28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Bappenas: Ibu Kota Baru Paling Tepat di Kalimantan

JAKARTA – Jakarta tidak akan menjadi ibu kota Indonesia lagi pada
2024. Jika skenario pemerintah lancar, ibu kota bakal pindah ke luar Pulau
Jawa. Tepatnya ke Pulau Kalimantan. Rencananya, penganggaran dan pembangunan
dilakukan mulai 2021.

Pemerintah makin serius mengkaji
dampak pemindahan ibu kota. Terutama kajian ekonomi. Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa pemindahan ibu kota akan
meningkatkan produk domestik bruto (PDB). Kira-kira PDB bertambah 0,1 persen
dari sekitar Rp 15.000 triliun saat ini. Yakni, berkisar Rp 15 triliun.

“Jadi, pertumbuhan ekonomi yang
baseline-nya 5 persen bakal menjadi 5,1 persen,’’ ujar Bambang dalam diskusi di
acara dialog nasional pemindahan ibu kota, di Jakarta, Rabu (26/6).

Manfaat lain dari pemindahan ibu
kota adalah pemerataan ekonomi. Saat ini sekitar 80 persen penyumbang PDB
Indonesia adalah Jawa dan Sumatera. Pada 2045, pemerintah menargetkan
kontribusi dua pulau tersebut terhadap PDB turun ke angka 75 persen. Sebab, ibu
kota baru akan meningkatkan kontribusi ekonomi wilayah-wilayah lain di luar Jawa
dan Sumatera terhadap PDB.

Baca Juga :  Arab Saudi Izinkan Satu Juta Jemaah untuk Beribadah Haji

Namun, menurut Bambang,
pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) di Jakarta bakal kuat meski
tidak lagi berstatus ibu kota. Dalam kesempatan itu, Bambang juga optimistis
kesenjangan ekonomi akan berkurang jika ibu kota pindah. Tingkat pendapatan tenaga
kerja di luar Jawa dan Sumatera bakal naik.

Akses teknologi dan infrastruktur
akan merata. Akibatnya, ada lebih banyak wilayah yang berubah status menjadi
kota. Pada akhirnya, persebaran SDM berkualitas bakal meluas sehingga
mendatangkan dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan sosial di sekitar
ibu kota yang baru.

Di sisi lain, pemindahan ibu kota
juga akan membuat inflasi meningkat. Diprediksi, kenaikannya mencapai 0,2
persen. “Namun, kenaikan inflasi tidak bakal jauh dari perkiraan. Yakni,
sekitar 3–4 persen,” terang Bambang.

Sebenarnya inflasi 3–4 persen itu
terbilang rendah. Dia berharap nanti kenaikan inflasi tidak sampai angka
tersebut. Apalagi, belakangan pemerintah sukses mengendalikan laju inflasi.

Baca Juga :  RESMI ! AHY Terpilih Aklamasi Gantikan SBY Pimpin Partai Demokrat

Di tempat terpisah, Kepala Staf Presiden
Jenderal (pur) Moeldoko mengapresiasi rencana pemindahan ibu kota. “TNI pasti
mendukung rencana tersebut,” katanya.

Namun, dia berharap lokasi
pangkalan angkatan udara (AU), angkatan laut (AL), dan angkatan darat (AD)
menjadi satu. Dengan begitu, setiap kesatuan tetap mudah berkoordinasi.

“Nanti, kalau hari ultah (HUT
RI), kita bisa display kekuatan laut dan udara dalam satu momentum. Itu akan
luar biasa,” ungkap Moeldoko. Tiga pangkalan dalam satu lokasi yang sama,
lanjut dia, bakal memperkuat image ketahanan TNI di Indonesia.

Bambang sepakat dengan Moeldoko.
Jika ada lokasi yang memungkinkan, dia akan mendukung pembangunan pelabuhan dan
pangkalan udara di lokasi yang sama. “Kami harap lokasi itu berdekatan satu
sama lain sehingga penyatuan tiga angkatan bisa terjadi di dekat ibu kota,’’
tuturnya. (rin/ful/fin/kpc)

JAKARTA – Jakarta tidak akan menjadi ibu kota Indonesia lagi pada
2024. Jika skenario pemerintah lancar, ibu kota bakal pindah ke luar Pulau
Jawa. Tepatnya ke Pulau Kalimantan. Rencananya, penganggaran dan pembangunan
dilakukan mulai 2021.

Pemerintah makin serius mengkaji
dampak pemindahan ibu kota. Terutama kajian ekonomi. Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan bahwa pemindahan ibu kota akan
meningkatkan produk domestik bruto (PDB). Kira-kira PDB bertambah 0,1 persen
dari sekitar Rp 15.000 triliun saat ini. Yakni, berkisar Rp 15 triliun.

“Jadi, pertumbuhan ekonomi yang
baseline-nya 5 persen bakal menjadi 5,1 persen,’’ ujar Bambang dalam diskusi di
acara dialog nasional pemindahan ibu kota, di Jakarta, Rabu (26/6).

Manfaat lain dari pemindahan ibu
kota adalah pemerataan ekonomi. Saat ini sekitar 80 persen penyumbang PDB
Indonesia adalah Jawa dan Sumatera. Pada 2045, pemerintah menargetkan
kontribusi dua pulau tersebut terhadap PDB turun ke angka 75 persen. Sebab, ibu
kota baru akan meningkatkan kontribusi ekonomi wilayah-wilayah lain di luar Jawa
dan Sumatera terhadap PDB.

Baca Juga :  Arab Saudi Izinkan Satu Juta Jemaah untuk Beribadah Haji

Namun, menurut Bambang,
pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) di Jakarta bakal kuat meski
tidak lagi berstatus ibu kota. Dalam kesempatan itu, Bambang juga optimistis
kesenjangan ekonomi akan berkurang jika ibu kota pindah. Tingkat pendapatan tenaga
kerja di luar Jawa dan Sumatera bakal naik.

Akses teknologi dan infrastruktur
akan merata. Akibatnya, ada lebih banyak wilayah yang berubah status menjadi
kota. Pada akhirnya, persebaran SDM berkualitas bakal meluas sehingga
mendatangkan dampak positif bagi perekonomian dan lingkungan sosial di sekitar
ibu kota yang baru.

Di sisi lain, pemindahan ibu kota
juga akan membuat inflasi meningkat. Diprediksi, kenaikannya mencapai 0,2
persen. “Namun, kenaikan inflasi tidak bakal jauh dari perkiraan. Yakni,
sekitar 3–4 persen,” terang Bambang.

Sebenarnya inflasi 3–4 persen itu
terbilang rendah. Dia berharap nanti kenaikan inflasi tidak sampai angka
tersebut. Apalagi, belakangan pemerintah sukses mengendalikan laju inflasi.

Baca Juga :  RESMI ! AHY Terpilih Aklamasi Gantikan SBY Pimpin Partai Demokrat

Di tempat terpisah, Kepala Staf Presiden
Jenderal (pur) Moeldoko mengapresiasi rencana pemindahan ibu kota. “TNI pasti
mendukung rencana tersebut,” katanya.

Namun, dia berharap lokasi
pangkalan angkatan udara (AU), angkatan laut (AL), dan angkatan darat (AD)
menjadi satu. Dengan begitu, setiap kesatuan tetap mudah berkoordinasi.

“Nanti, kalau hari ultah (HUT
RI), kita bisa display kekuatan laut dan udara dalam satu momentum. Itu akan
luar biasa,” ungkap Moeldoko. Tiga pangkalan dalam satu lokasi yang sama,
lanjut dia, bakal memperkuat image ketahanan TNI di Indonesia.

Bambang sepakat dengan Moeldoko.
Jika ada lokasi yang memungkinkan, dia akan mendukung pembangunan pelabuhan dan
pangkalan udara di lokasi yang sama. “Kami harap lokasi itu berdekatan satu
sama lain sehingga penyatuan tiga angkatan bisa terjadi di dekat ibu kota,’’
tuturnya. (rin/ful/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru