PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Kebakaran hutan dan lahan masih marak terjadi di Kota Palangkaraya. Hal ini berdampak pada kualitas udara di Kota Palangkaraya yang saat ini berada di angka 155 dengan parameter kritis PM2.5.
Kepala UPTD Laboratorium DLH, Ahmad Riadi, saat dikonfirmasi media mengatakan bahwa kualitas udara masih dalam kategori tidak sehat. Di mana konsentrasi PM 2,5 tertinggi terjadi pada pagi hari pukul 06.00 WIB. Meski Kota Palangkaraya sudah beberapa kali turun hujan, namun hingga saat ini kondisi kualitas udara masih dalam level tidak sehat, Rabu (18/10).
“Konsentrasi PM 2.5 tertinggi pada pukul 06.00 WIB dengan nilai 352 mikrogram per meter kubik, dengan suhu udara rata-rata 32,9 derajat celcius dan kelembaban 67 persen, dan secara umum setelah hujan terjadi penurunan ISPU namun masih dalam level tidak sehat,” ujarnya, Rabu (18/10).
Di tempat berbeda, Plh Sekda Kota Palangkaraya, Sahdin Hasan mengatakan bahwa pelajar akan tetap melaksanakan proses belajar mengajar. Namun, jika kualitas udara kembali memburuk, maka sistemnya bisa menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan diberlakukannya PJJ, bukan berarti anak-anak libur sekolah atau belajar, hanya sistemnya saja yang berubah.
“Jika nanti kualitas udara kembali memburuk, maka anak-anak sekolah bisa saja kembali ke PJJ, tapi bukan berarti libur. Persoalannya hanya daring atau luring saja, seperti saat Covid-19 ini, anak-anak bisa belajar meski dari jarak jauh,” terangnya.
Jadi nantinya sistem pembelajaran kembali dilakukan secara jarak jauh atau PJJ, diharapkan orang tua juga dapat berperan untuk mendorong anak agar selalu belajar meskipun tidak berada di sekolah. Dan guru diharapkan dapat memberikan tugas agar anak dapat tetap belajar. Namun, kondisi kualitas udara akan terus ditingkatkan.(*ana/pri)