28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sistem Baru, Pendaftar SBMPTN Menurun

Lembaga Tes Masuk
Perguruan Tinggi (LTMPT) menutup pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 pada Senin malam (24/6). Nilai peserta akan
di-ranking dan hasilnya siapa yang diterima diumumkan 9 Juli mendatang. Jumlah
pendaftar tahun ini mengalami penurunan. Tercatat, 714.652 peserta sudah
memilih program studi di 85 PTN yang membuka SBMPTN. Sedangkan tahun lalu ada
860.001 orang.

Ketua LTMPT
Ravik Karsidi menjelaskan, pendaftar untuk jurusan saintek berjumlah 360.329
orang.

Kemudian
disusul kelompok soshum 345.896 orang. “Adapun peserta yang memilih campuran
ada 8.427 orang atau 1,18 persen,” katanya kemarin (25/6).

Ravik
membenarkan bahwa jumlah pendaftar menurun. Meski begitu, panitia tidak akan
melakukan perpanjangan waktu pendaftaran. Alasannya, jumlah pendaftar sudah
cukup banyak jika dibandingkan dengan pelamar yang eligible. Maksud pelamar
yang eligible adalah pendaftar yang sebelumnya sudah ikut ujian tulis berbasis
komputer (UTBK). “Pelamar yang eligible ada 780.804 orang,” ucapnya.

Dengan
demikian, menurut Ravik, jumlah pendaftar SBMPTN sudah mencapai 90 persen.
Terkait penurunan jumlah pendaftar, jelas dia, panitia belum melakukan
evaluasi. Meskipun begitu, banyak yang menyebut sistem baru seleksi sebagai
penyebabnya.

Baca Juga :  Istri Bupati Nganjuk Ternyata Artis, Pernah Viral pada 2018

Mulai tahun
ini pendaftar wajib ikut UTBK terlebih dahulu. Setiap orang diberi kesempatan
ikut maksimal dua kali. Kemudian, nilai hasil UTBK tersebut dipakai untuk
mendaftar SBMPTN. Dengan sistem baru itu, pendaftar jadi lebih tahu
kemampuannya. Berbeda dengan sistem sebelumnya. Pendaftar memilih jurusan
terlebih dahulu. Kemudian ikut tes secara serempak. Lalu keluar pengumuman
lulus atau tidak tanpa diketahui nilai yang didapatkan.

Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memastikan, jumlah
pendaftar SBMPTN 2019 menurun lantaran perubahan pola tes. “Dulu calon
mahasiswa melakukan pendaftaran dulu ke perguruan tinggi, baru tes. Sehingga
peserta nantinya diterima atau tidak, mereka tidak tahu,” terangnya saat
ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, kemarin.

Melalui
program baru itu, berbekal nilai yang dimiliki, peserta bisa mengira-ngira
sendiri apakah akan lolos atau tidak. Peserta jadi lebih rasional. Mantan
rektor Universitas Diponegoro Semarang tersebut berharap sistem baru itu mampu
meningkatkan kualitas PTN. Sebab, sejak awal sudah jelas, mahasiswa yang lolos
seleksi memiliki nilai yang bagus. “Kita tunggu hasilnya dalam empat tahun ke
depan saat angkatan tahun ini mulai lulus,” ujarnya.

Baca Juga :  BRI Gelar Bazaar Klaster Mantriku, UMKM Binaan Dapat Sertifikat Halal

Nasir menilai
pelaksanaan SBMPTN tahun ini lebih efisien. Calon mahasiswa tidak perlu
berbondong-bondong mengantre di kampus untuk mendaftar maupun mengikuti ujian.
Semuanya sudah dilakukan secara online.

Meski begitu,
menteri berusia 58 tahun tersebut mengakui, masih ada kekurangan dari sisi
kesiapan server. Para peserta dibuat resah lantaran sistem pendaftaran di
https://pendaftaran-utbk.sbmptn.ac.id sempat down dua hari
pertama. Trafik data melebihi ambang batas kapasitas server. Sekitar tiga juta
orang mengakses laman web pendaftaran dalam waktu yang bersamaan.

Saat
itu panitia LTMPT sempat mengumumkan bahwa sistem pendaftaran UTBK SBM PTN
menjalani pemeliharaan sementara melalui akun Instagram @sekresbmptn dan siaran
pengumuman pada www.ltmpt.ac.id. “Saya sadar betul atas kesalahan itu. Saya meminta
maaf kepada rakyat Indonesia. Kemudian, masalah itu segera kami perbaiki dan
berjalan lancar sampai pendaftaran SBMPTN,” terang Nasir.
(jpc)

Lembaga Tes Masuk
Perguruan Tinggi (LTMPT) menutup pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 pada Senin malam (24/6). Nilai peserta akan
di-ranking dan hasilnya siapa yang diterima diumumkan 9 Juli mendatang. Jumlah
pendaftar tahun ini mengalami penurunan. Tercatat, 714.652 peserta sudah
memilih program studi di 85 PTN yang membuka SBMPTN. Sedangkan tahun lalu ada
860.001 orang.

Ketua LTMPT
Ravik Karsidi menjelaskan, pendaftar untuk jurusan saintek berjumlah 360.329
orang.

Kemudian
disusul kelompok soshum 345.896 orang. “Adapun peserta yang memilih campuran
ada 8.427 orang atau 1,18 persen,” katanya kemarin (25/6).

Ravik
membenarkan bahwa jumlah pendaftar menurun. Meski begitu, panitia tidak akan
melakukan perpanjangan waktu pendaftaran. Alasannya, jumlah pendaftar sudah
cukup banyak jika dibandingkan dengan pelamar yang eligible. Maksud pelamar
yang eligible adalah pendaftar yang sebelumnya sudah ikut ujian tulis berbasis
komputer (UTBK). “Pelamar yang eligible ada 780.804 orang,” ucapnya.

Dengan
demikian, menurut Ravik, jumlah pendaftar SBMPTN sudah mencapai 90 persen.
Terkait penurunan jumlah pendaftar, jelas dia, panitia belum melakukan
evaluasi. Meskipun begitu, banyak yang menyebut sistem baru seleksi sebagai
penyebabnya.

Baca Juga :  Istri Bupati Nganjuk Ternyata Artis, Pernah Viral pada 2018

Mulai tahun
ini pendaftar wajib ikut UTBK terlebih dahulu. Setiap orang diberi kesempatan
ikut maksimal dua kali. Kemudian, nilai hasil UTBK tersebut dipakai untuk
mendaftar SBMPTN. Dengan sistem baru itu, pendaftar jadi lebih tahu
kemampuannya. Berbeda dengan sistem sebelumnya. Pendaftar memilih jurusan
terlebih dahulu. Kemudian ikut tes secara serempak. Lalu keluar pengumuman
lulus atau tidak tanpa diketahui nilai yang didapatkan.

Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memastikan, jumlah
pendaftar SBMPTN 2019 menurun lantaran perubahan pola tes. “Dulu calon
mahasiswa melakukan pendaftaran dulu ke perguruan tinggi, baru tes. Sehingga
peserta nantinya diterima atau tidak, mereka tidak tahu,” terangnya saat
ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, kemarin.

Melalui
program baru itu, berbekal nilai yang dimiliki, peserta bisa mengira-ngira
sendiri apakah akan lolos atau tidak. Peserta jadi lebih rasional. Mantan
rektor Universitas Diponegoro Semarang tersebut berharap sistem baru itu mampu
meningkatkan kualitas PTN. Sebab, sejak awal sudah jelas, mahasiswa yang lolos
seleksi memiliki nilai yang bagus. “Kita tunggu hasilnya dalam empat tahun ke
depan saat angkatan tahun ini mulai lulus,” ujarnya.

Baca Juga :  BRI Gelar Bazaar Klaster Mantriku, UMKM Binaan Dapat Sertifikat Halal

Nasir menilai
pelaksanaan SBMPTN tahun ini lebih efisien. Calon mahasiswa tidak perlu
berbondong-bondong mengantre di kampus untuk mendaftar maupun mengikuti ujian.
Semuanya sudah dilakukan secara online.

Meski begitu,
menteri berusia 58 tahun tersebut mengakui, masih ada kekurangan dari sisi
kesiapan server. Para peserta dibuat resah lantaran sistem pendaftaran di
https://pendaftaran-utbk.sbmptn.ac.id sempat down dua hari
pertama. Trafik data melebihi ambang batas kapasitas server. Sekitar tiga juta
orang mengakses laman web pendaftaran dalam waktu yang bersamaan.

Saat
itu panitia LTMPT sempat mengumumkan bahwa sistem pendaftaran UTBK SBM PTN
menjalani pemeliharaan sementara melalui akun Instagram @sekresbmptn dan siaran
pengumuman pada www.ltmpt.ac.id. “Saya sadar betul atas kesalahan itu. Saya meminta
maaf kepada rakyat Indonesia. Kemudian, masalah itu segera kami perbaiki dan
berjalan lancar sampai pendaftaran SBMPTN,” terang Nasir.
(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru