30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Warga DAS Cempaga Ancam Hadang Tongkang Bauksit

SAMPIT – Aktivitas hilir mudik kapal tugboat yang menarik tongkang pengangkut
bauksit dari Desa Sudan, Kecamatan Cempaga berdampak buruk bagi kehidupan
masyarakat yang tinggal di Sungai Cempaga. Dampak buruk yang sangat dirasakan
oleh masyarakat yakni keruhnya air, dan tingginya abrasi sungai.

Selain
itu, banyak rumah warga yang hampir ambruk akibat tanah tempat tiang rumah
terkena abrasi akibat sering terkena gelombang saat tongkang lewat.

Keresahan
warga dengan aktivitas tongkang yang hilir mudik itu ditumpahkan dengan
menggelar demo yang dilakukan Jumat (24/1) lalu.

Dalam
demo tersebut, warga di dua desa, yakni Desa Cempaka Mulia Barat dan Cempaka
Mulia Timur mengancam akan menghentikan operasi tongkang pengangkut bauksit
apabila tidak memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak.

Tidak
hanya dua desa tersebut, desa lainnya juga mengacam menggelar demo dan
menghadang tongkang apabila tidak ada ganti rugi yang diberikan oleh perusahaan
terhadap kerusakan lingkungan, terutama terhadap pemilik rumah yang hampir
roboh.

Baca Juga :  Janda Tiga Anak Ditemukan Gantung Diri di Pohon Karet


Warga
Desa Cempaka Mulia Barat, Hadianur mengaku jika selama ini perusahaan tersebut
tidak pernah memberikan kompensasi kepada warga yang tinggal di bantaran Sungai
Cempaga. Padahal, sudah banyak kerusakan lingkungan akibat aktivitas tersebut.

“Ini
tidak boleh dibiarkan. Lama kelamaan rumah warga di bantaran Sungai Cempaga
akan ambruk akibat abrasi sungai,” ucapnya kesal, kemarin (26/1).

Dia
menuntut, agar pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga.
“Perusahaan itu mau untung sendiri, sementara kerugian masyarakat tidak
diperhatikan,” serunya.

Hadi
meminta kepada gubernur Kalteng untuk bersikap tegas terhadap aktivitas kapal
tugboat tongkang pengangkut bauksit itu yang sudah merusak lingkungan. Apabila
pemerintah tidak peduli, maka jangan salahkan warga nanti kalau bertindak.

Baca Juga :  Terlapor Pencemar Nama Baik Mantan Bupati Gumas Minta Maaf, Keluarga C

Ditambahkannya,
selain insiden tabrakan yang berakibat rusaknya aset warga yang masih kerap
terjadi, dampak lainnya yang sangat dirasakan adalah makin keruhnya air sungai.

Sementara
itu, Kepala Desa Cempaka Mulia Barat, Supian Hadi membenarkan jika warganya
menggelar aksi demo. Kendati demikian, Supian belum tahu persis apa yang
menjadi tuntutan warga.

“Informasi
yang saya dapat warga mengeluh terhadap aktivitas tongkang pengangkut bauksit
yang sudah merusak lingkungan seperti parahnya abrasi sungai,” jelas
Supian.

Kades
mengatakan, berdasarkan keterangan warga, pihak perusahaan menanggapi keluhan
masyarakat. “Katanya tanggal 30 nanti pihak perusahaan akan melakukan
mediasi dengan warga,” bebernya. (sli/ram/nto)

SAMPIT – Aktivitas hilir mudik kapal tugboat yang menarik tongkang pengangkut
bauksit dari Desa Sudan, Kecamatan Cempaga berdampak buruk bagi kehidupan
masyarakat yang tinggal di Sungai Cempaga. Dampak buruk yang sangat dirasakan
oleh masyarakat yakni keruhnya air, dan tingginya abrasi sungai.

Selain
itu, banyak rumah warga yang hampir ambruk akibat tanah tempat tiang rumah
terkena abrasi akibat sering terkena gelombang saat tongkang lewat.

Keresahan
warga dengan aktivitas tongkang yang hilir mudik itu ditumpahkan dengan
menggelar demo yang dilakukan Jumat (24/1) lalu.

Dalam
demo tersebut, warga di dua desa, yakni Desa Cempaka Mulia Barat dan Cempaka
Mulia Timur mengancam akan menghentikan operasi tongkang pengangkut bauksit
apabila tidak memberikan kompensasi kepada warga yang terdampak.

Tidak
hanya dua desa tersebut, desa lainnya juga mengacam menggelar demo dan
menghadang tongkang apabila tidak ada ganti rugi yang diberikan oleh perusahaan
terhadap kerusakan lingkungan, terutama terhadap pemilik rumah yang hampir
roboh.

Baca Juga :  Janda Tiga Anak Ditemukan Gantung Diri di Pohon Karet


Warga
Desa Cempaka Mulia Barat, Hadianur mengaku jika selama ini perusahaan tersebut
tidak pernah memberikan kompensasi kepada warga yang tinggal di bantaran Sungai
Cempaga. Padahal, sudah banyak kerusakan lingkungan akibat aktivitas tersebut.

“Ini
tidak boleh dibiarkan. Lama kelamaan rumah warga di bantaran Sungai Cempaga
akan ambruk akibat abrasi sungai,” ucapnya kesal, kemarin (26/1).

Dia
menuntut, agar pihak perusahaan memberikan kompensasi kepada warga.
“Perusahaan itu mau untung sendiri, sementara kerugian masyarakat tidak
diperhatikan,” serunya.

Hadi
meminta kepada gubernur Kalteng untuk bersikap tegas terhadap aktivitas kapal
tugboat tongkang pengangkut bauksit itu yang sudah merusak lingkungan. Apabila
pemerintah tidak peduli, maka jangan salahkan warga nanti kalau bertindak.

Baca Juga :  Terlapor Pencemar Nama Baik Mantan Bupati Gumas Minta Maaf, Keluarga C

Ditambahkannya,
selain insiden tabrakan yang berakibat rusaknya aset warga yang masih kerap
terjadi, dampak lainnya yang sangat dirasakan adalah makin keruhnya air sungai.

Sementara
itu, Kepala Desa Cempaka Mulia Barat, Supian Hadi membenarkan jika warganya
menggelar aksi demo. Kendati demikian, Supian belum tahu persis apa yang
menjadi tuntutan warga.

“Informasi
yang saya dapat warga mengeluh terhadap aktivitas tongkang pengangkut bauksit
yang sudah merusak lingkungan seperti parahnya abrasi sungai,” jelas
Supian.

Kades
mengatakan, berdasarkan keterangan warga, pihak perusahaan menanggapi keluhan
masyarakat. “Katanya tanggal 30 nanti pihak perusahaan akan melakukan
mediasi dengan warga,” bebernya. (sli/ram/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru