30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Basarnas Minta Kegiatan Kepramukaan Perhatikan Aspek Alam dan Cuaca

Dua korban terakhir susur sungai SMPN 1 Turi
akhirnya ditemukan kemarin (23/2). Jenazah dua remaja itu mengapung di area Dam
Mantras. Dua korban tersebut adalah Yasinta Bunga, 13, ditemukan pukul 06.30;
dan Zahra Imelda, 12, dievakuasi pukul 07.05.

Kepala Basarnas DIJ Wahyu Effendy menjelaskan,
pencarian terakhir korban dilakukan dengan pembagian daerah seperti hari
sebelumnya. Disusur mulai seksi pertama dari titik kejadian. Pencarian dimulai
sekitar pukul 05.00.

”Kedua korban dalam posisi mengambang,”
ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Jogja.

Berkaca dari insiden tersebut, Humas Basarnas
DIJ Pipit Eriyanto meminta kegiatan kepramukaan memperhatikan aspek alam dan
cuaca. Selain itu, sebelum memulai kegiatan, pihak terkait harus memberikan
informasi kepada perangkat desa, polsek, maupun koramil setempat. ”Setidaknya
jangan lupa matur (minta izin, Red) ke jajaran terkait,” tuturnya.

Setelah seluruh korban ditemukan, Bupati
Sleman Sri Purmomo resmi menutup posko SAR gabungan di Dusun Dukuh, Donokerto.
”Kami sedih karena anak-anak kami ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,”
ujar Sri Purnomo. Dengan demikian, jumlah siswa yang selamat 239 orang,
sedangkan siswa yang meninggal dunia 10 orang.

Baca Juga :  Data BNPT! 31 Orang PNS Jadi Tersangka Terorisme

Kabar penemuan jenazah Zahra Imelda membuat
ayahnya, Prasetyo Budi, merasa lega. Meski putrinya meninggal, Budi mencoba
tabah dan ikhlas. Budi mengaku mendapatkan kabar musibah yang menimpa Zahra
pada Jumat sore lalu.

Saat itu Budi masih berada di Jawa Timur. Dia
pun bergegas pulang ke Jogjakarta. ”Tiba di Jogja pada Sabtu dini hari,” ungkap
Budi saat ditemui di rumahnya di wilayah Kenteng, Wonokerto.

Zahra dimakamkan kemarin pukul 13.00 di
samping makam anak pertama Budi. Sebelum jenazah Zahra ditemukan, Budi ikut
melakukan penyisiran di wilayah Sungai Sempor.

Sementara itu, Menteri Sosial Juliari P.
Batubara melayat ke beberapa rumah keluarga korban meninggal dunia. Salah
satunya Nur Azizah, siswi kelas VIII-A, di Kembangarum, Desa Donokerto. Di desa
yang sama, Juliari mendatangi kediaman Lathifa Zulfaa, siswi kelas VIII-B.

Juliari menyerahkan santunan Rp 15 juta kepada
setiap keluarga korban. Untuk korban luka, biaya selama perawatan ditanggung
pemerintah daerah.

Menteri sosial berharap kecelakaan tersebut
bisa diungkap. ”Karena ada nyawa yang hilang, tentu harus ada investigasi.
Kenapa hal ini terjadi, apakah ada unsur kelalaian, dan sebagainya,” kata
Juliari.

Baca Juga :  Heboh Unilever Terbuka Nyatakan Dukungan untuk LGBT

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim turut prihatin atas insiden yang menimpa siswa SMPN 1
Turi. Pihaknya telah meminta tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dasmen) serta Inspektorat Jenderal Kemendikbud
melakukan investigasi di lapangan. Kemarin Sekretaris Jenderal Kemendikbud
Ainun Na’im sudah berada di lokasi.

Nadiem mengatakan, kejadian pada Jumat (21/2)
itu menjadi pelajaran bagi sekolah dalam menggelar kegiatan di luar sekolah.
Harus berhati-hati, waspada, dan memastikan semua kegiatan di bawah pembinaan
serta sepengetahuan sekolah.

”Agar mengutamakan keamanan dan keselamatan
siswa. Itu yang terpenting. Jadi harus dipertimbangkan secara matang,” tegas
mantan CEO Gojek tersebut.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan (LPMP) Kemendikbud Provinsi DIJ Minhajul Ngabidin melaporkan, timnya
sudah membuka posko untuk penanganan, pengumpulan data, dan investigasi di SMPN
1 Turi.(jpc)

 

Dua korban terakhir susur sungai SMPN 1 Turi
akhirnya ditemukan kemarin (23/2). Jenazah dua remaja itu mengapung di area Dam
Mantras. Dua korban tersebut adalah Yasinta Bunga, 13, ditemukan pukul 06.30;
dan Zahra Imelda, 12, dievakuasi pukul 07.05.

Kepala Basarnas DIJ Wahyu Effendy menjelaskan,
pencarian terakhir korban dilakukan dengan pembagian daerah seperti hari
sebelumnya. Disusur mulai seksi pertama dari titik kejadian. Pencarian dimulai
sekitar pukul 05.00.

”Kedua korban dalam posisi mengambang,”
ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Jogja.

Berkaca dari insiden tersebut, Humas Basarnas
DIJ Pipit Eriyanto meminta kegiatan kepramukaan memperhatikan aspek alam dan
cuaca. Selain itu, sebelum memulai kegiatan, pihak terkait harus memberikan
informasi kepada perangkat desa, polsek, maupun koramil setempat. ”Setidaknya
jangan lupa matur (minta izin, Red) ke jajaran terkait,” tuturnya.

Setelah seluruh korban ditemukan, Bupati
Sleman Sri Purmomo resmi menutup posko SAR gabungan di Dusun Dukuh, Donokerto.
”Kami sedih karena anak-anak kami ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,”
ujar Sri Purnomo. Dengan demikian, jumlah siswa yang selamat 239 orang,
sedangkan siswa yang meninggal dunia 10 orang.

Baca Juga :  Data BNPT! 31 Orang PNS Jadi Tersangka Terorisme

Kabar penemuan jenazah Zahra Imelda membuat
ayahnya, Prasetyo Budi, merasa lega. Meski putrinya meninggal, Budi mencoba
tabah dan ikhlas. Budi mengaku mendapatkan kabar musibah yang menimpa Zahra
pada Jumat sore lalu.

Saat itu Budi masih berada di Jawa Timur. Dia
pun bergegas pulang ke Jogjakarta. ”Tiba di Jogja pada Sabtu dini hari,” ungkap
Budi saat ditemui di rumahnya di wilayah Kenteng, Wonokerto.

Zahra dimakamkan kemarin pukul 13.00 di
samping makam anak pertama Budi. Sebelum jenazah Zahra ditemukan, Budi ikut
melakukan penyisiran di wilayah Sungai Sempor.

Sementara itu, Menteri Sosial Juliari P.
Batubara melayat ke beberapa rumah keluarga korban meninggal dunia. Salah
satunya Nur Azizah, siswi kelas VIII-A, di Kembangarum, Desa Donokerto. Di desa
yang sama, Juliari mendatangi kediaman Lathifa Zulfaa, siswi kelas VIII-B.

Juliari menyerahkan santunan Rp 15 juta kepada
setiap keluarga korban. Untuk korban luka, biaya selama perawatan ditanggung
pemerintah daerah.

Menteri sosial berharap kecelakaan tersebut
bisa diungkap. ”Karena ada nyawa yang hilang, tentu harus ada investigasi.
Kenapa hal ini terjadi, apakah ada unsur kelalaian, dan sebagainya,” kata
Juliari.

Baca Juga :  Heboh Unilever Terbuka Nyatakan Dukungan untuk LGBT

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Makarim turut prihatin atas insiden yang menimpa siswa SMPN 1
Turi. Pihaknya telah meminta tim Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dasmen) serta Inspektorat Jenderal Kemendikbud
melakukan investigasi di lapangan. Kemarin Sekretaris Jenderal Kemendikbud
Ainun Na’im sudah berada di lokasi.

Nadiem mengatakan, kejadian pada Jumat (21/2)
itu menjadi pelajaran bagi sekolah dalam menggelar kegiatan di luar sekolah.
Harus berhati-hati, waspada, dan memastikan semua kegiatan di bawah pembinaan
serta sepengetahuan sekolah.

”Agar mengutamakan keamanan dan keselamatan
siswa. Itu yang terpenting. Jadi harus dipertimbangkan secara matang,” tegas
mantan CEO Gojek tersebut.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penjamin Mutu
Pendidikan (LPMP) Kemendikbud Provinsi DIJ Minhajul Ngabidin melaporkan, timnya
sudah membuka posko untuk penanganan, pengumpulan data, dan investigasi di SMPN
1 Turi.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru