33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

PPKM Jalan Terus, Tapi Kasus Tak Melandai

PROKALTENG.CO-Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Banjarmasin dan Banjarbaru diperpanjang dan sekarang sudah jilid 3. Apakah dua sebelumnya belum efektif menekan angka kasus Covid-19 di Kalsel? 

Ternyata angka kasus baru dan kematian terus terjadi, bahkan angkanya tak melandai. Terbaru Kota Banjarmasin melakukan penyekatan untuk menekan kasus di ibu kota.

Salah satu tim pakar Satgas Covid-19 Kalsel, Hidayatullah Muttaqin beralasan penyekatan hanya berdampak sesaat untuk mobilitas antar daerah. Akan tetapi tidak berdampak terhadap mobilitas lokal. “Jadi sudah sangat terlambat untuk penyekatan antar daerah di perbatasan. Seharusnya dilakukan pada bulan Juni yang lalu,” katanya kemarin.

Penyekatan ini agar efektif menekan angka kasus, maka mobilitas lokal sebutnya juga harus dikendalikan. “Tetapi kuncinya bukan di penyekatan di jalan melainkan dengan menurunkan tensi kegiatan ekonomi,” cetusnya.

Baca Juga :  Gelapkan Rokok Milik Bos, Kepala Gudang Raup Rp300 Juta

Jika kegiatan ekonominya masih banyak yang buka dan sangat longgar aturan dari pusat mengenai hal ini, mustahil angka kasus akan menurun. Pasalnya masyarakat tetap turun bekerja baik dalam satu wilayah yang mendorong mobilitas lokal maupun lintas kabupaten dan kota.

Di sisi lain sebutnya, masih ada kantor-kantor dan instansi pemrintahan juga belum betul-betul menerapkan aturan mengani WFO dan WFH yang mobilitas di tempat kerja juga belum mengalami penurunan signifikan. “Penyebab tidak efektif karena dari sisi implimentasi tidak terjadi penurunan mobilitas penduduk secara signifikan, baik mobilitas lokal maupun mobilitas antar daerah,” sebutnya.

Dia menambahkan, faktor mobilitas ini juga yang menyebabkan pula Covid-19 menjalar ke kampung-kampung. Apalagi protokol kesehatan masih seperti biasa. Dan banyak diabaikan masyarakat. “Penyebab PPKM Level 4 Jilid 3 belum efektif tekan penularan dan insiden kasus, karena mobilitas penduduk masih tinggi, prokes masih seperti keadaan sebelumnya, testing menurun, tracing masih sangat rendah dan tingkat positivitas masih sangat tinggi,” ujarnya.

Baca Juga :  Mengaku Terjepit Ekonomi, Pasutri Ini Kolaborasi Mengutil di Ritel

Dari data yang dimilikinya, dalam 1 minggu terakhir testing malah turun, sementara tracing hanya terangkat sedikit. Dia mengungkapkan, rasio tes per 1000 penduduk di Kalsel dalam 1 minggu pada 9 Agustus 2,7 persen, sedangkan pada 18 Agustus turun menjadi 2,2 persen. Sedangkan tingkat positivitas seminggu terakhir pada 18 Agustus masih sangat tinggi, persentasenya 43 persen.

PROKALTENG.CO-Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Banjarmasin dan Banjarbaru diperpanjang dan sekarang sudah jilid 3. Apakah dua sebelumnya belum efektif menekan angka kasus Covid-19 di Kalsel? 

Ternyata angka kasus baru dan kematian terus terjadi, bahkan angkanya tak melandai. Terbaru Kota Banjarmasin melakukan penyekatan untuk menekan kasus di ibu kota.

Salah satu tim pakar Satgas Covid-19 Kalsel, Hidayatullah Muttaqin beralasan penyekatan hanya berdampak sesaat untuk mobilitas antar daerah. Akan tetapi tidak berdampak terhadap mobilitas lokal. “Jadi sudah sangat terlambat untuk penyekatan antar daerah di perbatasan. Seharusnya dilakukan pada bulan Juni yang lalu,” katanya kemarin.

Penyekatan ini agar efektif menekan angka kasus, maka mobilitas lokal sebutnya juga harus dikendalikan. “Tetapi kuncinya bukan di penyekatan di jalan melainkan dengan menurunkan tensi kegiatan ekonomi,” cetusnya.

Baca Juga :  Gelapkan Rokok Milik Bos, Kepala Gudang Raup Rp300 Juta

Jika kegiatan ekonominya masih banyak yang buka dan sangat longgar aturan dari pusat mengenai hal ini, mustahil angka kasus akan menurun. Pasalnya masyarakat tetap turun bekerja baik dalam satu wilayah yang mendorong mobilitas lokal maupun lintas kabupaten dan kota.

Di sisi lain sebutnya, masih ada kantor-kantor dan instansi pemrintahan juga belum betul-betul menerapkan aturan mengani WFO dan WFH yang mobilitas di tempat kerja juga belum mengalami penurunan signifikan. “Penyebab tidak efektif karena dari sisi implimentasi tidak terjadi penurunan mobilitas penduduk secara signifikan, baik mobilitas lokal maupun mobilitas antar daerah,” sebutnya.

Dia menambahkan, faktor mobilitas ini juga yang menyebabkan pula Covid-19 menjalar ke kampung-kampung. Apalagi protokol kesehatan masih seperti biasa. Dan banyak diabaikan masyarakat. “Penyebab PPKM Level 4 Jilid 3 belum efektif tekan penularan dan insiden kasus, karena mobilitas penduduk masih tinggi, prokes masih seperti keadaan sebelumnya, testing menurun, tracing masih sangat rendah dan tingkat positivitas masih sangat tinggi,” ujarnya.

Baca Juga :  Mengaku Terjepit Ekonomi, Pasutri Ini Kolaborasi Mengutil di Ritel

Dari data yang dimilikinya, dalam 1 minggu terakhir testing malah turun, sementara tracing hanya terangkat sedikit. Dia mengungkapkan, rasio tes per 1000 penduduk di Kalsel dalam 1 minggu pada 9 Agustus 2,7 persen, sedangkan pada 18 Agustus turun menjadi 2,2 persen. Sedangkan tingkat positivitas seminggu terakhir pada 18 Agustus masih sangat tinggi, persentasenya 43 persen.

Terpopuler

Artikel Terbaru