28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Rapid Test Covid-19 akan Dibagikan ke Daerah

JAKARTA – Alat tes cepat (rapid test) COVID-19 yang telah
didatangkan pemerintah pusat akan dibagikan ke daerah. Wilayah yang dipetakan
menjadi pusat penyebaran jadi prioritas. Distribusi alat tes cepat itu
diharapkan membuat daerah terdampak bisa cepat menggelar tes massal. Sehingga
laju penyebaran virus bisa dibendung.

“Rapid test dari pemerintah pusat
akan dibagikan ke daerah untuk melakukan pemeriksaan dengan teknis tertentu.
Diutamakan pembagian alat ke daerah yang menjadi pusat penyebaran,” tegas Mendagri
Tito Karnavian di Jakarta, Sabtu (21/3).

Sebelum alat tes tersebut
diterima, seluruh elemen tetap harus melakukan langkah-langkah antisipasi yang
bertujuan menutup celah penyebaran virus. “Perlu kebijakan-kebijakan dalam
standarisasi yang sama. Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,”
imbuhnya.

Salah satu kegiatan pencegahan
yang sangat penting dilakukan, adalah kegiatan edukasi kepada masyarakat.
“Publik mesti diberi tahu tentang pentingnya proteksi diri dengan memperkuat
kekebalan atau imun tubuh. Menjaga jangan sampai tertular itu adalah poin yang
sangat penting. Setiap orang harus memiliki kesadaran. Kemudian melakukan
langkah-langkah memproteksi diri sendiri,” ucap mantan Kapolri ini.

Contohnya rutin cuci tangan
menggunakan sabun dan berjemur di sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Tidak berjabat tangan, menjaga jarak, makan bergizi dan sehat, hingga
mengonsumsi multivitamin. “Kelihatannya sepele. Akan tetapi, kesadaran akan
kebersihan ikut menentukan efektivitas dalam membendung penyebaran COVID-19 ,”
pungkasnya.

Sementara itu, juru bicara
pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyatakan Kementerian
Kesehatan menyiapkan 12 juta masker bedah. Selain itu. lebih dari 81 ribu
masker jenis N95 yang akan didistribusikan ke rumah sakit seluruh Indonesia.
“Distribusi akan mengacu kepada sistem. Kita akan mendorong provinsi,
kabupaten/kota silakan mengajukan lewat dinas kesehatan provinsi,” ujar
Yurianto di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (21/3).

Baca Juga :  Tjahjo Kumolo Jadi Plt Menkumham Hingga Kabinet Kerja I Berakhir

Semua alat pelindung diri (APD)
tersebut akan bisa dimanfaatkan. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kemenkes itu, menjelaskan pemerintah juga akan menambah tempat tidur bagi
penderita COVID-19 yang membutuhkan karantina rumah sakit dan layanan medis.
“Tidak lama lagi swasta akan memberikan sumbangan berupa hotel yang seluruhnya
akan digunakan sebagai ruang isolasi penanganan COVID-19. Kita juga gunakan
Wisma Atlet untuk menangani itu,” paparnya.

Langkah pemerintah pusat ini akan
diikuti oleh pemerintah daerah. Dia meminta masyarakat mempercayakan penuh
penanganan wabah COVID-19 ini kepada pemerintah. Yuri menegaskan, pemerintah
tidak tinggal diam.

Terpisah, Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) juga sedang menyiapkan gedung pendidikan dan pelatihan
(Diklat) sebagai tempat isolasi COVID-19. “Gedung diklat yang merupakan aset
Kemendagri yaitu BPSDM Kemendagri di Kalibata dan Bogor dapat dijadikan tempat
isolasi pasien Covid-19,” tegas Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Bahtiar di
Jakarta, Sabtu (21/3).

Selanjutnya, ada empay  PPSDM Regional di Bukittinggi, Bandung,
Yogyakarta dan Makassar, serta Balai Satpol PP dan Damkar di Rokan Hilir.
Selain itu, Kemendagri juga memiliki Balai-Balai Diklat Pemdes di Lampung, Yogyakarta
dan Malang.

Dari 34 Provinsi, ada 32 Provinsi
yang sudah memiliki gedung BPSDM beserta kamar. Meski kondisinya berbeda-beda,
kamar tersebut secara keseluruhan layak untuk dijadikan tempat isolasi.”Ada
yang pakai AC dan ada yang tidak pakai AC. Namun semuanya layak pakai,” paparnya.

Apabila digabungkan jumlah kamar
yang berada di lingkungan BPSDM Kemendagri, secara keseluruhan terdapat 5.037
kamar. Bahtiar menjelaskan, pihaknya telah meninjau beberapa daerah untuk
memastikan penanganan penyebaran COVID -19 telah dilakukan dengan baik.

Dia berharap, pemerintah daerah
mampu memahami kebutuhan masyarakat dan mematuhi protokol COVID -19 yang telah
disusun Gugus Tugas Pengendalian. “Pemda harus mendengar aspirasi masyarakat.
Apa yang dibutuhkan sehingga masyarakat menjadi tenang menghadapi berbagai isu
Corona ini,” ucapnya.

Baca Juga :  Kelompok PNS dan Pejabat Ini Tak Dapat Gaji ke-13

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi
Tjahjanto sudah memerintahkan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna memberangkatkan
pesawat angkut berat C130 Hercules ke Shanghai, Cina. Pesawat militer itu  akan mengangkut logistik kesehatan yang
dibeli pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan).

“Sesuai surat permohonan Menhan
RI Prabowo Subianto, TNI AU telah memberangkatkan satu unit pesawat C130
Hercules dari Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh Malang,
Sabtu,” kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, di Jakarta,
Sabtu (21/3).

Alat kesehatan yang akan diangkut
itu berkaitan dengan mewabahnya virus Corona. Pesawat dengan nomor registrasi
A-1333 itu dipiloti Komandan Skadron Udara 32 Letkol Pnb Suryo. Mereka menempuh
rute penerbangan Malang-Natuna-Hainan-Shanghai. Sebanyak 21 kru pesawat dan
pendukung ikut dalam misi ini, beserta dua personel dari Kemhan RI.

“Pesawat Hercules akam dua kali
transit di Lanud Raden Sadjad Natuna dan Bandara Sanya di Hainan. Di sana
pesawat melakukan pengisian bahan bakar sebelum mendarat di Bandara
Pudong,  Shanghai. Sementara logistik
kesehatan yang telah dibeli oleh pemerintah seberat kurang lebih 9 ton,”
paparnya.

Alat-alat kesehatan yang diambil
dari Shanghai itu berupa Disposable Masks, n95 Masks, Protective Clothing,
googles, gloves, shoe covers, infrared thermometer dan surgical caps. “Alat
kesehatan ini nantinya bisa digunakan oleh tim medis Kemhan dan TNI untuk
membantu Gugus Tugas COVID-19 dan para dokter berjuang dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyebaran COVID-19,” jelas Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar
Simanjuntak.

JAKARTA – Alat tes cepat (rapid test) COVID-19 yang telah
didatangkan pemerintah pusat akan dibagikan ke daerah. Wilayah yang dipetakan
menjadi pusat penyebaran jadi prioritas. Distribusi alat tes cepat itu
diharapkan membuat daerah terdampak bisa cepat menggelar tes massal. Sehingga
laju penyebaran virus bisa dibendung.

“Rapid test dari pemerintah pusat
akan dibagikan ke daerah untuk melakukan pemeriksaan dengan teknis tertentu.
Diutamakan pembagian alat ke daerah yang menjadi pusat penyebaran,” tegas Mendagri
Tito Karnavian di Jakarta, Sabtu (21/3).

Sebelum alat tes tersebut
diterima, seluruh elemen tetap harus melakukan langkah-langkah antisipasi yang
bertujuan menutup celah penyebaran virus. “Perlu kebijakan-kebijakan dalam
standarisasi yang sama. Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota,”
imbuhnya.

Salah satu kegiatan pencegahan
yang sangat penting dilakukan, adalah kegiatan edukasi kepada masyarakat.
“Publik mesti diberi tahu tentang pentingnya proteksi diri dengan memperkuat
kekebalan atau imun tubuh. Menjaga jangan sampai tertular itu adalah poin yang
sangat penting. Setiap orang harus memiliki kesadaran. Kemudian melakukan
langkah-langkah memproteksi diri sendiri,” ucap mantan Kapolri ini.

Contohnya rutin cuci tangan
menggunakan sabun dan berjemur di sinar matahari yang mengandung ultraviolet.
Tidak berjabat tangan, menjaga jarak, makan bergizi dan sehat, hingga
mengonsumsi multivitamin. “Kelihatannya sepele. Akan tetapi, kesadaran akan
kebersihan ikut menentukan efektivitas dalam membendung penyebaran COVID-19 ,”
pungkasnya.

Sementara itu, juru bicara
pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto menyatakan Kementerian
Kesehatan menyiapkan 12 juta masker bedah. Selain itu. lebih dari 81 ribu
masker jenis N95 yang akan didistribusikan ke rumah sakit seluruh Indonesia.
“Distribusi akan mengacu kepada sistem. Kita akan mendorong provinsi,
kabupaten/kota silakan mengajukan lewat dinas kesehatan provinsi,” ujar
Yurianto di Graha BNPB Jakarta, Sabtu (21/3).

Baca Juga :  Tjahjo Kumolo Jadi Plt Menkumham Hingga Kabinet Kerja I Berakhir

Semua alat pelindung diri (APD)
tersebut akan bisa dimanfaatkan. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kemenkes itu, menjelaskan pemerintah juga akan menambah tempat tidur bagi
penderita COVID-19 yang membutuhkan karantina rumah sakit dan layanan medis.
“Tidak lama lagi swasta akan memberikan sumbangan berupa hotel yang seluruhnya
akan digunakan sebagai ruang isolasi penanganan COVID-19. Kita juga gunakan
Wisma Atlet untuk menangani itu,” paparnya.

Langkah pemerintah pusat ini akan
diikuti oleh pemerintah daerah. Dia meminta masyarakat mempercayakan penuh
penanganan wabah COVID-19 ini kepada pemerintah. Yuri menegaskan, pemerintah
tidak tinggal diam.

Terpisah, Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) juga sedang menyiapkan gedung pendidikan dan pelatihan
(Diklat) sebagai tempat isolasi COVID-19. “Gedung diklat yang merupakan aset
Kemendagri yaitu BPSDM Kemendagri di Kalibata dan Bogor dapat dijadikan tempat
isolasi pasien Covid-19,” tegas Kepala Pusat Penerangan Kemendagri, Bahtiar di
Jakarta, Sabtu (21/3).

Selanjutnya, ada empay  PPSDM Regional di Bukittinggi, Bandung,
Yogyakarta dan Makassar, serta Balai Satpol PP dan Damkar di Rokan Hilir.
Selain itu, Kemendagri juga memiliki Balai-Balai Diklat Pemdes di Lampung, Yogyakarta
dan Malang.

Dari 34 Provinsi, ada 32 Provinsi
yang sudah memiliki gedung BPSDM beserta kamar. Meski kondisinya berbeda-beda,
kamar tersebut secara keseluruhan layak untuk dijadikan tempat isolasi.”Ada
yang pakai AC dan ada yang tidak pakai AC. Namun semuanya layak pakai,” paparnya.

Apabila digabungkan jumlah kamar
yang berada di lingkungan BPSDM Kemendagri, secara keseluruhan terdapat 5.037
kamar. Bahtiar menjelaskan, pihaknya telah meninjau beberapa daerah untuk
memastikan penanganan penyebaran COVID -19 telah dilakukan dengan baik.

Dia berharap, pemerintah daerah
mampu memahami kebutuhan masyarakat dan mematuhi protokol COVID -19 yang telah
disusun Gugus Tugas Pengendalian. “Pemda harus mendengar aspirasi masyarakat.
Apa yang dibutuhkan sehingga masyarakat menjadi tenang menghadapi berbagai isu
Corona ini,” ucapnya.

Baca Juga :  Kelompok PNS dan Pejabat Ini Tak Dapat Gaji ke-13

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi
Tjahjanto sudah memerintahkan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna memberangkatkan
pesawat angkut berat C130 Hercules ke Shanghai, Cina. Pesawat militer itu  akan mengangkut logistik kesehatan yang
dibeli pemerintah RI melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan).

“Sesuai surat permohonan Menhan
RI Prabowo Subianto, TNI AU telah memberangkatkan satu unit pesawat C130
Hercules dari Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh Malang,
Sabtu,” kata Kadispen TNI AU Marsekal Pertama TNI Fajar Adriyanto, di Jakarta,
Sabtu (21/3).

Alat kesehatan yang akan diangkut
itu berkaitan dengan mewabahnya virus Corona. Pesawat dengan nomor registrasi
A-1333 itu dipiloti Komandan Skadron Udara 32 Letkol Pnb Suryo. Mereka menempuh
rute penerbangan Malang-Natuna-Hainan-Shanghai. Sebanyak 21 kru pesawat dan
pendukung ikut dalam misi ini, beserta dua personel dari Kemhan RI.

“Pesawat Hercules akam dua kali
transit di Lanud Raden Sadjad Natuna dan Bandara Sanya di Hainan. Di sana
pesawat melakukan pengisian bahan bakar sebelum mendarat di Bandara
Pudong,  Shanghai. Sementara logistik
kesehatan yang telah dibeli oleh pemerintah seberat kurang lebih 9 ton,”
paparnya.

Alat-alat kesehatan yang diambil
dari Shanghai itu berupa Disposable Masks, n95 Masks, Protective Clothing,
googles, gloves, shoe covers, infrared thermometer dan surgical caps. “Alat
kesehatan ini nantinya bisa digunakan oleh tim medis Kemhan dan TNI untuk
membantu Gugus Tugas COVID-19 dan para dokter berjuang dalam rangka pencegahan
dan penanggulangan penyebaran COVID-19,” jelas Juru bicara Menhan, Dahnil Anzar
Simanjuntak.

Terpopuler

Artikel Terbaru