PROKALTENG.CO – Pengguna media sosial tidak mendapatkan
perkembangan Liga Inggris atau Premier League sepanjang Sabtu (1/5/2021) malam. Itu karena klub-klub Inggris melakukan aksi boikot media sosial.
Aksi boikot media sosial ini
dilakukan klub-klub Inggris sebagai bentuk protes sekaligus perang terhadap
aksi rasisme di dunia maya.
Bukan hanya klub, aksi boikot itu
dilakukan seluruh insan sepak bola di Inggris mulai FA, klub, pemain hingga
operator liga melakukan aksi boikot media sosial.
FA, Liga Premier, EFL, Liga Super
Wanita FA, Kejuaraan Wanita FA, PFA, LMA, PGMOL, Kick It Out, dan FSA bersatu
untuk memboikot media sosial mulai Jumat 30 April 2021 pukul 15.00 waktu
setempat.
Rencananya, aksi boikot media
sosial ini akan mereka lakukan sampai Senin 3 Mei 2021 pukul 23.59 waktu
setempat.
Semua klub-klub dari Liga
Premier, EFL, WSL dan Kejuaraan Wanita mematikan akun Facebook, Twitter dan
Instagram mereka.
Premier League social media accounts will now be going silent until Tuesday 4 May.
Online abuse must stop. Social media platforms must do more.#NoRoomForRacism | #StopOnlineAbuse pic.twitter.com/mHIN4xI2qx
— Premier League (@premierleague) April 30, 2021
Aksi ini diawali dari kekesalan
para pelaku sepak bola di Inggris terkait maraknya tindakan rasisme dan
pelecehan di media sosial yang menimpa para pemain.
Sebut saja, Marcus Rashford dan
Lauren James dari Manchester United, penyerang Manchester City, Raheem Sterling
hingga bek Liverpool Trent Alexander-Arnold mendapakan tindakan rasis dan
pelecehan di media sosial.
Terlihat dari unggahan media
sosial sejumlah klub hingga pemain di Liga Inggris mulai menyuarakan aksi itu.
Arsenal mengunggah foto logo klub
berwarna hitam putih bertuliskan #StopOnlineAbuse di Twitternya.
Dalam unggah itu terdapat empat
foto pernyataan dari Mikel Arteta hingga Granit Xhaka soal kampanye tersebut.
#StopOnlineAbuse pic.twitter.com/KUHYDG1Ctx
— OfficialAFC_ID (@OfficialAFC_ID) April 30, 2021
Begitu juga dengan Manchester
City yang mengunggah soal aksi tersebut.
Melalui akun Instagramnya, Man
City berharap pelaku tindakan rasisme dan pelecehan di media sosial dapat
dijerat hukum.
“Bertanggung jawab atas keamanan
di platform mereka dan melindungi pengguna dengan menerapkan verifikasi yang
efektif,†pernyataan Man City diunggahan Instagramnya.
“Pastikan konsekuensi di
kehidupan nyata untuk penyalahgunaan diskriminatif online: melarang pelaku,
menghentikan pendaftaran ulang akun, dan mendukung penegakan hukum,†lanjut
penyataan itu.
Juara bertahan Liverpool, melalui
akun Twitternya mengunggah foto wajah pemain dari tim sepak bola pria dan
wanita.
Dalam foto itu ada wajah Trent
Alexander-Arnold yang merupakan korban rasisme di media sosial.
This weekend, we stand together to start an important journey of change.
We must fight discrimination in all its forms.#RedTogether | #StopOnlineAbuse pic.twitter.com/JYDEWXicxR
— Liverpool FC (@LFC) April 30, 2021
Liverpool juga mengajak untuk
melawan semua bentuk tindakan diskriminasi.
“Kita harus melawan diskriminasi dalam
segala bentuknya,†tulis Liverpool.
Didukung UEFA
Aksi ini mendapat dukungan penuh
dari UEFA. Dukungan itu diunggah di akun Instagram UEFA.
UEFA joins stakeholders from English football by boycotting social media platforms across the weekend.
The boycott will last until 23.59 BST on Monday / 00.59 CEST on Tuesday as a show of solidarity in the fight against online abuse.#StopOnlineAbuse
— UEFA.com (@UEFAcom) April 30, 2021
“UEFA bergabung dengan pemangku
kepentingan dari sepak bola Inggris dengan memboikot platform media sosial selama
akhir pekan. Boikot akan berlangsung hingga pukul 23.59 BST pada hari
Senin/00.59 CEST pada hari Selasa sebagai bentuk solidaritas dalam memerangi
penyalahgunaan online,†tulis UEFA.