25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pandemi Memuncak di Indonesia, Diprediksi 95.000 Orang Tertular Korona

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 memproyeksikan puncak kasus korona (Covid-19) di Indonesia akan
terjadi pada awal Mei 2020 hingga awal Juni 2020. Pada saat itu, estimasi orang
yang terinfeksi korona mencapai 95 ribu.

“Kami telah kaji dan kombinasikan semua
prediksi dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai
terjadi di antara awal Mei 2020 hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama
masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara
virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo
dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta pada Kamis (16/4) seperti
dikutip dari Antara.

Baca Juga :  Hati-hati! Data 91 Juta Pengguna Tokopedia Bocor

Wiku mengatakan prediksi itu datang dari
berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa
puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai. Periode
Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia
mencapai 106 ribu kasus.

Wiku mengemukakan pemerintah akan terus
berupaya untuk memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus
positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.“Bagaimanapun kita percaya
angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan
berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang
diproyeksikan,” ujar Wiku.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan
penanganan Covid-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam
upaya melawan pandemi. “Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba
membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan
virus,” ujar Retno.

Baca Juga :  Kabar Gembira, Menaker Siapkan BLT Bagi Pekerja, Ini Syaratnya

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil
pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi
dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo
bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas
bagi semua negara. Itu karena korona merupakan tantangan semua negara tanpa
terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman
negara-negara lain. “Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk
menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi
dampak ekonomi dan melindungi warga negara,” urainya. (*)

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 memproyeksikan puncak kasus korona (Covid-19) di Indonesia akan
terjadi pada awal Mei 2020 hingga awal Juni 2020. Pada saat itu, estimasi orang
yang terinfeksi korona mencapai 95 ribu.

“Kami telah kaji dan kombinasikan semua
prediksi dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai
terjadi di antara awal Mei 2020 hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama
masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara
virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo
dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta pada Kamis (16/4) seperti
dikutip dari Antara.

Baca Juga :  Hati-hati! Data 91 Juta Pengguna Tokopedia Bocor

Wiku mengatakan prediksi itu datang dari
berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa
puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai. Periode
Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia
mencapai 106 ribu kasus.

Wiku mengemukakan pemerintah akan terus
berupaya untuk memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus
positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.“Bagaimanapun kita percaya
angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan
berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang
diproyeksikan,” ujar Wiku.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan
penanganan Covid-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam
upaya melawan pandemi. “Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba
membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan
virus,” ujar Retno.

Baca Juga :  Kabar Gembira, Menaker Siapkan BLT Bagi Pekerja, Ini Syaratnya

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil
pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi
dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo
bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas
bagi semua negara. Itu karena korona merupakan tantangan semua negara tanpa
terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman
negara-negara lain. “Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk
menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi
dampak ekonomi dan melindungi warga negara,” urainya. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru