33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dipeluk, Dicium Lalu Dibunuh. Mayatnya Dilempar ke Parit Ditutupi Rant

PALANGKA
RAYA
-Berkat
kerja keras personel Unit Buser Polres Palangka Raya dan Ditintelkam Polda
Kalteng, akhirnya misteri kematian Eka Prihatinnungsih terungkap. Kematian perempuan
20 tahun yang mayatnya ditemukan membusuk di parit Jalan Sanang, Palangka Raya
dipastikan akibat dibunuh. Pelakunya tak lain adalah pamannya sendiri, Suwito
Widadno.

Ika -sapaan Eka
Prihatinnungsih- dibunuh dengan cara dicekik. Sebelum itu sang paman ingin
menikmati tubuh molek keponakannya itu ketika pulang mencari ikan di tengah
hutan. Saat ditemukan, mayat tersebut hanya mengenakan kaus. Celana sudah
terlepas dari tubuhnya. Polisi  menduga
korban sempat disetubuhi sebelum dibuang ke dalam parit.

Akan tetapi, pria
kelahiran 24 Juli 1964 itu mengelak telah memerkosa. “Saya tidak memerkosanya,”
ucapnya kepada awak media di sela-sela rekonstruksi di lokasi pembunuhan.

Dalam 23 adegan
rekonstruksi, tergambar jelas awal mereka berangkat dari rumah paman di Jalan
Bandeng hingga adegan membuang jasad Ika.

Kamis (29/8) sekitar
pukul 15.00 WIB, mereka tiba di Jalan Sanang, Kelurahan Sabaru, Kecamatan
Sebangau. Keduany menuju tempat itu dengan mengendarai sepeda motor. Kemudian
mencari ikan di parit yang dikelilingi semak belukar. Sekitar 200 meter dari
badan jalan. Rencananya menangkap ikan dengan tangan kosong.

Baca Juga :  30 Tahun Mengabdi, Batalyon Dhira Brata Donasikan 200 APD ke Tim Medis

Korban sempat berucap;
”Airnya masih dalam pakde, mana ada ikannya,” ucap Suwito menirukan
omongan keponakannya saat itu.

Dikarenakan kondisi air
yang cukup dalam dan tak memungkinkan untuk menangkap ikan, Suwito memutuskan mengajak
keponaknnya itu pulang. Baru berjalan beberapa langkah, timbul nafsu berahi Suwito
terhadap keponakannya itu. Tak bisa ditahan.

Ingin sekali
menyetubuhi keponakannya sendiri, yang sudah tinggal tiga hari di rumahnya.

Duda berkumis tebal itu
nekat memeluk dan menciumi keponakannya dari depan. Ika berontak. Berteriak
meminta tolong. Menjerit dipenuhi ketakutan.

Sang paman kalap. Langsung
mengempaskan tubuh Ika ke tanah. Mencekiknya.

“Karena dia teriak
minta tolong, langsung saya cekik,” kata Suwito yang bermuka tebal.

Cekikan pertama, denyut
nadi Ika masih berdetak. Cekikan kedua mencabut nyawa Ika. Suwito mengaku
sempat mencium pipi keponakannya tersebut. “Saya cekik dua kali dan langsung
menciumnya,” beber pria paruh baya yang kesehariannya bekerja sebagai buruh
bangunan ini.

Dalam reka ulang itu,
terlihat setelah mencium, Suwito melucuti celana Ika. Sempat terdiam sesaat. Setelah
memastikan korban meninggal dunia, Suwito langsung melemparkan jasad
keponakannya itu ke dalam parit, lalu menutupinya dengan ranting dan daun
kering.

Baca Juga :  Vixion vs MX Adu Kuat di Tikungan, Satu Orang Tewas

“Saya khilaf sudah
membunuh Ika,” katanya.

Dari hasil rekontruksi,
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar masih meragukan pengakuan pelaku.
Salah satunya adalah adegan usai melucuti celana korban. Menurut pengakuan
tersangka, ia tidak melakukan pemerkosaan.

“Tapi dari hasil olah
TKP dan bukti-bukti yang kami dapatkan di lapangan, kuat dugaan dia sempat
melakukannya (menyetubuhi, red),” ucap Timbul.

Ada perbedaan antara
keterangan tersangka, saksi-saksi, dan data hasil visum.

“Saat ini kami sedang
mendalami lagi kasus ini. Kami berencana meminta keterangan dari anak
tersangka,” jelas Timbul.

Diketahui Ika tinggal
bersama pamannya semenjak 26 Agustus lalu. Dan ia dibunuh pada 29 Agustus. Ika
berangkat dari kampung halamannya, Sebangau Kuala, berniat untuk mencari
pekerjaan di Palangka Raya. Ia memilih menginap di rumah pamannya, sebelum
akhirnya dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak 29 Agustus lalu.

Setelah melakukan
pembunuhan, Suwito kabur ke Katingan. Berhasil diamankan anggota Unitresmob
Polresta Palangka Raya bersama Ditintelkam Polda Kalteng, Minggu (22/9). Dari
tas kerja milik tersangka juga diamankan satu unit ponsel merek Redmi Note 5A milik
korban. (*oiq/ce/ram)

PALANGKA
RAYA
-Berkat
kerja keras personel Unit Buser Polres Palangka Raya dan Ditintelkam Polda
Kalteng, akhirnya misteri kematian Eka Prihatinnungsih terungkap. Kematian perempuan
20 tahun yang mayatnya ditemukan membusuk di parit Jalan Sanang, Palangka Raya
dipastikan akibat dibunuh. Pelakunya tak lain adalah pamannya sendiri, Suwito
Widadno.

Ika -sapaan Eka
Prihatinnungsih- dibunuh dengan cara dicekik. Sebelum itu sang paman ingin
menikmati tubuh molek keponakannya itu ketika pulang mencari ikan di tengah
hutan. Saat ditemukan, mayat tersebut hanya mengenakan kaus. Celana sudah
terlepas dari tubuhnya. Polisi  menduga
korban sempat disetubuhi sebelum dibuang ke dalam parit.

Akan tetapi, pria
kelahiran 24 Juli 1964 itu mengelak telah memerkosa. “Saya tidak memerkosanya,”
ucapnya kepada awak media di sela-sela rekonstruksi di lokasi pembunuhan.

Dalam 23 adegan
rekonstruksi, tergambar jelas awal mereka berangkat dari rumah paman di Jalan
Bandeng hingga adegan membuang jasad Ika.

Kamis (29/8) sekitar
pukul 15.00 WIB, mereka tiba di Jalan Sanang, Kelurahan Sabaru, Kecamatan
Sebangau. Keduany menuju tempat itu dengan mengendarai sepeda motor. Kemudian
mencari ikan di parit yang dikelilingi semak belukar. Sekitar 200 meter dari
badan jalan. Rencananya menangkap ikan dengan tangan kosong.

Baca Juga :  30 Tahun Mengabdi, Batalyon Dhira Brata Donasikan 200 APD ke Tim Medis

Korban sempat berucap;
”Airnya masih dalam pakde, mana ada ikannya,” ucap Suwito menirukan
omongan keponakannya saat itu.

Dikarenakan kondisi air
yang cukup dalam dan tak memungkinkan untuk menangkap ikan, Suwito memutuskan mengajak
keponaknnya itu pulang. Baru berjalan beberapa langkah, timbul nafsu berahi Suwito
terhadap keponakannya itu. Tak bisa ditahan.

Ingin sekali
menyetubuhi keponakannya sendiri, yang sudah tinggal tiga hari di rumahnya.

Duda berkumis tebal itu
nekat memeluk dan menciumi keponakannya dari depan. Ika berontak. Berteriak
meminta tolong. Menjerit dipenuhi ketakutan.

Sang paman kalap. Langsung
mengempaskan tubuh Ika ke tanah. Mencekiknya.

“Karena dia teriak
minta tolong, langsung saya cekik,” kata Suwito yang bermuka tebal.

Cekikan pertama, denyut
nadi Ika masih berdetak. Cekikan kedua mencabut nyawa Ika. Suwito mengaku
sempat mencium pipi keponakannya tersebut. “Saya cekik dua kali dan langsung
menciumnya,” beber pria paruh baya yang kesehariannya bekerja sebagai buruh
bangunan ini.

Dalam reka ulang itu,
terlihat setelah mencium, Suwito melucuti celana Ika. Sempat terdiam sesaat. Setelah
memastikan korban meninggal dunia, Suwito langsung melemparkan jasad
keponakannya itu ke dalam parit, lalu menutupinya dengan ranting dan daun
kering.

Baca Juga :  Vixion vs MX Adu Kuat di Tikungan, Satu Orang Tewas

“Saya khilaf sudah
membunuh Ika,” katanya.

Dari hasil rekontruksi,
Kapolres Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar masih meragukan pengakuan pelaku.
Salah satunya adalah adegan usai melucuti celana korban. Menurut pengakuan
tersangka, ia tidak melakukan pemerkosaan.

“Tapi dari hasil olah
TKP dan bukti-bukti yang kami dapatkan di lapangan, kuat dugaan dia sempat
melakukannya (menyetubuhi, red),” ucap Timbul.

Ada perbedaan antara
keterangan tersangka, saksi-saksi, dan data hasil visum.

“Saat ini kami sedang
mendalami lagi kasus ini. Kami berencana meminta keterangan dari anak
tersangka,” jelas Timbul.

Diketahui Ika tinggal
bersama pamannya semenjak 26 Agustus lalu. Dan ia dibunuh pada 29 Agustus. Ika
berangkat dari kampung halamannya, Sebangau Kuala, berniat untuk mencari
pekerjaan di Palangka Raya. Ia memilih menginap di rumah pamannya, sebelum
akhirnya dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak 29 Agustus lalu.

Setelah melakukan
pembunuhan, Suwito kabur ke Katingan. Berhasil diamankan anggota Unitresmob
Polresta Palangka Raya bersama Ditintelkam Polda Kalteng, Minggu (22/9). Dari
tas kerja milik tersangka juga diamankan satu unit ponsel merek Redmi Note 5A milik
korban. (*oiq/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru