PALANGKA RAYA- Perjuangan
petugas yang memadamkan karhutla patut diacungi jempol. Segala usaha
dan upaya dicurahkan agar kobaran api bisa dijinakkan. Berjalan menerobos semak belukar. Menghirup
asap kebakaran.
Salah satunya yang
dilakukan oleh tim pemadam kebakaran dari BPBD
Kota Palangka Raya yang memadamkan kebakaran di lingkar luar Jalan Mahir
Mahar, dekat terminal AKAP WA Gara,
kemarin. Tim yang beranggotakan 15 orang dengan Ketua Tim Heru tampak
mengepung lahan yang terbakar. Tak membiarkan api menjalar.
“Kami juga harus
memastikan, saat menyiram air harus meresap ke dalam tanah gambut. Tidak
memadamkan bara di permukaan saja,â€ucapnya yang diamini oleh Ketua Tim 02
Darkarhutla Dishut Kalteng, yang juga bergabung melakukan pemadaman.
Kesulitan sudah pastis
umber air. Air di parit dan sungai mengering. Petugas pemadam sering harus
mengambil air dari sumur bor atau pompa milik warga masyarakat yang ada di
dekat lokasi kebakaran .
Menyangkut persoalan
air ini, juga bisa timbul masalah antara warga dan petugas pemadam kebakaran.
Ada warga yang berada dekat lokasi kebakaran hanya bersikap acuh dan pasif,
seolah tidak peduli dengan kebakaran yang terjadi. Di saat petugas sangat
memerlukan air untuk memadamkan api, ada warga yang keberatan air di sumurnya diambil untuk pemadaman.
Acuh sebagian warga
dialami dan dirasakan langsung oleh Subagio warga Jalan G.Obos ujung.
Rumah yang ditinggalnya bekerja di siang
hari,harus terbakar akibat kebakaran lahan yang merembet ke halaman tempat
tinggalnya. Dia sangat menyayangkan sikap pasif dari tetangga di sekitarnya yang
cuma berdiam diri ketika melihat api mendekat ke tempat tinggalnya tersebut. Padahal,
menurutnya, sebelum rumahnya rata dengan tanah, dia sendirian memadamkan api
tanpa bantuan orang lain. â€Nggak ada yang bantuin mas, padahal saya dari waktu
api itu masih jauh, cuma sendirian nyemprotin,â€ungkapnya.(nue/abw/*oiq/*sja/ram)