31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Muncul Kerajaan Angling Dharma di Jawa Barat, Istri Raja 4 Orang

PROKALTENG.CO – Kemunculan kerajaan baru seolah tak ada habisnya. Setelah Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul lagi sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Angling Dharma.

Kerajaan Angling Dharma ini disebut-sebut berada di Kampung Salangari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tepat berada di bawah kaki Gunung Aseupan, Pulosari, dan Gunung Karang.

Bagi penggemar sinetron drama kolosal tentu tak asing dengan kisah Angling Dharma. Sosok yang satu ini dianugerahi kesaktian berupa Aji Gineng. Dia bisa berbahasa binatang. Sinetron kolosal ini menghiasi layar kaca selama lima tahun, dari 2000 sampai 2005.

Sejumlah wartawan pun mendatangi Kerajaan Angling Dharma di Kampung Salangsari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi. Tepat berada di bawah kaki Gunung Aseupan, Pulosari, dan Gunung Karang.

Tiba di bagian depan Kerajaan Angling Dharma, terdapat gapura khusus yang menyambut seluruh tamu. Gapura itu bertuliskan 'Indonesia Aman Tentram Gemah Ripah Loh Jenawi' serta tulisan berbahasa Arab.

Di dalam kompleks rumah itu, terdapat sebuah bangunan semacam saung yang disebut sebagai 'Singgasana Raja'. Di singgasana itu ada sepasang kursi dan dua payung khas keraton. Singgasana Raja dicat warna kuning, bukan emas layaknya barang-barang di sebuah kerajaan sungguhan.

Selain itu, ada rumah dua lantai juga dicat warna kuning campur hijau tua. Jika diperhatikan, bangunan ini malah mirip Taman Kanak-Kanak karena cat warna warni.

Baca Juga :  Koruptor Besar 4 Tahun Bui, Penyebar Video Gisel Terancam 12 Tahun

Pemimpin Kerajaan Angling Dharma ini disebut Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus. Istri Baginda Sultan bernama Siti Aisyah binti Samun. Namun diduga, ada tiga perempuan lainnya juga berstatus istri Baginda Sultan. Sedangkan patihnya atau ajudannya adalah Ki Jamil.

Klaim Keturunan Kesultanan Banten

Menurut Ki Jamil, Iskandar Jamaludin Firdaus diklaim mendapat 'gelar' sebagai raja pada 2004, usai turun dari gunung setelah memperdalam ilmu yang dia pelajari.

"Jadi baginda ini diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib. Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sananya, dari Sang Pencipta," katanya.

Lewat kisah ini lah, para pengikutnya termasuk Ki Jamil percaya jika Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus merupakan sosok orang pilihan yang dipilih sebagai Raja Kerajaan Angling Dharma.

Para pengikut bahkan mempercayai apa yang diucapkan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus, dalam waktu dekat segera menjadi kenyataan.

"Baginda juga ada keturunan dari Kesultanan Banten, ada dari beberapa silsilahnya," ujarnya.

Sang raja, menurut Ki Jamil, merupakan sosok yang baik hati dan pemurah. Dia juga mengklaim bahwa rajanya telah banyak membantu warga sekitar dengan memberikan makanan dan membantu membangunkan rumah yang layak di beberapa kecamatan di Pandeglang.

Kerajaannya pun disebutnya mulai ramai disorot semenjak pembangunan rumah-rumah tersebut.

Baca Juga :  Cegah Korupsi Vaksin Covid-19, Kemenkes dan BUMN Gandeng KPK

Istri Raja 4 Orang

Pemimpin Kerajaan Angling Dharma ini disebut Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus. Istri Baginda Sultan bernama Siti Aisyah binti Samun. Namun diduga, ada tiga perempuan lainnya juga berstatus istri Baginda Sultan.

Kehidupan Baginda Sultan tertutup. Mereka jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Setiap ada kegiatan di dalam Kerajaan Angling Dharma, masyarakat sekitar tak pernah diundang maupun dilibatkan oleh Baginda Sultan.

Kasi Kesejahteraan Desa Pandat, Pandeglang, Dimas Febrian menceritakan, Kerajaan Angling Dharma banyak menggelar kegiatan seperti perayaan Maulid Nabi, kesenian tradisional hingga zikir.

Selama 10 tahun berdiri, Dimas menyebut, pihak kelurahan belum menemukan kegiatan yang menyimpang dari norma maupun agama Islam. "Lumayan lama (berdiri) sih sudah sampai 10 tahun lah. Tidak ada kegiatan yang menyimpang, setahu kita tidak ada," paparnya.

Dimas menambahkan, kerajaan itu berada di satu kecamatan dengan Sekolah Polisi Nasional (SPN) Polda Banten, yakni di Kecamatan Mandalawangi.

Sunda Empire

Sebelum Kerajaan Angling Dharma, masyarakat juga dihebohkan kemunculan Sunda Empire pada 2020. Saat itu, Sunda Empire mengklaim menguasai wilayah Nusantara yang mencakup 54 negara dunia.

Pada 28 Januari 2020, Ki Ageng Rangga dan beberapa petinggi Sunda Empire ditangkap karena menyebarkan berita bohong.  Akhirnya, para petinggi Sunda Empire mendapat vonis penjara 2 tahun, tapi bebas pada April 2021 berkat program asimilasi berkaitan dengan pandemi Covid-19.

PROKALTENG.CO – Kemunculan kerajaan baru seolah tak ada habisnya. Setelah Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, kini muncul lagi sebuah kerajaan baru bernama Kerajaan Angling Dharma.

Kerajaan Angling Dharma ini disebut-sebut berada di Kampung Salangari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Tepat berada di bawah kaki Gunung Aseupan, Pulosari, dan Gunung Karang.

Bagi penggemar sinetron drama kolosal tentu tak asing dengan kisah Angling Dharma. Sosok yang satu ini dianugerahi kesaktian berupa Aji Gineng. Dia bisa berbahasa binatang. Sinetron kolosal ini menghiasi layar kaca selama lima tahun, dari 2000 sampai 2005.

Sejumlah wartawan pun mendatangi Kerajaan Angling Dharma di Kampung Salangsari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi. Tepat berada di bawah kaki Gunung Aseupan, Pulosari, dan Gunung Karang.

Tiba di bagian depan Kerajaan Angling Dharma, terdapat gapura khusus yang menyambut seluruh tamu. Gapura itu bertuliskan 'Indonesia Aman Tentram Gemah Ripah Loh Jenawi' serta tulisan berbahasa Arab.

Di dalam kompleks rumah itu, terdapat sebuah bangunan semacam saung yang disebut sebagai 'Singgasana Raja'. Di singgasana itu ada sepasang kursi dan dua payung khas keraton. Singgasana Raja dicat warna kuning, bukan emas layaknya barang-barang di sebuah kerajaan sungguhan.

Selain itu, ada rumah dua lantai juga dicat warna kuning campur hijau tua. Jika diperhatikan, bangunan ini malah mirip Taman Kanak-Kanak karena cat warna warni.

Baca Juga :  Koruptor Besar 4 Tahun Bui, Penyebar Video Gisel Terancam 12 Tahun

Pemimpin Kerajaan Angling Dharma ini disebut Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus. Istri Baginda Sultan bernama Siti Aisyah binti Samun. Namun diduga, ada tiga perempuan lainnya juga berstatus istri Baginda Sultan. Sedangkan patihnya atau ajudannya adalah Ki Jamil.

Klaim Keturunan Kesultanan Banten

Menurut Ki Jamil, Iskandar Jamaludin Firdaus diklaim mendapat 'gelar' sebagai raja pada 2004, usai turun dari gunung setelah memperdalam ilmu yang dia pelajari.

"Jadi baginda ini diangkat menjadi raja pada tahun 2004, itu asal-usul urusannya juga dengan gaib. Pengangkatan ini bukan keinginan baginda bukan juga keinginan masyarakat, tapi memang sudah perintah dari sananya, dari Sang Pencipta," katanya.

Lewat kisah ini lah, para pengikutnya termasuk Ki Jamil percaya jika Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus merupakan sosok orang pilihan yang dipilih sebagai Raja Kerajaan Angling Dharma.

Para pengikut bahkan mempercayai apa yang diucapkan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus, dalam waktu dekat segera menjadi kenyataan.

"Baginda juga ada keturunan dari Kesultanan Banten, ada dari beberapa silsilahnya," ujarnya.

Sang raja, menurut Ki Jamil, merupakan sosok yang baik hati dan pemurah. Dia juga mengklaim bahwa rajanya telah banyak membantu warga sekitar dengan memberikan makanan dan membantu membangunkan rumah yang layak di beberapa kecamatan di Pandeglang.

Kerajaannya pun disebutnya mulai ramai disorot semenjak pembangunan rumah-rumah tersebut.

Baca Juga :  Cegah Korupsi Vaksin Covid-19, Kemenkes dan BUMN Gandeng KPK

Istri Raja 4 Orang

Pemimpin Kerajaan Angling Dharma ini disebut Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus. Istri Baginda Sultan bernama Siti Aisyah binti Samun. Namun diduga, ada tiga perempuan lainnya juga berstatus istri Baginda Sultan.

Kehidupan Baginda Sultan tertutup. Mereka jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Setiap ada kegiatan di dalam Kerajaan Angling Dharma, masyarakat sekitar tak pernah diundang maupun dilibatkan oleh Baginda Sultan.

Kasi Kesejahteraan Desa Pandat, Pandeglang, Dimas Febrian menceritakan, Kerajaan Angling Dharma banyak menggelar kegiatan seperti perayaan Maulid Nabi, kesenian tradisional hingga zikir.

Selama 10 tahun berdiri, Dimas menyebut, pihak kelurahan belum menemukan kegiatan yang menyimpang dari norma maupun agama Islam. "Lumayan lama (berdiri) sih sudah sampai 10 tahun lah. Tidak ada kegiatan yang menyimpang, setahu kita tidak ada," paparnya.

Dimas menambahkan, kerajaan itu berada di satu kecamatan dengan Sekolah Polisi Nasional (SPN) Polda Banten, yakni di Kecamatan Mandalawangi.

Sunda Empire

Sebelum Kerajaan Angling Dharma, masyarakat juga dihebohkan kemunculan Sunda Empire pada 2020. Saat itu, Sunda Empire mengklaim menguasai wilayah Nusantara yang mencakup 54 negara dunia.

Pada 28 Januari 2020, Ki Ageng Rangga dan beberapa petinggi Sunda Empire ditangkap karena menyebarkan berita bohong.  Akhirnya, para petinggi Sunda Empire mendapat vonis penjara 2 tahun, tapi bebas pada April 2021 berkat program asimilasi berkaitan dengan pandemi Covid-19.

Terpopuler

Artikel Terbaru