26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kontribusi Industri Pengolahan dalam Pemulihan Ekonomi Kalteng 2021

INDUSTRI pengolahan merupakan salah satu lapangan usaha utama penopang perekonomian Kalteng beberapa tahun terakhir. Dalam struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Kalteng, sumbangan industri pengolahan sekitar 15% per tahun dan menempati urutan kedua terbesar setelah pertanian. Selama masa pandemi Covid-19, peranan industri pengolahan dalam perekonomian Kalteng cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan kontribuasi industri pengolahan terhadap PDRB mencapai 15,26% (Q2/20), 17,99% (Q3/20), 15,96% (Q4/20), 18,39% (Q1/21), dan 17,48% (Q2/21).

Peran penting industri pengolahan dalam perekonomian Kalteng juga dapat dilihat dari kinerja ekspor. Pada Semester I 2021 ekspor hasil industri pengolahan mencapai US$491,49 juta. Nilai ini setara 34,74% dari total ekspor Kalteng dan naik 83,67 dibanding periode yang sama tahun 2020. Namun, dari sisi penyerapan tenaga kerja, data Sakernas Februari 2021 menempatkan industri pengolahan pada urutan keenam lapangan usaha dengan serapan tenaga kerja terbanyak, yaitu mencapai 6,50 persen dari total pekerja di Kalteng. Lalu seberapa besar peran dan potensi industri pengolahan dalam pemulihan ekonomi Kalteng tahun 2021?

Tergantung industri kelapa sawit

Banyaknya lahan perkebunan kelapa sawit di Kalteng mendorong perusahaan juga turut membangun pabrik-pabrik CPO sebagai output dari buah kelapa sawit. Data BPS menunjukkan industri pengolahan beskala menengah besar di Kalteng sebagian besar adalah industri pengolahan kelapa sawit, sehingga kinerja industri pengolahan kelapa sawit kinerja akan mempengaruhi kinerja industri pengolahan secara keseluruhan.

Baca Juga :  Tak Ada yang Tak Mungkin di Olimpiade

Membaiknya kinerja industri pengolahan kelapa sawit salah satunya dapat dilihat pada aktivitas ekspor ke luar negeri. Rilis BPS menyebutkan pada Semester I 2021, ekspor kelompok lemak & minyak hewani/nabati (sebagian besar berupa minyak kelapa sawit dan turunannya) meningkat 63,18% dibanding Semester I 2020. Peningkatan ini disebabkan adanya kenaikan permintaan seiring membaiknya perekonomian negara-negara tujuan utama ekspor Kalteng, seperti Tiongkok, Jepang, dan India. Kenaikan permintaan ini diperkirakan akan berlanjut seiring peningkatan perekonomian nasional dan global.

Peningkatan kinerja industri pengolahan kelapa sawit berdampak pada perekonomian Kalteng pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada Triwulan II 2021 berdasar rilis BPS mencapai 5,56% terhadap tahun 2020 (y-on-y). Meskipun masih dibawah rata-rata nasional yang sebesar 7,07% dan dibayang-bayangi Covid-19, angka pertumbuhan ini cukup menggembirakan setelah terus mengalami kontraksi sejak triwulan II 2020. Dengan kontribusi mencapai 17,48%, industri pengolahan menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi kedua (1,20%) setelah administrasi pemerintahan (1,29%).

Covid-19 masih membayangi

Namun, di tengah roda perekonomian mulai bergerak sedikit demi sedikit, kita harus berhadapan dengan penyebaran Covid-19 varian Delta yang sangat cepat. Banyak daerah kewalahan menghadapi penyebaran Covid-19 varian Delta tersebut. Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian Delta, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM Darurat yang kemudian diganti menjadi PPKM level 3-4. Di tengah euforia pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2021, pemberlakukan PPKM Darurat ini tentu akan kembali mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  Kebingungan Pajak Indonesia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah memperingatkan seluruh negara bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19 tidak akan lenyap dari muka bumi atau bertahan lama. Menghadapi kenyataan ini, banyak negara telah mempersiapkan diri untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan roadmap untuk hidup berdampingan dengan virus Corona penyebab Covid-19. Fakta ini memberi gambaran bahwa pemulihan ekonomi seperti kondisi sebelum pandemi masih perlu waktu panjang.

Sebagai penutup, industri pengolahan telah menunjukkan kontribusi penting dan mempunyai potensi besar dalam pemulihan ekonomi Kalteng tahun 2021 ini dan di masa yang akan datang. Namun, pandemi Covid-19 masih akan menjadi persoalan yang dihadapi dalam upaya pemulihan ekonomi. Koordinasi dan kerjasama semua pihak serta perencanaan yang berkesinambungan menjadi kata kunci dalam upaya menggerakkan kembali perekonomian Kalteng di tengah pandemi.(*)

(AKHMAD TANTOWI. Statistisi Ahli Madya pada BPS Provinsi Kalimantan Tengah)

INDUSTRI pengolahan merupakan salah satu lapangan usaha utama penopang perekonomian Kalteng beberapa tahun terakhir. Dalam struktur produk domestik regional bruto (PDRB) Kalteng, sumbangan industri pengolahan sekitar 15% per tahun dan menempati urutan kedua terbesar setelah pertanian. Selama masa pandemi Covid-19, peranan industri pengolahan dalam perekonomian Kalteng cenderung meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan kontribuasi industri pengolahan terhadap PDRB mencapai 15,26% (Q2/20), 17,99% (Q3/20), 15,96% (Q4/20), 18,39% (Q1/21), dan 17,48% (Q2/21).

Peran penting industri pengolahan dalam perekonomian Kalteng juga dapat dilihat dari kinerja ekspor. Pada Semester I 2021 ekspor hasil industri pengolahan mencapai US$491,49 juta. Nilai ini setara 34,74% dari total ekspor Kalteng dan naik 83,67 dibanding periode yang sama tahun 2020. Namun, dari sisi penyerapan tenaga kerja, data Sakernas Februari 2021 menempatkan industri pengolahan pada urutan keenam lapangan usaha dengan serapan tenaga kerja terbanyak, yaitu mencapai 6,50 persen dari total pekerja di Kalteng. Lalu seberapa besar peran dan potensi industri pengolahan dalam pemulihan ekonomi Kalteng tahun 2021?

Tergantung industri kelapa sawit

Banyaknya lahan perkebunan kelapa sawit di Kalteng mendorong perusahaan juga turut membangun pabrik-pabrik CPO sebagai output dari buah kelapa sawit. Data BPS menunjukkan industri pengolahan beskala menengah besar di Kalteng sebagian besar adalah industri pengolahan kelapa sawit, sehingga kinerja industri pengolahan kelapa sawit kinerja akan mempengaruhi kinerja industri pengolahan secara keseluruhan.

Baca Juga :  Tak Ada yang Tak Mungkin di Olimpiade

Membaiknya kinerja industri pengolahan kelapa sawit salah satunya dapat dilihat pada aktivitas ekspor ke luar negeri. Rilis BPS menyebutkan pada Semester I 2021, ekspor kelompok lemak & minyak hewani/nabati (sebagian besar berupa minyak kelapa sawit dan turunannya) meningkat 63,18% dibanding Semester I 2020. Peningkatan ini disebabkan adanya kenaikan permintaan seiring membaiknya perekonomian negara-negara tujuan utama ekspor Kalteng, seperti Tiongkok, Jepang, dan India. Kenaikan permintaan ini diperkirakan akan berlanjut seiring peningkatan perekonomian nasional dan global.

Peningkatan kinerja industri pengolahan kelapa sawit berdampak pada perekonomian Kalteng pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Kalteng pada Triwulan II 2021 berdasar rilis BPS mencapai 5,56% terhadap tahun 2020 (y-on-y). Meskipun masih dibawah rata-rata nasional yang sebesar 7,07% dan dibayang-bayangi Covid-19, angka pertumbuhan ini cukup menggembirakan setelah terus mengalami kontraksi sejak triwulan II 2020. Dengan kontribusi mencapai 17,48%, industri pengolahan menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi kedua (1,20%) setelah administrasi pemerintahan (1,29%).

Covid-19 masih membayangi

Namun, di tengah roda perekonomian mulai bergerak sedikit demi sedikit, kita harus berhadapan dengan penyebaran Covid-19 varian Delta yang sangat cepat. Banyak daerah kewalahan menghadapi penyebaran Covid-19 varian Delta tersebut. Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 varian Delta, pemerintah mengeluarkan kebijakan PPKM Darurat yang kemudian diganti menjadi PPKM level 3-4. Di tengah euforia pertumbuhan ekonomi Triwulan II 2021, pemberlakukan PPKM Darurat ini tentu akan kembali mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat.

Baca Juga :  Kebingungan Pajak Indonesia

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan sudah memperingatkan seluruh negara bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19 tidak akan lenyap dari muka bumi atau bertahan lama. Menghadapi kenyataan ini, banyak negara telah mempersiapkan diri untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan juga telah menyiapkan roadmap untuk hidup berdampingan dengan virus Corona penyebab Covid-19. Fakta ini memberi gambaran bahwa pemulihan ekonomi seperti kondisi sebelum pandemi masih perlu waktu panjang.

Sebagai penutup, industri pengolahan telah menunjukkan kontribusi penting dan mempunyai potensi besar dalam pemulihan ekonomi Kalteng tahun 2021 ini dan di masa yang akan datang. Namun, pandemi Covid-19 masih akan menjadi persoalan yang dihadapi dalam upaya pemulihan ekonomi. Koordinasi dan kerjasama semua pihak serta perencanaan yang berkesinambungan menjadi kata kunci dalam upaya menggerakkan kembali perekonomian Kalteng di tengah pandemi.(*)

(AKHMAD TANTOWI. Statistisi Ahli Madya pada BPS Provinsi Kalimantan Tengah)

Terpopuler

Artikel Terbaru