26.9 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

5 Ambulans Diamankan Polisi, Anies: Petugas Menjalankan Sesuai SOP

Sebanyak 5 unit
ambulans milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diamankan Polda Metro Jaya saat
kerusuhan pelajar di sekitar gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta. Kendaraan
medis ini diciduk lantaran diduga membawa batu dan bensin untuk menyokong aksi
demonstrasi.

Menanggapj itu,
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada
polisi. Namun, dia menyakini, para tenaga medis sudah bekerja sesuai dengan
tugasnya. Dan tidak ada perbuatan seperti yang dituduhkan kepada mereka.

“Terkait keberadaan 4
ambulan PMI dan 1 milik DKI yang sedang diproses di Polda. Kita tunggu prosesnya.
Tapi kami berkeyakinan petugas ini menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP yang
ada,” ujar Anies di Balaikota Jakarta, Kamis (26/9).

Anies menjelaskan,
petugas medis ini membawa misi mulia di tengah aksi unjuk rasa. Mereka menolong
masyarakat yang terluka akibat bentrokan. Bahkan, aparat keamanan juga turut
dibantu bagi yang mengalami luka. “Bagi seluruh petugas kesehatan siapapun yang
membutuhkan bantuan medis maka mereka akan dibantu. Baik itu aparat keamananan,
warga masyarakat baik itu demonstrans. Semua adalah sama statusnya,” terangnya.

Oleh karena itu, Anies
menilai itu bukan pekerjaan mudah. Para tenaga medis ini harus mampu bertindak
secara benar dalam memberikan pengobatan di tengah situasi yang menegangkan.
Dalam kondisi seperti ini, dia menganggap potensi terjadinya fitnah dari oknum
tertentu terbuka lebar.

Baca Juga :  Dana BOS Dibolehkan Untuk Pembelian Kuota Internet Pembelajaran Daring

“Di saat orang
menjauh, petugas ambulan mendekat. Saat semua orang menhindari petugas ambulan
mendekat. Ini bukan sesuatu yang gampang dan kerja yang sederhana. Potensi
mereka kena fitnah ada. Mereka bekerja di tempat orang yang menjauhi,”
tegasnya.

Atas dasar itu, mantan
menteri pendidikan dan kebudayaan itu tetap memberikan apresiasi terhadap
seluruh petugas medis yang bekerja dintengah aksi unjuk rasa. Di sisi lain, dia
menerangkan. Di dalam setiap ambulan terdapat 3 tenaga medis. Yakni sopir,
dokter dan paramedik.

Diketahui, akibat
kerusuhan semalam, Pemprov DKI mencatat ambulans yang diturunkan banyak
mengalami kerusakan berupa kaca pecah. Bahkan ada sopir yang terluka akibat
terkena lemparan batu.

Sementara itu,
Penyidik Polda Metro Jaya masih melakukan pemeriksaan kepada beberapa pihak
Palang Merah Indonesia (PMI) terkait kejadian ini. Belasan pihak PMI juga telah
berdatangan ke gedung Jatanras, Polda Metro Jaya. Namun, mereka enggan
memberikan keterangan apapun termasuk tudingan ambulan tersebut membawa batu
dan bensin.

“Nggak tahu kita (soal
tudingan bawa batu dan bensin). Kita nggak bisa komentar ya,” kata salah
seorang petugas PMI yang enggan disebut namanya saat menjalani pemeriksaan.

Baca Juga :  Wow! Ternyata Subsidi Paket Data Juga Diberikan Untuk Pejabat

Di Polda Metro Jaya
sendiri terpantau ada 8 unit ambulans yang terparkir di beberapa titik. Tujuh
ambulan berkelir putih, sementara satu ambulan berkelir silver. Namun, belum
ada keterangan resmi apakah kendaraan ini bagian yang diamankan dalam aksi kerusuhan
semalam.

Sebelumnya, 5 mobil
ambulans milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diduga mengangkut batu
dan bensin dalam aksi kerusuhan pelajar STM, Rabu (25/9) kemarin. Oleh sebab
itu, mobil itu saat ini disita penyidik dari Polda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda
Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono membenarkan kejadian itu. Diketahui, mobil
ambulans itu diamankan pada Kamis (26/9) dini hari tadi. Mobil diamankan di
Pintu Tol Pejompongan. Polisi membenarkan adanya kejadian ini. “Ya, benar (ada
kejadian tersebut),” tutur Argo saat dikonfirmasi,

Kini mobil telah
disita dan dibawa ke Mapolda Metro Jaya. Saat diamankan, polisi juga mendapati
sopir yang membawanya. Si sopir hingga kini masih diperiska intensif. Ada
dugaan benda-benda yang ada dalam ambulan itu mau dipakai membuat bom molotov.(jpg)

 

Sebanyak 5 unit
ambulans milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diamankan Polda Metro Jaya saat
kerusuhan pelajar di sekitar gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta. Kendaraan
medis ini diciduk lantaran diduga membawa batu dan bensin untuk menyokong aksi
demonstrasi.

Menanggapj itu,
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada
polisi. Namun, dia menyakini, para tenaga medis sudah bekerja sesuai dengan
tugasnya. Dan tidak ada perbuatan seperti yang dituduhkan kepada mereka.

“Terkait keberadaan 4
ambulan PMI dan 1 milik DKI yang sedang diproses di Polda. Kita tunggu prosesnya.
Tapi kami berkeyakinan petugas ini menjalankan tugasnya sesuai dengan SOP yang
ada,” ujar Anies di Balaikota Jakarta, Kamis (26/9).

Anies menjelaskan,
petugas medis ini membawa misi mulia di tengah aksi unjuk rasa. Mereka menolong
masyarakat yang terluka akibat bentrokan. Bahkan, aparat keamanan juga turut
dibantu bagi yang mengalami luka. “Bagi seluruh petugas kesehatan siapapun yang
membutuhkan bantuan medis maka mereka akan dibantu. Baik itu aparat keamananan,
warga masyarakat baik itu demonstrans. Semua adalah sama statusnya,” terangnya.

Oleh karena itu, Anies
menilai itu bukan pekerjaan mudah. Para tenaga medis ini harus mampu bertindak
secara benar dalam memberikan pengobatan di tengah situasi yang menegangkan.
Dalam kondisi seperti ini, dia menganggap potensi terjadinya fitnah dari oknum
tertentu terbuka lebar.

Baca Juga :  Dana BOS Dibolehkan Untuk Pembelian Kuota Internet Pembelajaran Daring

“Di saat orang
menjauh, petugas ambulan mendekat. Saat semua orang menhindari petugas ambulan
mendekat. Ini bukan sesuatu yang gampang dan kerja yang sederhana. Potensi
mereka kena fitnah ada. Mereka bekerja di tempat orang yang menjauhi,”
tegasnya.

Atas dasar itu, mantan
menteri pendidikan dan kebudayaan itu tetap memberikan apresiasi terhadap
seluruh petugas medis yang bekerja dintengah aksi unjuk rasa. Di sisi lain, dia
menerangkan. Di dalam setiap ambulan terdapat 3 tenaga medis. Yakni sopir,
dokter dan paramedik.

Diketahui, akibat
kerusuhan semalam, Pemprov DKI mencatat ambulans yang diturunkan banyak
mengalami kerusakan berupa kaca pecah. Bahkan ada sopir yang terluka akibat
terkena lemparan batu.

Sementara itu,
Penyidik Polda Metro Jaya masih melakukan pemeriksaan kepada beberapa pihak
Palang Merah Indonesia (PMI) terkait kejadian ini. Belasan pihak PMI juga telah
berdatangan ke gedung Jatanras, Polda Metro Jaya. Namun, mereka enggan
memberikan keterangan apapun termasuk tudingan ambulan tersebut membawa batu
dan bensin.

“Nggak tahu kita (soal
tudingan bawa batu dan bensin). Kita nggak bisa komentar ya,” kata salah
seorang petugas PMI yang enggan disebut namanya saat menjalani pemeriksaan.

Baca Juga :  Wow! Ternyata Subsidi Paket Data Juga Diberikan Untuk Pejabat

Di Polda Metro Jaya
sendiri terpantau ada 8 unit ambulans yang terparkir di beberapa titik. Tujuh
ambulan berkelir putih, sementara satu ambulan berkelir silver. Namun, belum
ada keterangan resmi apakah kendaraan ini bagian yang diamankan dalam aksi kerusuhan
semalam.

Sebelumnya, 5 mobil
ambulans milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diduga mengangkut batu
dan bensin dalam aksi kerusuhan pelajar STM, Rabu (25/9) kemarin. Oleh sebab
itu, mobil itu saat ini disita penyidik dari Polda Metro Jaya.

Kabid Humas Polda
Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono membenarkan kejadian itu. Diketahui, mobil
ambulans itu diamankan pada Kamis (26/9) dini hari tadi. Mobil diamankan di
Pintu Tol Pejompongan. Polisi membenarkan adanya kejadian ini. “Ya, benar (ada
kejadian tersebut),” tutur Argo saat dikonfirmasi,

Kini mobil telah
disita dan dibawa ke Mapolda Metro Jaya. Saat diamankan, polisi juga mendapati
sopir yang membawanya. Si sopir hingga kini masih diperiska intensif. Ada
dugaan benda-benda yang ada dalam ambulan itu mau dipakai membuat bom molotov.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru