30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Massa PMII Hujani Gedung KPK dengan Telur Busuk

JAKARTA – Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di
Kuningan, Jakarta Selatan diguyur hujan telur busuk. Hujan yang menimbulkan bau
tak sedap tersebut datang dari massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) yang melakukan aksi, Senin (23/9).

Mereka menuntut agar pimpinan KPK
jilid IV (Agus Rahardjo Cs) segera diberhentikan. Selain itu meminta agar
komisioner KPK periode 2019-2023 segera dilantik. Mereka juga mendukung
pengesahan revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK).

Massa yang berjumlah puluhan itu
mulai mendatangi Kantor KPK sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka mengenakan atribut
biru serta membawa sejumlah bendera berwarna kuning khas PMII.

Baca Juga :  Hari Ini Puncak Arus Balik

“KPK telah membuat citra siapa
yang berdemonstrasi merupakan pembela koruptor,” ujar Sekretaris Jenderal
(Sekjen) Pengurus Besar (PB) PMII Sabolah Al Kalamby di atas mobil orasi.

Tak hanya berorasi, massa juga
sempat membakar ban, melempar telur busuk, serta merusak barikade kawat berduri
yang dipasang aparat kepolisian di sekitar gedung KPK. Selain mendesak mundur,
massa juga meminta bertemu dengan pimpinan KPK aktif untuk melakukan mediasi.
Namun, permintaan tersebut urung terjadi.

Diketahui, hingga pukul 19.00
WIB, massa masih berkumpul di depan Kantor KPK. Mereka belum memutuskan
membubarkan diri.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes
Pol Bastoni Purnama mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya negosiasi secara
persuasif dengan massa aksi untuk segera membubarkan diri. Ia menambahkan,
massa pun bersepakat untuk bubar usai membacakan tuntutan.

Baca Juga :  Anggota BPK Hingga Sejumlah Pejabat Kemensos Disebut Terima Fee Bansos

“Kita mengedepankan secara
persuasif. Karena kita menghindari konflik sekecil mungkin. Karena bagaimana
pun mereka adik-adik kita, mahasiswa kita, kita pakai pendekatan secara
persuasif,” ucap Bastoni.

Bastoni menyampaikan, pihaknya
telah melakukan sejumlah upaya preventif untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang
setiap hari berlangsung di depan Kantor KPK. Upaya tersebut berupa pemasangan
barikade kawat berduri dan penyiagaan aparat gabungan.

“Kita tetap menggunakan pola-pola
yang sama tapi mungkin strateginya akan diubah, disesuaikan dengan situasi
besok. Aparat yang sekarang dikerahkan ada 1.300 personel,” tuturnya. (riz/gw/fin/kpc)

JAKARTA – Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di
Kuningan, Jakarta Selatan diguyur hujan telur busuk. Hujan yang menimbulkan bau
tak sedap tersebut datang dari massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(PMII) yang melakukan aksi, Senin (23/9).

Mereka menuntut agar pimpinan KPK
jilid IV (Agus Rahardjo Cs) segera diberhentikan. Selain itu meminta agar
komisioner KPK periode 2019-2023 segera dilantik. Mereka juga mendukung
pengesahan revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU KPK).

Massa yang berjumlah puluhan itu
mulai mendatangi Kantor KPK sekitar pukul 16.00 WIB. Mereka mengenakan atribut
biru serta membawa sejumlah bendera berwarna kuning khas PMII.

Baca Juga :  Hari Ini Puncak Arus Balik

“KPK telah membuat citra siapa
yang berdemonstrasi merupakan pembela koruptor,” ujar Sekretaris Jenderal
(Sekjen) Pengurus Besar (PB) PMII Sabolah Al Kalamby di atas mobil orasi.

Tak hanya berorasi, massa juga
sempat membakar ban, melempar telur busuk, serta merusak barikade kawat berduri
yang dipasang aparat kepolisian di sekitar gedung KPK. Selain mendesak mundur,
massa juga meminta bertemu dengan pimpinan KPK aktif untuk melakukan mediasi.
Namun, permintaan tersebut urung terjadi.

Diketahui, hingga pukul 19.00
WIB, massa masih berkumpul di depan Kantor KPK. Mereka belum memutuskan
membubarkan diri.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes
Pol Bastoni Purnama mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya negosiasi secara
persuasif dengan massa aksi untuk segera membubarkan diri. Ia menambahkan,
massa pun bersepakat untuk bubar usai membacakan tuntutan.

Baca Juga :  Anggota BPK Hingga Sejumlah Pejabat Kemensos Disebut Terima Fee Bansos

“Kita mengedepankan secara
persuasif. Karena kita menghindari konflik sekecil mungkin. Karena bagaimana
pun mereka adik-adik kita, mahasiswa kita, kita pakai pendekatan secara
persuasif,” ucap Bastoni.

Bastoni menyampaikan, pihaknya
telah melakukan sejumlah upaya preventif untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang
setiap hari berlangsung di depan Kantor KPK. Upaya tersebut berupa pemasangan
barikade kawat berduri dan penyiagaan aparat gabungan.

“Kita tetap menggunakan pola-pola
yang sama tapi mungkin strateginya akan diubah, disesuaikan dengan situasi
besok. Aparat yang sekarang dikerahkan ada 1.300 personel,” tuturnya. (riz/gw/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru