PALANGKA
RAYA, KALTENGPOS.CO – Pelaksanaan
pembelajaran di tengah pandemi sudah banyak dilaksanakan secara daring atau virtual. Hal itu
bisa dilaksanakan di sekolah-sekolah umum. Namun tidak
demikian halnya pada sekolah luar biasa (SLB).
Pelaksanaan di sekolah yang
menangani anak berkebutuhan khusus itu tidak dapat dilaksanakan
secara maksimal jika mengandalkan pembelajaran daring. Sehingga perlu
pola-pola khusus agar pembelajaran tetap dilaksanakan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Dinas Pendidikan (Disdik) Kalteng Mofit Saptono Subagio mengatakan, pelaksanaan
pembelajaran bagi peserta didik khususnya SLB yang dapat berkomunikasi dengan
baik maka masih bisa melaksanakan secara daring. Namun, terhadap peserta didik
yang mengalami keterbatasan komunikasi maka tetap dilaksanakan pembelajara
tatap muka.
“Sistem yang dilakukan
yakni pembelajaran kunjung, misal saja kepada peserta didik tuna netra,
keterbatasan mental dan lainnya,” katanya di ruang
kerjanya, Senin (28/12).
Diungkapkannya, pola
tersebut harus dilaksanakan meskipun dalam pelaksanaanya harus dengan segala
risiko seperti tidak bertemu dengan peserta didik saat kunjungan. Bahkan,
pihaknya menyebut saat ini pembelajaran di SLB menerapkan seperti dokter
praktik.
“Orang tua dan guru
harus janjian untuk melakukan pembelajaran terhadap peserta didik, ada pula
pembelajaran di sekolah dengan mengatur jadwal dan membatasi waktu
pertemuan,” ungkapnya kepada Kalteng Pos.
Pada intinya tegas Mofit, pola pembelajaran
yang dilaksanakan menyesuaikan terhadap kondisi peserta didik yang menempuh
pendidikan di 24 SLB se-Kalteng baik swasta maupun milik pemerintah. “Saya
memaklumi terhadap kesulitan yang terjadi, tetapi ini yang harus dilaksanakan
agar pembelajaran di tengah pandemi tetap terlaksana,” pungkasnya.