28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

7 Desa di Bukit Santuai Direndam Banjir Capai 1,5 Meter

SAMPIT – Banjir kembali melanda tujuh desa di Kecamatan Bukit
Santuai, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebanyak 332 rumah warga terendam banjir
akibat meluapnya Sungai Mentaya karena lebatnya curah hujan di daerah hulu.

Berdasarkan laporan pemerintah
desa dan Kecamatan Bukit Santuai, kedalaman air saat ini mencapai 150 centimeter.

Tujuh desa di wilayah Kecamatan
Bukit Santuai yang terdampak banjir itu adalah Desa Tewaihara 36 rumah, Desa
Tumbang Getas 90 rumah, Desa Tumbang Sepia 26 rumah dan Desa Tumbang Torung 130
rumah, dan Desa Lunuk Bagantung 50 rumah. Selain itu ada beberapa rumah warga
di Desa Tumbang Batu dan Desa Tumbang Penyahuan. Saat ini masih didata petugas.

Selain merendam rumah warga,
banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum seperti puskesmas dan rumah dinas
petugas kesehatan.

Sementara itu, banjir juga masih melanda
Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur dengan
ketinggian mencapai 50-75 centimeter. Sebagian rumah warga setempat masih
terendam banjir. Bahkan ada sekolah yang sempat terendam air pada hari pertama
dilanda banjir.

Baca Juga :  Puluhan Guru Antusias Ambil S2

“Kedalaman air berkisar
antara 50 cm hingga 75 cm dari permukaan jalan desa. Di desa tersebut memang sering
terkena banjir, terutama saat terjadi hujan lebat dalam kurun waktu lama
sehingga mengakibatkan aliran Sungai Mentaya meluap,” kata Kepala Badan
Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim M Yusup melalui Kepala Seksi Kedaruratan
Agus Mulyadi saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (19/6).

Agus juga mengatakan, pihaknya
telah mengecek langsung ke lapangan bersama camat, danramil, kapolsek serta petugas
Dinas Kesehatan untuk melihat kondisi banjir di desa tersebut. Pihaknya juga
melakukan pengobatan gratis terhadap warga yang kena dampak banjir.

“Kami bersama ibu camat, danramil
dan kapolsek, serta Dinas Kesehatan langsung turun ke desa itu untuk melihat
ketinggian air yang saat ini merendam desa tersebut. Kami juga melakukan
pengobatan gratis terhadap warga di sana,” ungkapnya.

Menurut Agus, walaupun desa
tersebut terendam banjir, namun belum ada warga desa yang mengungsi ke tempat lain.
Karena banjir dianggap tidak membahayakan. Sedangkan sekolah yang sempat terendam
itu proses belajar mengajar sempat dihentikan sementara waktu menunggu air
surut.

Baca Juga :  Kades dan BPD Agar Jalin Komunikasi dengan Semua Unsur

“Kemarin ada sekolah sempat
terendam banjir, sehingga proses belajar sempat diliburkan dan akan dilanjutkan
apabila airnya sudah surut. Saat ini sekolah tersebut hanya halamannya saja
yang masih terendam,” ujarnya.

Agus mengimbau kepada masyarakat
untuk tetap mewaspadai datangnya banjir yang lebih besar. Karena saat ini masih
sering terjadi hujan lebat karena cuaca tidak menentu. Pihaknya juga terus
memantau kondisi di lapangan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan air naik
lagi, apalagi hujan masih terjadi.

“Kami juga meminta aparatur
desa dan kecamatan untuk terus memberikan informasi terkait perkembangan,
situasi dan kondisi banjir di desa tersebut. Jika banjir semakin dalam bisa
dengan cepat diberikan bantuan. Sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi, kami siap
membantu melakukan evakuasi,” pungkasnya. (bah/ens/ctk/nto)

SAMPIT – Banjir kembali melanda tujuh desa di Kecamatan Bukit
Santuai, Kabupaten Kotawaringin Timur. Sebanyak 332 rumah warga terendam banjir
akibat meluapnya Sungai Mentaya karena lebatnya curah hujan di daerah hulu.

Berdasarkan laporan pemerintah
desa dan Kecamatan Bukit Santuai, kedalaman air saat ini mencapai 150 centimeter.

Tujuh desa di wilayah Kecamatan
Bukit Santuai yang terdampak banjir itu adalah Desa Tewaihara 36 rumah, Desa
Tumbang Getas 90 rumah, Desa Tumbang Sepia 26 rumah dan Desa Tumbang Torung 130
rumah, dan Desa Lunuk Bagantung 50 rumah. Selain itu ada beberapa rumah warga
di Desa Tumbang Batu dan Desa Tumbang Penyahuan. Saat ini masih didata petugas.

Selain merendam rumah warga,
banjir juga merendam sejumlah fasilitas umum seperti puskesmas dan rumah dinas
petugas kesehatan.

Sementara itu, banjir juga masih melanda
Desa Hanjalipan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur dengan
ketinggian mencapai 50-75 centimeter. Sebagian rumah warga setempat masih
terendam banjir. Bahkan ada sekolah yang sempat terendam air pada hari pertama
dilanda banjir.

Baca Juga :  Puluhan Guru Antusias Ambil S2

“Kedalaman air berkisar
antara 50 cm hingga 75 cm dari permukaan jalan desa. Di desa tersebut memang sering
terkena banjir, terutama saat terjadi hujan lebat dalam kurun waktu lama
sehingga mengakibatkan aliran Sungai Mentaya meluap,” kata Kepala Badan
Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim M Yusup melalui Kepala Seksi Kedaruratan
Agus Mulyadi saat dikonfirmasi Kalteng Pos, Rabu (19/6).

Agus juga mengatakan, pihaknya
telah mengecek langsung ke lapangan bersama camat, danramil, kapolsek serta petugas
Dinas Kesehatan untuk melihat kondisi banjir di desa tersebut. Pihaknya juga
melakukan pengobatan gratis terhadap warga yang kena dampak banjir.

“Kami bersama ibu camat, danramil
dan kapolsek, serta Dinas Kesehatan langsung turun ke desa itu untuk melihat
ketinggian air yang saat ini merendam desa tersebut. Kami juga melakukan
pengobatan gratis terhadap warga di sana,” ungkapnya.

Menurut Agus, walaupun desa
tersebut terendam banjir, namun belum ada warga desa yang mengungsi ke tempat lain.
Karena banjir dianggap tidak membahayakan. Sedangkan sekolah yang sempat terendam
itu proses belajar mengajar sempat dihentikan sementara waktu menunggu air
surut.

Baca Juga :  Kades dan BPD Agar Jalin Komunikasi dengan Semua Unsur

“Kemarin ada sekolah sempat
terendam banjir, sehingga proses belajar sempat diliburkan dan akan dilanjutkan
apabila airnya sudah surut. Saat ini sekolah tersebut hanya halamannya saja
yang masih terendam,” ujarnya.

Agus mengimbau kepada masyarakat
untuk tetap mewaspadai datangnya banjir yang lebih besar. Karena saat ini masih
sering terjadi hujan lebat karena cuaca tidak menentu. Pihaknya juga terus
memantau kondisi di lapangan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan air naik
lagi, apalagi hujan masih terjadi.

“Kami juga meminta aparatur
desa dan kecamatan untuk terus memberikan informasi terkait perkembangan,
situasi dan kondisi banjir di desa tersebut. Jika banjir semakin dalam bisa
dengan cepat diberikan bantuan. Sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi, kami siap
membantu melakukan evakuasi,” pungkasnya. (bah/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru