33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Gagal Panen karena Banjir, Petani Merugi Miliaran Rupiah

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Akibat Sawah yang
terendam banjir, para petani di Desa Lampuyang, KecamatanTeluk Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) gagal panen dan kerugian mencapai hingga miliaran
rupiah. Pasalnya sawah yang terendam luasannya mencapai 3.500 hektare.

“Para petani di Desa Lampuyang mengalami
kerugian miliaran rupiah, Karena tanaman padi warga hampir rata-rata gagal panen,”
kata Kepala Desa Lampuyang, Muksin saat dikonfirmasi melalui handphone selularnya,
Minggu (23/5).

Dirinya mengatakan musibah banjir kali ini merupakan
yang terbesar selama 10 tahun terakhir. Karena kondisi cuaca saat ini tidak bisa
diprediksi, sehingga menyulitkan para petani hingga belum sempat melaksanakan panen
sedangkan tanaman padi milik para petani sendiri saat ini sudah ada yang
menguning, namun musibah banjir lebih dulu datang, hingga tidak sempat melakukan
panen, dan mengakibatkan kerugian yang lumayan cukup besar.

Baca Juga :  Bolos Hari Pertama Kerja, 18 ASN Kobar Bakal Disanksi

“Kasihan para petani kita, kerugiannya cukup
besar, kerena mereka belum sempat melakukan pemanenan. Padahal sebagian padi sudah
mulai masak, tetapi mayoritas petani di desa ini terdampak dalam musibah banjir
tersebut,” ucapMuksin.

Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah
terkait musibah yang menimpa para petani di DesaLampuyang ini, apalagi Desa Lampuyang
ini merupakan kawasan penghasil padi terbesar di Kabupaten Kotim. Akibat musibah
tersebut juga akan berdampak terhadap daerah serta perekonomian masyarakat di
desa tersebut.

SAMPIT, PROKALTENG.CO- Akibat Sawah yang
terendam banjir, para petani di Desa Lampuyang, KecamatanTeluk Sampit Kabupaten
Kotawaringin Timur (Kotim) gagal panen dan kerugian mencapai hingga miliaran
rupiah. Pasalnya sawah yang terendam luasannya mencapai 3.500 hektare.

“Para petani di Desa Lampuyang mengalami
kerugian miliaran rupiah, Karena tanaman padi warga hampir rata-rata gagal panen,”
kata Kepala Desa Lampuyang, Muksin saat dikonfirmasi melalui handphone selularnya,
Minggu (23/5).

Dirinya mengatakan musibah banjir kali ini merupakan
yang terbesar selama 10 tahun terakhir. Karena kondisi cuaca saat ini tidak bisa
diprediksi, sehingga menyulitkan para petani hingga belum sempat melaksanakan panen
sedangkan tanaman padi milik para petani sendiri saat ini sudah ada yang
menguning, namun musibah banjir lebih dulu datang, hingga tidak sempat melakukan
panen, dan mengakibatkan kerugian yang lumayan cukup besar.

Baca Juga :  Bolos Hari Pertama Kerja, 18 ASN Kobar Bakal Disanksi

“Kasihan para petani kita, kerugiannya cukup
besar, kerena mereka belum sempat melakukan pemanenan. Padahal sebagian padi sudah
mulai masak, tetapi mayoritas petani di desa ini terdampak dalam musibah banjir
tersebut,” ucapMuksin.

Ia berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah
terkait musibah yang menimpa para petani di DesaLampuyang ini, apalagi Desa Lampuyang
ini merupakan kawasan penghasil padi terbesar di Kabupaten Kotim. Akibat musibah
tersebut juga akan berdampak terhadap daerah serta perekonomian masyarakat di
desa tersebut.

Terpopuler

Artikel Terbaru