27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ryamizard: Masa Negara Demokrasi Mau Bunuh-bunuhan

Menteri Pertahanan
(Menhan) Ryamizard Ryacudu mengimbau kepada masyarakat agar jangan lagi membuat
demo yang menimbulkan kerusuhan seperti 22 Mei lalu. Pasalnya, saat ini sudah
tidak ada lagi kubu 01 atau 02.

‎”Saya imbau kepada masyarakat. Kita usahakan tidak terjadi
seperti itu (rusuh 22 Mei). Sekarang tidak ada lagi kubu-kubuan,” ujar Ryamizard
di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (30/5).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini tidak melarang
masyarakat melakukan aksi unjuk rasa. Namun aksi itu bisa dilakukan secara
damai. Tidak membuat kerusuhan sehingga semuanya merugi.‎

“Demo ya pakai mulut, masa pakai batu. Apalagi ke polisi.
Kasihan sampai dilempari. Dia petugas enggak tahu apa-apa, kepalanya sampai
bocor,” katanya.

Baca Juga :  Beredar Info Bansos Dihentikan, Ini Kata Mensos Risma

Ryamizard berharap selesai Pemilu 2019 ini masyarakat bisa
bersatu. Jangan lagi ada ribut-ribut. Karena dampaknya adalah perpecahan. Sudah
saatnya merajut tali persatuan.

“Untuk apa ribut-ribut. Akhirnya kita pecah karena politik, kita
pecah karena pemilu. Kalau bangsa ini pecah untuk apa ada Pemilu. Masa negara
demokrasi mau bunuh-bunuhan,” katanya.

Lebih lanjut, Ryamizard juga meminta semua pihak untuk mengisi
bulan Ramadan ini dengan memeperbanyak amal ibadah dan doa. Ketimbang
ribut-ribut yang hanya membuat masyarakat pecah.

“Kalau bulan puasa melakukan yang enggak baik itu pasti itu
perbuatan setan. Setelah puasa harusnya begitu juga, sudah bersih masa berbuat
kotor lagi,” pungkasnya.

Sekadar informasi, massa melakukan aksi dari tanggal 21 sampai
dengan tanggal 22 Mei. Massa terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian.
Dalam bentrokan tersebut massa banyak merusak fasilitas umum. Bahkan sebuah pos
polisi di kawasan Sarinah juga dibakar oleh massa.

Baca Juga :  50 Ribu Guru Jadi Target Peningkatan Kompetensi

Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bentrokan yang
terjadi dengan aparat kepolisian. Sementara 58 korban dirawat di lima rumah
sakit berbeda di ibu kota.

Setidaknya 257 perusuh di Aksi 21-22 Mei telah ditangkap dan
ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya.‎ Adapun barang bukti yang diamankan
petugas kepolisian adalah mercon, busur panah, bom molotov, dan amplop berisi
uang Rp 200 sampai Rp 500 ribu.(jpc)

Menteri Pertahanan
(Menhan) Ryamizard Ryacudu mengimbau kepada masyarakat agar jangan lagi membuat
demo yang menimbulkan kerusuhan seperti 22 Mei lalu. Pasalnya, saat ini sudah
tidak ada lagi kubu 01 atau 02.

‎”Saya imbau kepada masyarakat. Kita usahakan tidak terjadi
seperti itu (rusuh 22 Mei). Sekarang tidak ada lagi kubu-kubuan,” ujar Ryamizard
di Kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis (30/5).

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini tidak melarang
masyarakat melakukan aksi unjuk rasa. Namun aksi itu bisa dilakukan secara
damai. Tidak membuat kerusuhan sehingga semuanya merugi.‎

“Demo ya pakai mulut, masa pakai batu. Apalagi ke polisi.
Kasihan sampai dilempari. Dia petugas enggak tahu apa-apa, kepalanya sampai
bocor,” katanya.

Baca Juga :  Beredar Info Bansos Dihentikan, Ini Kata Mensos Risma

Ryamizard berharap selesai Pemilu 2019 ini masyarakat bisa
bersatu. Jangan lagi ada ribut-ribut. Karena dampaknya adalah perpecahan. Sudah
saatnya merajut tali persatuan.

“Untuk apa ribut-ribut. Akhirnya kita pecah karena politik, kita
pecah karena pemilu. Kalau bangsa ini pecah untuk apa ada Pemilu. Masa negara
demokrasi mau bunuh-bunuhan,” katanya.

Lebih lanjut, Ryamizard juga meminta semua pihak untuk mengisi
bulan Ramadan ini dengan memeperbanyak amal ibadah dan doa. Ketimbang
ribut-ribut yang hanya membuat masyarakat pecah.

“Kalau bulan puasa melakukan yang enggak baik itu pasti itu
perbuatan setan. Setelah puasa harusnya begitu juga, sudah bersih masa berbuat
kotor lagi,” pungkasnya.

Sekadar informasi, massa melakukan aksi dari tanggal 21 sampai
dengan tanggal 22 Mei. Massa terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian.
Dalam bentrokan tersebut massa banyak merusak fasilitas umum. Bahkan sebuah pos
polisi di kawasan Sarinah juga dibakar oleh massa.

Baca Juga :  50 Ribu Guru Jadi Target Peningkatan Kompetensi

Delapan orang dinyatakan meninggal dunia akibat bentrokan yang
terjadi dengan aparat kepolisian. Sementara 58 korban dirawat di lima rumah
sakit berbeda di ibu kota.

Setidaknya 257 perusuh di Aksi 21-22 Mei telah ditangkap dan
ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya.‎ Adapun barang bukti yang diamankan
petugas kepolisian adalah mercon, busur panah, bom molotov, dan amplop berisi
uang Rp 200 sampai Rp 500 ribu.(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru