33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Intensifikasi Tanaman Pangan Capai 11.135 Hektare

PULANG PISAU,PROKALTENG.CO-Pengembangan lumbung pangan nasional atau food estate di Kabupaten Pulang Pisau memberikan dampak positif terhadap pembangunan di wilayah tersebut.

Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang mengungkapkan, program tersebut dalam rangka pemenuhan ketersediaan pangan dan  percepatan pemulihan ekonomi  dampak pandemi Covid-19.

Taty mengungkapkan, dalam program food estate itu juga dilakukan intensifikasi tanaman pangan. “Dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2021, intensifikasi tanaman pangan telah mencapai 11.135 hektare,” kata Taty saat menyampaikan perkembangan food estate di Kabupaten Pulang Pisau belum lama tadi.

Bupati menambahkan, kegiatan intensifikasi tanaman pangan di Kabupaten Pulang Pisau dilaksanakan di Kecamatan Kahayan Hilir, Maliku, Pandih Batu, Kahayan Kuala dan Sebangau Kuala.

Baca Juga :  Edy Imbau Manfaatkan Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif

“Sedangkan untuk kegiatan ekstensifikasi tanaman pangan pada tahun 2021 telah mencapai 3.874,39 hektare. Yakni di Kecamatan Jabiren Raya, Maliku dan Pandih Batu,” ungkap bupati.

Lebih perinci Taty mengungkapkan, untuk hortikultura pada 2020 hingga 2021, untuk durian terdapat 130 hektare, lengkeng 140 hektare, pisang 100 hektare, jeruk 40 hektare, sayuran seperti kangkung, sawi dan cabe hijau 24 hektare.

Untuk peternakan pada tahun 2020 hingga 2021 yakni terdapat itik petelur sebanyak 7.000 ekor. Sedangkan untuk sektor perkebunan dari tahun 2020 hingga 2021 untuk bibit kelapa genjah ada 49.988 batang dan kelapa dalam 324 batang.

“Harapan kami, ke depan kawasan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara keberlanjutannya dalam rangka peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional,” harap Taty.

Baca Juga :  Masyarakat Pulpis Serbu Pasar Murah

Menurut dia, untuk mewujudkan hal itu, tentunya memerlukan sinergitas serta melibatkan kementerian/lembaga terkait dalam hal pembiayaan. “Baik melalui APBN maupun dana alokasi khusus (DAK) dan dukungan iptek dari para pakar/tenaga ahli/praktisi perguruan tinggi,” tandasnya. (art/kpg)

PULANG PISAU,PROKALTENG.CO-Pengembangan lumbung pangan nasional atau food estate di Kabupaten Pulang Pisau memberikan dampak positif terhadap pembangunan di wilayah tersebut.

Bupati Pulang Pisau Pudjirustaty Narang mengungkapkan, program tersebut dalam rangka pemenuhan ketersediaan pangan dan  percepatan pemulihan ekonomi  dampak pandemi Covid-19.

Taty mengungkapkan, dalam program food estate itu juga dilakukan intensifikasi tanaman pangan. “Dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2021, intensifikasi tanaman pangan telah mencapai 11.135 hektare,” kata Taty saat menyampaikan perkembangan food estate di Kabupaten Pulang Pisau belum lama tadi.

Bupati menambahkan, kegiatan intensifikasi tanaman pangan di Kabupaten Pulang Pisau dilaksanakan di Kecamatan Kahayan Hilir, Maliku, Pandih Batu, Kahayan Kuala dan Sebangau Kuala.

Baca Juga :  Edy Imbau Manfaatkan Lahan Tidur Menjadi Lahan Produktif

“Sedangkan untuk kegiatan ekstensifikasi tanaman pangan pada tahun 2021 telah mencapai 3.874,39 hektare. Yakni di Kecamatan Jabiren Raya, Maliku dan Pandih Batu,” ungkap bupati.

Lebih perinci Taty mengungkapkan, untuk hortikultura pada 2020 hingga 2021, untuk durian terdapat 130 hektare, lengkeng 140 hektare, pisang 100 hektare, jeruk 40 hektare, sayuran seperti kangkung, sawi dan cabe hijau 24 hektare.

Untuk peternakan pada tahun 2020 hingga 2021 yakni terdapat itik petelur sebanyak 7.000 ekor. Sedangkan untuk sektor perkebunan dari tahun 2020 hingga 2021 untuk bibit kelapa genjah ada 49.988 batang dan kelapa dalam 324 batang.

“Harapan kami, ke depan kawasan food estate di Provinsi Kalimantan Tengah dapat dipertahankan dan ditingkatkan secara keberlanjutannya dalam rangka peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional,” harap Taty.

Baca Juga :  Masyarakat Pulpis Serbu Pasar Murah

Menurut dia, untuk mewujudkan hal itu, tentunya memerlukan sinergitas serta melibatkan kementerian/lembaga terkait dalam hal pembiayaan. “Baik melalui APBN maupun dana alokasi khusus (DAK) dan dukungan iptek dari para pakar/tenaga ahli/praktisi perguruan tinggi,” tandasnya. (art/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru