30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Turun Sampai ke Desa, Ingatkan Warga Dampak Karhutla

Lahan
yang terbakar di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ternyata cukup
luas pada tahun ini. Mencapai 77 hektare (ha). Melihat hal ini, pemkab bersama
lembaga terkait tak mau tinggal diam. Terus berupaya mencegah terjadinya kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) lebih luas. Apalagi beberapa hari terakhir mulai
muncul titik api di sejumlah wilayah.

 

SONI IMAN PERMANA, Pangkalan
Bun

 

KAMIS (15/8), tim
satgas karhutla Kobar melaksanakan patroli ke desa-desa yang muncul titik api
dan rawan terjadi karhutla. Tim dipimpin oleh Bupati Kobar Hj Nurhidayah dan
Wakil Bupati Ahmadi Riansyah. Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy ZS, personel TNI,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan unsur forkopimda pun bergabung
dalam tim. Mulai bergerak dari kantor bupati di Jalan Sutan Syahrir, Pangkalan
Bun.

Baca Juga :  Perbaikan Jalan Berlubang Tepat, karena Sudah Lama Diinginkan Masyarak

Desa-desa
yang dituju adalah wilayah yang telah dipetakan sebagai daerah rawan karhutla.
Dimulai dari Desa Kumpai Batu Bawah, Tanjung Terantang, dan Tanjung Putri di Kecamatan
Arut Selatan. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan ke wilayah pesisir
Kumai, yaitu Desa Sebuai, Keraya, Sebuai Timur, Teluk Bogam, Sungai Bakau
hingga Kubu. 
Tak hanya memberi
sosialisasi kepada warga yang ditemui, tim satgas karhutla juga bergerak menuju
lokasi terjadinya kebakaran lahan di wilayah Desa Sungai Tendang.

Di wilayah itu,
kebakaran terjadi sehari sebelumnya dan telah dilakukan penanganan. Namun
diduga karena faktor cuaca, api kembali muncul, menyebar, dan menghanguskan
lahan-lahan warga hingga mendekati permukimam.
Menyikapi kondisi ini,
Bupati Kobar Hj Nurhidayah kembali mengingatkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam menjaga lingkungan dari kemungkinan terjadinya kebakaran hutan maupun
lahan.

Baca Juga :  Siapkan 7 Sasaran Lomba Inovasi Daerah

“Saya
kembali mengajak masyarakat agar saling mengingatkan untuk tidak melakukan
pembakaran lahan. Mengingat saat ini musim kemarau, apabila kita tidak
berhati-hati dan terjadi kebakaran lahan, tentu akan merugikan banyak pihak,”
kata Hj Nurhidayah. 

Hal tersebut diamini
Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah. Jika terjadi kebakaran lahan dan hutan yang
menyebabkan kabut asap, kata Ahmadi, tentu yang dirugikan adalah masyarakat
sendiri. “Dampaknya di semua bidang. Bisa mengganggu proses belajar mengajar di
sekolah, arus transportasi tersendat, belum lagi dampak kesehatan masyarakat,” ungkap
Ahmadi sembari menyebut atas dasari itulah Pemkab Kobar tak henti-hentinya
melakukan sosialisasi agar masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan dan
mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 
(*/ce/ala)

Lahan
yang terbakar di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) ternyata cukup
luas pada tahun ini. Mencapai 77 hektare (ha). Melihat hal ini, pemkab bersama
lembaga terkait tak mau tinggal diam. Terus berupaya mencegah terjadinya kebakaran
hutan dan lahan (karhutla) lebih luas. Apalagi beberapa hari terakhir mulai
muncul titik api di sejumlah wilayah.

 

SONI IMAN PERMANA, Pangkalan
Bun

 

KAMIS (15/8), tim
satgas karhutla Kobar melaksanakan patroli ke desa-desa yang muncul titik api
dan rawan terjadi karhutla. Tim dipimpin oleh Bupati Kobar Hj Nurhidayah dan
Wakil Bupati Ahmadi Riansyah. Kapolres Kobar AKBP Arie Sandy ZS, personel TNI,
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan unsur forkopimda pun bergabung
dalam tim. Mulai bergerak dari kantor bupati di Jalan Sutan Syahrir, Pangkalan
Bun.

Baca Juga :  Perbaikan Jalan Berlubang Tepat, karena Sudah Lama Diinginkan Masyarak

Desa-desa
yang dituju adalah wilayah yang telah dipetakan sebagai daerah rawan karhutla.
Dimulai dari Desa Kumpai Batu Bawah, Tanjung Terantang, dan Tanjung Putri di Kecamatan
Arut Selatan. Kemudian rombongan melanjutkan perjalanan ke wilayah pesisir
Kumai, yaitu Desa Sebuai, Keraya, Sebuai Timur, Teluk Bogam, Sungai Bakau
hingga Kubu. 
Tak hanya memberi
sosialisasi kepada warga yang ditemui, tim satgas karhutla juga bergerak menuju
lokasi terjadinya kebakaran lahan di wilayah Desa Sungai Tendang.

Di wilayah itu,
kebakaran terjadi sehari sebelumnya dan telah dilakukan penanganan. Namun
diduga karena faktor cuaca, api kembali muncul, menyebar, dan menghanguskan
lahan-lahan warga hingga mendekati permukimam.
Menyikapi kondisi ini,
Bupati Kobar Hj Nurhidayah kembali mengingatkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam menjaga lingkungan dari kemungkinan terjadinya kebakaran hutan maupun
lahan.

Baca Juga :  Siapkan 7 Sasaran Lomba Inovasi Daerah

“Saya
kembali mengajak masyarakat agar saling mengingatkan untuk tidak melakukan
pembakaran lahan. Mengingat saat ini musim kemarau, apabila kita tidak
berhati-hati dan terjadi kebakaran lahan, tentu akan merugikan banyak pihak,”
kata Hj Nurhidayah. 

Hal tersebut diamini
Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah. Jika terjadi kebakaran lahan dan hutan yang
menyebabkan kabut asap, kata Ahmadi, tentu yang dirugikan adalah masyarakat
sendiri. “Dampaknya di semua bidang. Bisa mengganggu proses belajar mengajar di
sekolah, arus transportasi tersendat, belum lagi dampak kesehatan masyarakat,” ungkap
Ahmadi sembari menyebut atas dasari itulah Pemkab Kobar tak henti-hentinya
melakukan sosialisasi agar masyarakat bersama-sama menjaga lingkungan dan
mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan. 
(*/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru