25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bisa Hirup Udara Segar saat Kabut Asap

Ibu
Kota Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan slogan Kota Cantik, kini tengah diselimuti
asap. Udara yang dihirup tak sehat. Sekadar bernapas saja cemas. UNS datang
menawarkan cara menghirup udara sehat dengan masker khusus yang dibuat menggunakan
alat sederhana.

 

 

 

ANISA
B WAHDAH,

Palangka Raya

 

BALUTAN
asap
tipis menyatu bersama ribuan masyarakat Kota Cantik, Minggu (22/9). Kebiasaan
sebagian masyarakat saat weekend datang ke Bundaran Besar (Bunbes), Kota
Palangka Raya. Olahraga, berburu kuliner, atau hanya sekadar menikmati libur di
akhir pekan.

Sudah beberapa bulan
ini area car free day (CFD) tidak lagi cocok sebagai tempat berolahraga. Asap
dampak karhutla mencoba menyusup setiap celah dari kerumunan orang. Tentu sangat
mengganggu. Warga yang datang Bunbes sedikit berbeda dari biasanya sebelum bencana
asap terjadi. Hampir seluruhnya menggunakan masker. Mereka takut udara tak
sehat yang dihirup dapat menyebabkan masalah kesehatan. Tidak pula tampak
seperti biasa. Minggu kemarin, begitu banyak aksi-aksi layanan kesehatan yang
dilakukan berbagai kelompok. Ternyata tidak hanya dari Kalteng, tapi ada pula
yang dari Pulau Jawa.

Di depan rumah jabatan
(rujab) gubernur, berjejer layanan kesehatan. Lebih padat dari biasanya. Salah satunya
bus oksigen. Ada pula tenda biru bertuliskan Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Mereka datang memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kalteng
yang terdampak karhutla.

Di depan tenda itu
terlihat segerombolan pria yang kerap penulis temui, yakni Kadinkes Kalteng dr
Suyuti Syamsul dan Sekda Kalteng Fahrizal Fitri. Keduanya bersama masyarakat
tengah fokus mendengarkan penjelasan seorang pria yang membawa kotak bening,
ada slangnya, dan di ujungnya terdapat corong terbuat dari botol minuman bekas.

Dia adalah dr Boby
Nindra. Ia menjelaskan cara menggunakan Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air
Filter yang dibawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Mereka datang ke
Kalteng untuk menyosialisasikan SUNS Portable Air Filter kepada masyarakat yang
terdampak karhutla, agar bisa bernapas dengan udara sehat, meski diselimuti
kabut asap. Bukan udara bercampur asap dengan kualitas udara berbahaya.

Baca Juga :  Saber Pungli Canangkan Palangka Raya Bebas Pungli

“Kedatangan kami ke
sini (Palangka Raya, red) dalam rangka menyosialisasikan SUNS Portable Air
Filter untuk masyarakat Kalteng yang terdampak karhutla,” kata dr Boby saat
dibincangi Kalteng Pos, di sela-sela sosialisasi kepada masyarakat, Minggu
(22/9).

SUNS Portable Air
Filter merupakan alat bernapas yang didesain secara sederhana menggunakan bahan-bahan
sederhana pula. Bisa dibuat sendiri dan dapat digunakan secara pribadi dan
keluarga.

“SUNS Portable Air
Filter sangat simpel, tapi tak sesimpel yang dibayangkan, karena mengadopsi fungsi
anatomi dan faal manusia. Karena itu, sangat baik jika masyarakat bisa
menggunakan alat ini pada kondisi seperti saat ini (darurat asap, red),”
katanya.

Alat tersebut terbuat
dari mika tebal, yang dibentuk menjadi kotak dengan ukuran 30x20x15 cm untuk
orang dewasa dan 20x15x10 cm untuk anak-anak. Terdapat lubang persegi pada sisi
depan dengan ukuran 14×10 cm untuk kotak dewasa dan 10×8 sentimeter untuk kotak
anak-anak.

“Lubang persegi tersebut
kemudian ditutup menggunakan kain tipis. Lalu disusun kain kristik di atasnya
(kain bak jaring-jaring, red). Pada tumpukan ketiga dilapis dengan kain tipis
kembali. Lubang persegi ini berfungsi sebagai jalan masuknya udara dan penyaring
partikel kotor dari luar,” kata boby.

Kain tersebut perlu dipasang
perekat lepas pasang, agar dapat dibuka dan ditutup. Selanjutnya, membuat lubang
pada sisi atas kotak. Ukurannya menyesuaikan diameter lubang slang yang akan
digunakan. Bisa menggunakan slang aquarium atau slang AC.

“Slang tersebut
dipasang pada lubang kotak mika dan diberi lem. Pastikan tak ada celah terbuka,
agar kondisi di dalam kotak tetap lembab,” ucapnya.

Pada ujung slang,
pasanglah botol minuman bekas dan satukan lubang slang dengan lubang botol, lalu
diberi lem. Botol tersebut dipotong bak corong menyedot oksigen, dilapisi spons
pada pinggiran botol. Kemudian pasang tali sebagai pengikat di kepala.

“Pembuatan boks Portable
Air Filter sudah selesai. Selanjutnya masukkan dakron yang sudah dibahasi ke
dalam boks dengan ukuran sesuai ukuran dasar boks. Alat sudah siap digunakan. Masyarakat
dapat bernafas dengan udara segar,” ujar mahasiswa program studi ilmu bedah
ini.

Baca Juga :  Pasien Membludak, Pemkab Tambah Ruangan

 

Lebih jauh ia
menjelaskan mekanisme kerja alat ini. Udara masuk ke kotak melewati filter
depan yang dilembabkan dengan air sebagai penyaring. Kemudian udara yang telah
disaring dihirup melalui slang. “Yang menemukan alat ini dosen saya. Alat ini
sudah teruji dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tegasnya.

Sebenarnya alat ini
tidak hanya bermanfaat untuk jangka pendek sebagai dampak dari kabut asap
karhutla. Akan tetapi, lanjut Boby, alat ini juga bermanfaat untuk jangka
panjang. Bisa mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan karena menghirup udara
yang tidak bersih, seperti penyakit asma, PPOK, hingga kanker paru-paru.

“Portable Air Filter
itu berfungsi lebih dari sekadar masker,” singkatnya.

Kedatangan perwakilan
UNS disambut baik oleh Pemerintah Provinsi (pemprov) Kalteng. Kadinkes Kalteng dr
Suyuti Syamsul pun mengapresiasi karya ini. Pihaknya cukup tertarik dengan alat
tersebut dan akan menyosialisasikan kepada masyarakat.

“Saya pikir ini baik,
karena Kalteng saat ini cukup membutuhkan oksigen. Apabila masyarakat bisa
membuatnya sendiri, maka akan sangat membantu,” katanya saat dibincangi di
sela-sela kegiatan di Bunbes, kemarin.

Selain itu, tambah Suyuti,
alat ini cukup mudah dibuat. Alatnya pun tidak susah ditemukan. Bahkan memiliki
manfaat yang luar biasa terhadap kesehatan, khususnya paru-paru. “Alat ini kan
bisa dibuat sendiri dan dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga, cukup
mudah,” tegasnya.

Sebagai orang yang
berkecimpung di dunia kesehatan, Suyuti sangat merekomendasikan alat ini untuk
digunakan masyarakat saat terjadi bencana asap seperti sekarang ini. Kualitas
udara yang dihirup lebih sehat, karena partikel-partikel kotor sudah tersaring.

“Alat ini juga bisa
dimasukkan aroma terapi sesuai selera masing-masing,” pungkasnya.

Dikutip dari Jawa Pos (Grup Kalteng Pos), biaya
pembuatan alat ini hanya sekitar Rp25 ribu. Bahan-bahannya pun sangat mudah
diperoleh. Sebut saja, kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali
bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, slang akuarium, bola plastik
mainan, spons, dan sarung tangan. (ce/ram)

Ibu
Kota Kalimantan Tengah (Kalteng) dengan slogan Kota Cantik, kini tengah diselimuti
asap. Udara yang dihirup tak sehat. Sekadar bernapas saja cemas. UNS datang
menawarkan cara menghirup udara sehat dengan masker khusus yang dibuat menggunakan
alat sederhana.

 

 

 

ANISA
B WAHDAH,

Palangka Raya

 

BALUTAN
asap
tipis menyatu bersama ribuan masyarakat Kota Cantik, Minggu (22/9). Kebiasaan
sebagian masyarakat saat weekend datang ke Bundaran Besar (Bunbes), Kota
Palangka Raya. Olahraga, berburu kuliner, atau hanya sekadar menikmati libur di
akhir pekan.

Sudah beberapa bulan
ini area car free day (CFD) tidak lagi cocok sebagai tempat berolahraga. Asap
dampak karhutla mencoba menyusup setiap celah dari kerumunan orang. Tentu sangat
mengganggu. Warga yang datang Bunbes sedikit berbeda dari biasanya sebelum bencana
asap terjadi. Hampir seluruhnya menggunakan masker. Mereka takut udara tak
sehat yang dihirup dapat menyebabkan masalah kesehatan. Tidak pula tampak
seperti biasa. Minggu kemarin, begitu banyak aksi-aksi layanan kesehatan yang
dilakukan berbagai kelompok. Ternyata tidak hanya dari Kalteng, tapi ada pula
yang dari Pulau Jawa.

Di depan rumah jabatan
(rujab) gubernur, berjejer layanan kesehatan. Lebih padat dari biasanya. Salah satunya
bus oksigen. Ada pula tenda biru bertuliskan Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Mereka datang memberikan bantuan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kalteng
yang terdampak karhutla.

Di depan tenda itu
terlihat segerombolan pria yang kerap penulis temui, yakni Kadinkes Kalteng dr
Suyuti Syamsul dan Sekda Kalteng Fahrizal Fitri. Keduanya bersama masyarakat
tengah fokus mendengarkan penjelasan seorang pria yang membawa kotak bening,
ada slangnya, dan di ujungnya terdapat corong terbuat dari botol minuman bekas.

Dia adalah dr Boby
Nindra. Ia menjelaskan cara menggunakan Surgeons of UNS (SUNS) Portable Air
Filter yang dibawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Mereka datang ke
Kalteng untuk menyosialisasikan SUNS Portable Air Filter kepada masyarakat yang
terdampak karhutla, agar bisa bernapas dengan udara sehat, meski diselimuti
kabut asap. Bukan udara bercampur asap dengan kualitas udara berbahaya.

Baca Juga :  Saber Pungli Canangkan Palangka Raya Bebas Pungli

“Kedatangan kami ke
sini (Palangka Raya, red) dalam rangka menyosialisasikan SUNS Portable Air
Filter untuk masyarakat Kalteng yang terdampak karhutla,” kata dr Boby saat
dibincangi Kalteng Pos, di sela-sela sosialisasi kepada masyarakat, Minggu
(22/9).

SUNS Portable Air
Filter merupakan alat bernapas yang didesain secara sederhana menggunakan bahan-bahan
sederhana pula. Bisa dibuat sendiri dan dapat digunakan secara pribadi dan
keluarga.

“SUNS Portable Air
Filter sangat simpel, tapi tak sesimpel yang dibayangkan, karena mengadopsi fungsi
anatomi dan faal manusia. Karena itu, sangat baik jika masyarakat bisa
menggunakan alat ini pada kondisi seperti saat ini (darurat asap, red),”
katanya.

Alat tersebut terbuat
dari mika tebal, yang dibentuk menjadi kotak dengan ukuran 30x20x15 cm untuk
orang dewasa dan 20x15x10 cm untuk anak-anak. Terdapat lubang persegi pada sisi
depan dengan ukuran 14×10 cm untuk kotak dewasa dan 10×8 sentimeter untuk kotak
anak-anak.

“Lubang persegi tersebut
kemudian ditutup menggunakan kain tipis. Lalu disusun kain kristik di atasnya
(kain bak jaring-jaring, red). Pada tumpukan ketiga dilapis dengan kain tipis
kembali. Lubang persegi ini berfungsi sebagai jalan masuknya udara dan penyaring
partikel kotor dari luar,” kata boby.

Kain tersebut perlu dipasang
perekat lepas pasang, agar dapat dibuka dan ditutup. Selanjutnya, membuat lubang
pada sisi atas kotak. Ukurannya menyesuaikan diameter lubang slang yang akan
digunakan. Bisa menggunakan slang aquarium atau slang AC.

“Slang tersebut
dipasang pada lubang kotak mika dan diberi lem. Pastikan tak ada celah terbuka,
agar kondisi di dalam kotak tetap lembab,” ucapnya.

Pada ujung slang,
pasanglah botol minuman bekas dan satukan lubang slang dengan lubang botol, lalu
diberi lem. Botol tersebut dipotong bak corong menyedot oksigen, dilapisi spons
pada pinggiran botol. Kemudian pasang tali sebagai pengikat di kepala.

“Pembuatan boks Portable
Air Filter sudah selesai. Selanjutnya masukkan dakron yang sudah dibahasi ke
dalam boks dengan ukuran sesuai ukuran dasar boks. Alat sudah siap digunakan. Masyarakat
dapat bernafas dengan udara segar,” ujar mahasiswa program studi ilmu bedah
ini.

Baca Juga :  Pasien Membludak, Pemkab Tambah Ruangan

 

Lebih jauh ia
menjelaskan mekanisme kerja alat ini. Udara masuk ke kotak melewati filter
depan yang dilembabkan dengan air sebagai penyaring. Kemudian udara yang telah
disaring dihirup melalui slang. “Yang menemukan alat ini dosen saya. Alat ini
sudah teruji dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” tegasnya.

Sebenarnya alat ini
tidak hanya bermanfaat untuk jangka pendek sebagai dampak dari kabut asap
karhutla. Akan tetapi, lanjut Boby, alat ini juga bermanfaat untuk jangka
panjang. Bisa mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan karena menghirup udara
yang tidak bersih, seperti penyakit asma, PPOK, hingga kanker paru-paru.

“Portable Air Filter
itu berfungsi lebih dari sekadar masker,” singkatnya.

Kedatangan perwakilan
UNS disambut baik oleh Pemerintah Provinsi (pemprov) Kalteng. Kadinkes Kalteng dr
Suyuti Syamsul pun mengapresiasi karya ini. Pihaknya cukup tertarik dengan alat
tersebut dan akan menyosialisasikan kepada masyarakat.

“Saya pikir ini baik,
karena Kalteng saat ini cukup membutuhkan oksigen. Apabila masyarakat bisa
membuatnya sendiri, maka akan sangat membantu,” katanya saat dibincangi di
sela-sela kegiatan di Bunbes, kemarin.

Selain itu, tambah Suyuti,
alat ini cukup mudah dibuat. Alatnya pun tidak susah ditemukan. Bahkan memiliki
manfaat yang luar biasa terhadap kesehatan, khususnya paru-paru. “Alat ini kan
bisa dibuat sendiri dan dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga, cukup
mudah,” tegasnya.

Sebagai orang yang
berkecimpung di dunia kesehatan, Suyuti sangat merekomendasikan alat ini untuk
digunakan masyarakat saat terjadi bencana asap seperti sekarang ini. Kualitas
udara yang dihirup lebih sehat, karena partikel-partikel kotor sudah tersaring.

“Alat ini juga bisa
dimasukkan aroma terapi sesuai selera masing-masing,” pungkasnya.

Dikutip dari Jawa Pos (Grup Kalteng Pos), biaya
pembuatan alat ini hanya sekitar Rp25 ribu. Bahan-bahannya pun sangat mudah
diperoleh. Sebut saja, kain kristik, kain tipis, perekat lepas pasang, tali
bis, tali elastis, filter akuarium, mika tebal, slang akuarium, bola plastik
mainan, spons, dan sarung tangan. (ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru