28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Satu Menit Bayangan Menghilang

Fenomena astronomi
matahari berada persis di atas Kakbah terjadi kemarin siang (15/7). Selama satu
menit semua bayangan menjadi tegak lurus. Sehingga yang terlihat seolah semua
bayangan di sekitar Kakbah dan pelataran Masjidilharam menghilang sesaat.

Jawa Pos membuktikannya. Sesuai jadwal, matahari
berada persis di atas Kakbah pukul 12.26 waktu Arab Saudi (WAS) atau 16.26
WIB. Jawa Pos cukup kesulitan untuk melihat bahwa bayangan
Kakbah hilang saat itu karena banyaknya manusia yang sedang menjalani tawaf.
Cara lainnya ialah menaruh objek benda seperti botol minum tidak jauh dari
Kakbah. Pada jam tersebut botol tadi terlihat tidak memiliki bayangan.

Fenomena alam yang
terjadi setahun dua kali itu juga bisa dijadikan acuan memperbaiki posisi arah
kiblat. Termasuk arah kiblat masjid dan musala di Indonesia. “Saat itu
bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus
ke Kakbah,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais
Binsyar) Kemenag Agus Salim.

Baca Juga :  Rekomendasikan Haris Hasanudin, Khofifah Diperiksa KPK

Peristiwa itu, imbuh
Agus, dikenal dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul
Qiblah
. Pada peristiwa alam tersebut, matahari berada di atas Kakbah
sehingga bayangan benda yang terkena sinar matahari akan menunjuk arah kiblat.
Momentum itu, lanjut Agus, dapat digunakan untuk memverifikasi kembali arah
kiblatnya di mana pun berada. Caranya dengan menyesuaikan arah kiblat ke arah
bayang-bayang benda. “Meski kejadiannya hanya satu menit, penyesuaian arah
kiblat ini bisa berlangsung hingga lima menit,” terang Agus.

Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan pengecekan arah kiblat. Pertama, pastikan
benda yang menjadi patokan benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan
bandul. Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Yang ketiga,
jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Agus
menjelaskan, kondisi itu diperkirakan kembali terjadi hari ini (16/7).
“Biasanya hanya sehari, tapi tahun ini dua hari,” ujarnya.

Baca Juga :  KKP Berikan Pinjaman Modal Untuk Nelayan, Ini Syarat Mendapatkannya

Saat terjadi fenomena
tersebut, cuaca di Masjidilharam tidak seterik biasanya. Suhu terpantau 41
derajat Celsius. Catatan suhu yang lumayan terik terjadi pada Jumat (12/7)
lalu. Setelah salat Jumat, siang hari suhunya mencapai 50 derajat Celsius.

Meskipun CJH Indonesia
sudah mulai masuk Makkah, masih jarang terpantau keberadaan mereka di
Masjidilharam. Mereka memilih istirahat dulu di hotel. Sebab, setelah sampai di
Makkah Minggu (14/7) malam (pukul 20.30 WAS) dari Madinah, jamaah sudah
langsung melakukan umrah wajib.(jpc)

 

Fenomena astronomi
matahari berada persis di atas Kakbah terjadi kemarin siang (15/7). Selama satu
menit semua bayangan menjadi tegak lurus. Sehingga yang terlihat seolah semua
bayangan di sekitar Kakbah dan pelataran Masjidilharam menghilang sesaat.

Jawa Pos membuktikannya. Sesuai jadwal, matahari
berada persis di atas Kakbah pukul 12.26 waktu Arab Saudi (WAS) atau 16.26
WIB. Jawa Pos cukup kesulitan untuk melihat bahwa bayangan
Kakbah hilang saat itu karena banyaknya manusia yang sedang menjalani tawaf.
Cara lainnya ialah menaruh objek benda seperti botol minum tidak jauh dari
Kakbah. Pada jam tersebut botol tadi terlihat tidak memiliki bayangan.

Fenomena alam yang
terjadi setahun dua kali itu juga bisa dijadikan acuan memperbaiki posisi arah
kiblat. Termasuk arah kiblat masjid dan musala di Indonesia. “Saat itu
bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus
ke Kakbah,” kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais
Binsyar) Kemenag Agus Salim.

Baca Juga :  Rekomendasikan Haris Hasanudin, Khofifah Diperiksa KPK

Peristiwa itu, imbuh
Agus, dikenal dengan nama Istiwa A’dham atau Rashdul
Qiblah
. Pada peristiwa alam tersebut, matahari berada di atas Kakbah
sehingga bayangan benda yang terkena sinar matahari akan menunjuk arah kiblat.
Momentum itu, lanjut Agus, dapat digunakan untuk memverifikasi kembali arah
kiblatnya di mana pun berada. Caranya dengan menyesuaikan arah kiblat ke arah
bayang-bayang benda. “Meski kejadiannya hanya satu menit, penyesuaian arah
kiblat ini bisa berlangsung hingga lima menit,” terang Agus.

Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan saat melakukan pengecekan arah kiblat. Pertama, pastikan
benda yang menjadi patokan benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan
bandul. Kedua, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Yang ketiga,
jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Agus
menjelaskan, kondisi itu diperkirakan kembali terjadi hari ini (16/7).
“Biasanya hanya sehari, tapi tahun ini dua hari,” ujarnya.

Baca Juga :  KKP Berikan Pinjaman Modal Untuk Nelayan, Ini Syarat Mendapatkannya

Saat terjadi fenomena
tersebut, cuaca di Masjidilharam tidak seterik biasanya. Suhu terpantau 41
derajat Celsius. Catatan suhu yang lumayan terik terjadi pada Jumat (12/7)
lalu. Setelah salat Jumat, siang hari suhunya mencapai 50 derajat Celsius.

Meskipun CJH Indonesia
sudah mulai masuk Makkah, masih jarang terpantau keberadaan mereka di
Masjidilharam. Mereka memilih istirahat dulu di hotel. Sebab, setelah sampai di
Makkah Minggu (14/7) malam (pukul 20.30 WAS) dari Madinah, jamaah sudah
langsung melakukan umrah wajib.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru