuhan-kerusuhan lain antarpemain, keduanya
diusir wasit.

Duel Argentina vs Chile
pun dilanjutkan dengan sepuluh lawan sepuluh. Saat insiden itu terjadi, La
Albiceleste sedang unggul dari Chile 2-0. Gol Tim Tango dicetak Sergio Aguero
(menit ke-12) dan Paulo Dybala (22).

Baca Juga :  Langkah Awal yang Baik Garuda Muda

Chile baru memperkecil
kedudukan pada menit ke-59 lewat sepakan penalti Arturo Vidal.

“(Kartu) Kuning
mungkin lebih tepat buat kami. Namun, mungkin apa yang saya katakan baru-baru
ini berdampak. Mungkin ini (kartu merah) sudah dipesan dan akhirnya saya
menderita karena apa yang saya katakan,” kata Messi seperti dikutip dari
AS.

Messi menduga, kritik
pedasnya usai Argentina kalah dari Brasil di semifinal, membuat dia sudah
menjadi sasaran tembak konfederasi di laga melawan Chile.

“Kami tidak perlu
menjadi bagian dari korupsi yang kami derita di turnamen ini. Kami tidak perlu
menjadi bagian dari kurangnya rasa hormat yang kami alami selama Copa America
ini. Kami bisa melangkah lebih jauh, tetapi mereka tidak membiarkan kami berada
di final,” katanya.

Messi pun memberi
pendapatnya soal laga final, Senin (8/7) dini hari WIB nanti, antara Brasil vs
Peru.

“Copa dibuat untuk
Brasil. Namun, semoga wasit dan VAR tidak akan memengaruhi banyak hal dan
mereka membiarkan Peru bertanding, tetapi saya pikir itu tidak mungkin,”
tutur Messi.

Baca Juga :  Kehilangan Game 2 dengan Dramatis, Minions Lakukan Kebangkitan Hebat

Conmebol atau
Confederacion Sudamericana de Futbol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan)
merespons kritik tajam atas penyelenggaran Copa America 2019 di Brasil,
khususnya yang datang dari Argentina dan Lionel Messi.

“Dalam sepak bola
terkadang Anda menang dan terkadang Anda kalah. Menerima hasil pertandingan
dengan rasa hormat adalah pilar mendasar dari permainan yang adil. Hal yang
sama berlaku untuk keputusan wasit, yang manusiawi dan tentu tidak akan pernah
sempurna,” bunyi pernyataan Conmebol.

Konfederasi memang
tidak menyebut spesifik nama Messi atau Argentina. Namun, semua tahu ke mana
arahnya. “Ada tuduhan tidak berdasar yang keliru mengartikan kebenaran dan
menilai integritas Copa America. Tuduhan tersebut mewakili kurangnya rasa
hormat terhadap kompetisi, semua pemain sepak bola yang terlibat,” imbuh
pernyataan itu. (adk/jpnn)

SAO PAULO- Kapten
Argentina Lionel Messi memboikot seremoni pengalungan medali. Dewa sepak bola
yang menerima gaji dari Barcelona itu kecewa dengan Conmebol (konfederasi
Amerika Selatan), terutama kesal terhadap keputusan wasit (termasuk VAR) yang
memimpin laga Argentina.

Dalam laga perebutan
posisi ketiga melawan Chile Minggu (7/7) dini hari WIB, La Albiceleste (julukan
timnas Argentina), Messi diusir wasit Mario Diaz de Vivar (Paraguay) pada menit
ke-38. Messi kena kartu merah gara-gara berantem dengan kapten Chile Gary
Medel.

Messi sepertinya kesal
melihat cara Medel mengawal bola yang masih dikejar Messi. Si kulit bundar
akhirnya keluar. Bola gawang untuk Chile.

Respons Messi membuat
Medel panas, membenturkan badannya ke Messi yang juga tak mau tinggal diam.
Setelah berseteru dan memancing kerusuhan-kerusuhan lain antarpemain, keduanya
diusir wasit.

Duel Argentina vs Chile
pun dilanjutkan dengan sepuluh lawan sepuluh. Saat insiden itu terjadi, La
Albiceleste sedang unggul dari Chile 2-0. Gol Tim Tango dicetak Sergio Aguero
(menit ke-12) dan Paulo Dybala (22).

Baca Juga :  Langkah Awal yang Baik Garuda Muda

Chile baru memperkecil
kedudukan pada menit ke-59 lewat sepakan penalti Arturo Vidal.

“(Kartu) Kuning
mungkin lebih tepat buat kami. Namun, mungkin apa yang saya katakan baru-baru
ini berdampak. Mungkin ini (kartu merah) sudah dipesan dan akhirnya saya
menderita karena apa yang saya katakan,” kata Messi seperti dikutip dari
AS.

Messi menduga, kritik
pedasnya usai Argentina kalah dari Brasil di semifinal, membuat dia sudah
menjadi sasaran tembak konfederasi di laga melawan Chile.

“Kami tidak perlu
menjadi bagian dari korupsi yang kami derita di turnamen ini. Kami tidak perlu
menjadi bagian dari kurangnya rasa hormat yang kami alami selama Copa America
ini. Kami bisa melangkah lebih jauh, tetapi mereka tidak membiarkan kami berada
di final,” katanya.

Messi pun memberi
pendapatnya soal laga final, Senin (8/7) dini hari WIB nanti, antara Brasil vs
Peru.

“Copa dibuat untuk
Brasil. Namun, semoga wasit dan VAR tidak akan memengaruhi banyak hal dan
mereka membiarkan Peru bertanding, tetapi saya pikir itu tidak mungkin,”
tutur Messi.

Baca Juga :  Kehilangan Game 2 dengan Dramatis, Minions Lakukan Kebangkitan Hebat

Conmebol atau
Confederacion Sudamericana de Futbol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan)
merespons kritik tajam atas penyelenggaran Copa America 2019 di Brasil,
khususnya yang datang dari Argentina dan Lionel Messi.

“Dalam sepak bola
terkadang Anda menang dan terkadang Anda kalah. Menerima hasil pertandingan
dengan rasa hormat adalah pilar mendasar dari permainan yang adil. Hal yang
sama berlaku untuk keputusan wasit, yang manusiawi dan tentu tidak akan pernah
sempurna,” bunyi pernyataan Conmebol.

Konfederasi memang
tidak menyebut spesifik nama Messi atau Argentina. Namun, semua tahu ke mana
arahnya. “Ada tuduhan tidak berdasar yang keliru mengartikan kebenaran dan
menilai integritas Copa America. Tuduhan tersebut mewakili kurangnya rasa
hormat terhadap kompetisi, semua pemain sepak bola yang terlibat,” imbuh
pernyataan itu. (adk/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru