33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kecewa, Suporter Kalteng Putra Beri Kritikan

NYANYIAN chants kesan sindiran kepada manajemen
Kalteng Putra terdengar menyeruak di tribun timur Stadion Tuah Pahoe, kala
memasuki menit akhir pertandingan Kalteng putra menjamu PSIS Semarang, kemarin
(24/9).

Hasil laga kandang yang diperoleh Laskar Isen
Mulang, julukan Kalteng Putra, tentu kurang memuaskan pendukung setianya. Ya,
Kalteng Mania dan Pasus 1970 yang memberikan kobaran semangat sepanjang 90
menit pertandingan, tak membuahkan hasil yang diinginkan.

Tim besutan pelatih
Wesley Gomes de Oliveira ini, harus saling berbagi poin lantaran bermain imbang
kemarin.

Tentu hasil minor ini, mengakibat tim
kebanggaan kedua supoter itu harus menghuni zona degradasi dengan hanya
mengumpulkan 19 poin. Kondisi tersebut membuat Pasus 1970 dan Kalteng Mania
meluapkan kekecewaannya usai laga kemarin.



Dari dalam lapangan, sekelompok suporter
melakukan aksi protes terkait kepemimpinan wasit dengan membentangkan spanduk.

Baca Juga :  Pemkab Jalin Silaturahmi secara Virtual

“Ini ada apa, saat di kandang gol dianulir
wasit. Padahal posisi pemain onside. Ini ada apa dengan wasit Liga 1,” ungkap
koordinator Pasus 1970 , Bahrianoor dengan kecewa.

Bukan hanya itu, dari hasil laga away di
Lampung, Bahri juga beranggapan adanya kejanggalan keputusan wasit yang
memimpin. Mulai dari separuh pemain diganjar kartu kuning hingga dengan
keputusan penalti. Dirinya juga geram, mendengar tim Kalteng Putra I Gede
Sukadana mengalami insiden pemukulan oleh oknum Satpol PP.

”Jelas tidak ada kontak badan kok diberi
penalty. Satpol PP yang mengamankan juga turut memukul pemain kita,” cetusnya.

Besar harapannya kepada pemain untuk bisa
melupakan hal tersebut dan fokus pada pertandingan selanjutnya.

“Baik tim dan manajemen harus bisa bangkit.
Karena kita sudah berada di zona degradasi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Rutan Palangka Raya Bekali Napi dengan Keterampilan

Berbeda dengan Kalteng Mania yang meluapkan
kekecewaan dan meminta manajemen serius menangani tim. Rasa kecewa ini dipicu
dari lepasnya beberapa pemain yang dianggap berkontribusi banyak kepada tim.

 “Kenapa
pemain bagus malah dilepas. Terlepas atittudenya tapi dia bermain bagus kok
malah dilepas. Kita tidak mengatakan pemain baru kurang bagus, namun butuh
waktu untuk mereka beradaptasi dengan pemain-pemain yang ada,” tegas
koordinator suporter Kalteng Mania, Ahmad Syarif kepada Kalteng Pos tadi malam.

Dia meminta kepada manajemen tim untuk lebih
serius menangani Kalteng Putra.

”Jangan main-main, kita ini sudah di Liga
1.  Jangan sampai hanya numpang lewat
saja karena hal bisnis semata,” tambahnya. (ena/hen)

NYANYIAN chants kesan sindiran kepada manajemen
Kalteng Putra terdengar menyeruak di tribun timur Stadion Tuah Pahoe, kala
memasuki menit akhir pertandingan Kalteng putra menjamu PSIS Semarang, kemarin
(24/9).

Hasil laga kandang yang diperoleh Laskar Isen
Mulang, julukan Kalteng Putra, tentu kurang memuaskan pendukung setianya. Ya,
Kalteng Mania dan Pasus 1970 yang memberikan kobaran semangat sepanjang 90
menit pertandingan, tak membuahkan hasil yang diinginkan.

Tim besutan pelatih
Wesley Gomes de Oliveira ini, harus saling berbagi poin lantaran bermain imbang
kemarin.

Tentu hasil minor ini, mengakibat tim
kebanggaan kedua supoter itu harus menghuni zona degradasi dengan hanya
mengumpulkan 19 poin. Kondisi tersebut membuat Pasus 1970 dan Kalteng Mania
meluapkan kekecewaannya usai laga kemarin.



Dari dalam lapangan, sekelompok suporter
melakukan aksi protes terkait kepemimpinan wasit dengan membentangkan spanduk.

Baca Juga :  Pemkab Jalin Silaturahmi secara Virtual

“Ini ada apa, saat di kandang gol dianulir
wasit. Padahal posisi pemain onside. Ini ada apa dengan wasit Liga 1,” ungkap
koordinator Pasus 1970 , Bahrianoor dengan kecewa.

Bukan hanya itu, dari hasil laga away di
Lampung, Bahri juga beranggapan adanya kejanggalan keputusan wasit yang
memimpin. Mulai dari separuh pemain diganjar kartu kuning hingga dengan
keputusan penalti. Dirinya juga geram, mendengar tim Kalteng Putra I Gede
Sukadana mengalami insiden pemukulan oleh oknum Satpol PP.

”Jelas tidak ada kontak badan kok diberi
penalty. Satpol PP yang mengamankan juga turut memukul pemain kita,” cetusnya.

Besar harapannya kepada pemain untuk bisa
melupakan hal tersebut dan fokus pada pertandingan selanjutnya.

“Baik tim dan manajemen harus bisa bangkit.
Karena kita sudah berada di zona degradasi,” imbuhnya.

Baca Juga :  Rutan Palangka Raya Bekali Napi dengan Keterampilan

Berbeda dengan Kalteng Mania yang meluapkan
kekecewaan dan meminta manajemen serius menangani tim. Rasa kecewa ini dipicu
dari lepasnya beberapa pemain yang dianggap berkontribusi banyak kepada tim.

 “Kenapa
pemain bagus malah dilepas. Terlepas atittudenya tapi dia bermain bagus kok
malah dilepas. Kita tidak mengatakan pemain baru kurang bagus, namun butuh
waktu untuk mereka beradaptasi dengan pemain-pemain yang ada,” tegas
koordinator suporter Kalteng Mania, Ahmad Syarif kepada Kalteng Pos tadi malam.

Dia meminta kepada manajemen tim untuk lebih
serius menangani Kalteng Putra.

”Jangan main-main, kita ini sudah di Liga
1.  Jangan sampai hanya numpang lewat
saja karena hal bisnis semata,” tambahnya. (ena/hen)

Terpopuler

Artikel Terbaru