26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Waspada ! WHO Khawatir OTG Covid-19 Didominasi Anak dan Remaja

PENYEBARAN virus Korona semakin muncul di kalangan anak
muda berusia 20-an. Mereka umumnya tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG).
Kondisi ini membuat WHO khawatir.

Anak muda yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan.
Kondisi itu membuat mereka tanpa sadar menularkan virus ke orang lain. Direktur
regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai, khawatir dengan kondisi ini.

“Hal ini meningkatkan risiko penyebaran ke orang yang paling rentan,
orang tua, orang sakit dalam perawatan jangka panjang, orang yang tinggal di
daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah pedesaan yang kurang
terlayani,” katanya seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu
(19/8).

Analisis terhadap enam juta kasus dengan informasi rinci yang dilaporkan
ke WHO antara 24 Februari hingga 12 Juli menunjukkan peningkatan proporsi
anak-anak dan remaja yang terinfeksi.
Menurut data yang dibagikan kepada Al Jazeera, proporsi anak-anak berusia nol
hingga empat tahun yang terkena dampak naik dari 0,3 persen menjadi 2,2 persen.

Baca Juga :  Ogah Disalahkan, Sekjen DPD Ngaku Tak Mau Nabrak Undang-Undang

Mereka yang berusia lima hingga 14 tahun nail dari 0,8 persen menjadi
4,6 persen. Sementara mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun naik dari 4,5
menjadi 15 persen dari total kasus yang dianalisis.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa tren ini naik. Itu karena
dipengaruhi ketidakpatuhan anak muda pada protokol kesehatan.

“Lalu ketersediaan pengujian yang diperluas, dan peningkatan penyebaran
Covid-19 di seluruh komunitas,” katanya.

Secara global, pandemi virus Korona telah menginfeksi
lebih dari 21,8 juta orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas
Johns Hopkins. Sementara lebih dari 13,8 juta orang telah pulih. Setidaknya
lebih dari 774 ribu orang telah meninggal.

PENYEBARAN virus Korona semakin muncul di kalangan anak
muda berusia 20-an. Mereka umumnya tanpa gejala atau Orang Tanpa Gejala (OTG).
Kondisi ini membuat WHO khawatir.

Anak muda yang terinfeksi tidak memiliki gejala atau gejala ringan.
Kondisi itu membuat mereka tanpa sadar menularkan virus ke orang lain. Direktur
regional WHO untuk Pasifik Barat, Takeshi Kasai, khawatir dengan kondisi ini.

“Hal ini meningkatkan risiko penyebaran ke orang yang paling rentan,
orang tua, orang sakit dalam perawatan jangka panjang, orang yang tinggal di
daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah pedesaan yang kurang
terlayani,” katanya seperti dilansir dari Al Jazeera, Rabu
(19/8).

Analisis terhadap enam juta kasus dengan informasi rinci yang dilaporkan
ke WHO antara 24 Februari hingga 12 Juli menunjukkan peningkatan proporsi
anak-anak dan remaja yang terinfeksi.
Menurut data yang dibagikan kepada Al Jazeera, proporsi anak-anak berusia nol
hingga empat tahun yang terkena dampak naik dari 0,3 persen menjadi 2,2 persen.

Baca Juga :  Ogah Disalahkan, Sekjen DPD Ngaku Tak Mau Nabrak Undang-Undang

Mereka yang berusia lima hingga 14 tahun nail dari 0,8 persen menjadi
4,6 persen. Sementara mereka yang berusia 15 hingga 24 tahun naik dari 4,5
menjadi 15 persen dari total kasus yang dianalisis.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa tren ini naik. Itu karena
dipengaruhi ketidakpatuhan anak muda pada protokol kesehatan.

“Lalu ketersediaan pengujian yang diperluas, dan peningkatan penyebaran
Covid-19 di seluruh komunitas,” katanya.

Secara global, pandemi virus Korona telah menginfeksi
lebih dari 21,8 juta orang, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas
Johns Hopkins. Sementara lebih dari 13,8 juta orang telah pulih. Setidaknya
lebih dari 774 ribu orang telah meninggal.

Terpopuler

Artikel Terbaru