28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Produksi Padi Pulpis Turun, Padahal Lahan Pertanian Diperluas

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Peningkatan produksi padi 2019 turun. Padahal lahan pertanian
bertambah. Beda dengan 2018. Peningkatan produksi naik. Lahan tapi tak seluas
2019. Itu yang mengherankan di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

Dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten, pada medio Januari-April 2018 luas panen
seluas 8.018 hektare dengan produktivitas padi 33.122 ton dan pada medio
Januari-April 2019 luas panen meningkat menjadi 8.062 hektare dengan
produktivitas padi 29.039 ton.

Pada Mei-Agustus
2018 luas panen seluas 8.084 hektare dengan produktivitas padi 28.496 ton.
sedangkan pada Mei-Agustus 2019 luas panen seluas 8.207 hektare dengan
produktivitas padi 26.188 ton.

Selanjutnya,
pada September-Desember 2018 luas panen seluas 2.965 hektare dengan
produktivitas 10.902 ton. Sedangkan pada September-Desember 2019 luas panen
seluas 2.949 hektare dengan produktivitas 13.403 ton.

Baca Juga :  Ripparkab Pulpis Masukkan Garung Jadi Pintu Masuk TNS

Secara
keseluruhan dari Januari hingga Desember 2018 luas panen di kabupaten Pulang
Pisau seluas 19.068 dengan produktivitas 72.120 ton dan pada Januari-Desember
2019 luas panen di kabupaten Pulang Pisau seluas 19.218 hektare dengan
produktivitas 68.630 ton.

Dari data
tersebut, kendati pada 2019 ada penambahan luas panen seluas 150 hektare, namun
produktivitas padi pada 2019 justru mengalami penurunan sebanyak 3.490 ton.

Kepala Dinas
Pertanian Pulang Pisau Slamet Untung Rianto tidak membantah adanya penurunan
produksi padi di kabupaten Pulang Pisau.

“Memang terjadi
penurunan. Namun penurunan produksi padi itu tidak terlalu signifikan,” ujar
Slamet, kemarin (22/7).

Slamet mengaku,
penurunan produksi padi di Pulang Pisau akibat naiknya pirit di beberapa lahan
petani di Desa Belanti Siam, Pantik dan Desa Gadabung kecamatan Pandih Batu.

Baca Juga :  Badan Wakaf Bebas dari Pengaruh Kekuasan

Slamet mengaku,
untuk menurunkan pirit pihaknya telah menyalurkan bantuan pupuk dan kapur
kepada petani. Dia berharap pada musim tanam April-September (Asep) tahun ini
bisa pulih.

“Yang penting
air bisa keluar masuk dan itu sudah kami perbaiki dan normalisasi saluran
irigasi,” ungkap Slamet.

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO – Peningkatan produksi padi 2019 turun. Padahal lahan pertanian
bertambah. Beda dengan 2018. Peningkatan produksi naik. Lahan tapi tak seluas
2019. Itu yang mengherankan di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis).

Dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) Kabupaten, pada medio Januari-April 2018 luas panen
seluas 8.018 hektare dengan produktivitas padi 33.122 ton dan pada medio
Januari-April 2019 luas panen meningkat menjadi 8.062 hektare dengan
produktivitas padi 29.039 ton.

Pada Mei-Agustus
2018 luas panen seluas 8.084 hektare dengan produktivitas padi 28.496 ton.
sedangkan pada Mei-Agustus 2019 luas panen seluas 8.207 hektare dengan
produktivitas padi 26.188 ton.

Selanjutnya,
pada September-Desember 2018 luas panen seluas 2.965 hektare dengan
produktivitas 10.902 ton. Sedangkan pada September-Desember 2019 luas panen
seluas 2.949 hektare dengan produktivitas 13.403 ton.

Baca Juga :  Ripparkab Pulpis Masukkan Garung Jadi Pintu Masuk TNS

Secara
keseluruhan dari Januari hingga Desember 2018 luas panen di kabupaten Pulang
Pisau seluas 19.068 dengan produktivitas 72.120 ton dan pada Januari-Desember
2019 luas panen di kabupaten Pulang Pisau seluas 19.218 hektare dengan
produktivitas 68.630 ton.

Dari data
tersebut, kendati pada 2019 ada penambahan luas panen seluas 150 hektare, namun
produktivitas padi pada 2019 justru mengalami penurunan sebanyak 3.490 ton.

Kepala Dinas
Pertanian Pulang Pisau Slamet Untung Rianto tidak membantah adanya penurunan
produksi padi di kabupaten Pulang Pisau.

“Memang terjadi
penurunan. Namun penurunan produksi padi itu tidak terlalu signifikan,” ujar
Slamet, kemarin (22/7).

Slamet mengaku,
penurunan produksi padi di Pulang Pisau akibat naiknya pirit di beberapa lahan
petani di Desa Belanti Siam, Pantik dan Desa Gadabung kecamatan Pandih Batu.

Baca Juga :  Badan Wakaf Bebas dari Pengaruh Kekuasan

Slamet mengaku,
untuk menurunkan pirit pihaknya telah menyalurkan bantuan pupuk dan kapur
kepada petani. Dia berharap pada musim tanam April-September (Asep) tahun ini
bisa pulih.

“Yang penting
air bisa keluar masuk dan itu sudah kami perbaiki dan normalisasi saluran
irigasi,” ungkap Slamet.

Terpopuler

Artikel Terbaru