28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Geliat Bisnis Peti Mati di Tengah Pandemi, Berani Stok Hingga 200 Buah

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO – Delapan tahun berjalan, salah satu usaha pembuatan peti
mati (tempat jenazah) di Kota Palangka Raya milik Uci (40) ini terus
berkembang. Ya, meski di awal usahanya, produk peti mati yang terbuat dari bahan
kayu Meranti Batu itu, cukup susah dalam pemasaran.

Menurut Uci,
dalam satu bulan untuk menjual satu produk peti mati saja sangat susah. Kendati
demikian, kondisi tersebut tak mematahkan semangatnya dalam berusaha.

“Kalau
awal-awal usaha dulu itu sakit satu bulan. Satu peti susah sekali menjualnya.  Enggak seperti jual mie ayam, asal keliling
tetap ada yang membeli. Kami bukan menawari peti, tapi menawarkan pelayanan. Jadi
yang kami tawarkan dekorasi peti,” kata Uci saat disambangi Prokalteng.co
di tempat usahanya, Sabtu (30/1).




Dikatakannya,
untuk peti mati yang dibuat memang bukan khusus untuk orang korban virus Corona
atau Covid-19. Melainkan peti mati yang sudah disiapkan ini sifatnya dijual
untuk umum atau lokalan. Namun diakuinya, memang ada juga pesanan peti untuk
Covid-19.

Baca Juga :  Wujudkan Mimpi Menggunakan Mobil Toyota, Promo Menarik Sudah Menanti

“Ini
untuk lokal saja.  Bukan untuk khusus
Covid-19, jadi bebas saja. Kalau yang pesan untuk Covid-19 memang ada
juga,” ujarnya.

Lebih jauh
pemilik usaha peti mati ini pun bercerita, jika untuk harga satu peti yang anti
rembes biasa dijual dengan harga kisaran Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta lengkap
dengan aksesoris dalam peti.

Diakuinya,
bahwa sebelum pandemi Covid-19, produksi peti mati di tempatnya tergolong biasa
saja. Tidak ada peningkatan. Permintaan konsumen juga tidak terlalu banyak.
Hanya saja, untuk saat ini dirinya memang menambah tingkat produksi peti matinya
yang disiapkan untuk stok. Sekitar 150 buah peti mati sudah jadi disimpan di
gudangnya yang terletak di Jalan Argopuro.

Baca Juga :  Bank Mandiri Pangkas Kantor Cabang Besar-besaran

“Sebelum
Covid-19 memang sudah seperti ini.  Kalau
dulu selow (santai) aja. Paling bikin petinya lima buah. Saat Covid-19 ya
digenjot lagi produksinya untuk stok saja. Ini yang sudah tersedia 150 atau
hampir 200 peti yang ada di gudang,” ungkapnya.

Dia menambahkan
bahwa peti mati yang diproduksi tersebut, tidak hanya menerima pesanan dari
Kota Palangka Raya saja. Namun menurutnya juga melayani pemesanan dari daerah
lain yang ada di wilayah Kalteng.

“Yang
di gudang ini ready.  Jadi enggak nunggu
lagi. Kalau dulu kan ada yang pesan, baru kita buat dulu. Kalau ini sudah siap
petinya. Misalkan mau bawa jenazah ke kampong, jadi petinya sudah siap,” jelasnya. 

PALANGKA
RAYA, PROKALTENG.CO – Delapan tahun berjalan, salah satu usaha pembuatan peti
mati (tempat jenazah) di Kota Palangka Raya milik Uci (40) ini terus
berkembang. Ya, meski di awal usahanya, produk peti mati yang terbuat dari bahan
kayu Meranti Batu itu, cukup susah dalam pemasaran.

Menurut Uci,
dalam satu bulan untuk menjual satu produk peti mati saja sangat susah. Kendati
demikian, kondisi tersebut tak mematahkan semangatnya dalam berusaha.

“Kalau
awal-awal usaha dulu itu sakit satu bulan. Satu peti susah sekali menjualnya.  Enggak seperti jual mie ayam, asal keliling
tetap ada yang membeli. Kami bukan menawari peti, tapi menawarkan pelayanan. Jadi
yang kami tawarkan dekorasi peti,” kata Uci saat disambangi Prokalteng.co
di tempat usahanya, Sabtu (30/1).




Dikatakannya,
untuk peti mati yang dibuat memang bukan khusus untuk orang korban virus Corona
atau Covid-19. Melainkan peti mati yang sudah disiapkan ini sifatnya dijual
untuk umum atau lokalan. Namun diakuinya, memang ada juga pesanan peti untuk
Covid-19.

Baca Juga :  Wujudkan Mimpi Menggunakan Mobil Toyota, Promo Menarik Sudah Menanti

“Ini
untuk lokal saja.  Bukan untuk khusus
Covid-19, jadi bebas saja. Kalau yang pesan untuk Covid-19 memang ada
juga,” ujarnya.

Lebih jauh
pemilik usaha peti mati ini pun bercerita, jika untuk harga satu peti yang anti
rembes biasa dijual dengan harga kisaran Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta lengkap
dengan aksesoris dalam peti.

Diakuinya,
bahwa sebelum pandemi Covid-19, produksi peti mati di tempatnya tergolong biasa
saja. Tidak ada peningkatan. Permintaan konsumen juga tidak terlalu banyak.
Hanya saja, untuk saat ini dirinya memang menambah tingkat produksi peti matinya
yang disiapkan untuk stok. Sekitar 150 buah peti mati sudah jadi disimpan di
gudangnya yang terletak di Jalan Argopuro.

Baca Juga :  Bank Mandiri Pangkas Kantor Cabang Besar-besaran

“Sebelum
Covid-19 memang sudah seperti ini.  Kalau
dulu selow (santai) aja. Paling bikin petinya lima buah. Saat Covid-19 ya
digenjot lagi produksinya untuk stok saja. Ini yang sudah tersedia 150 atau
hampir 200 peti yang ada di gudang,” ungkapnya.

Dia menambahkan
bahwa peti mati yang diproduksi tersebut, tidak hanya menerima pesanan dari
Kota Palangka Raya saja. Namun menurutnya juga melayani pemesanan dari daerah
lain yang ada di wilayah Kalteng.

“Yang
di gudang ini ready.  Jadi enggak nunggu
lagi. Kalau dulu kan ada yang pesan, baru kita buat dulu. Kalau ini sudah siap
petinya. Misalkan mau bawa jenazah ke kampong, jadi petinya sudah siap,” jelasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru